Prognosis Hipoglikemia
Tanpa memandang status diabetes melitus pada diri suatu individu, prognosis hipoglikemia kurang baik sebab berkaitan langsung dengan peningkatan risiko kematian secara umum maupun yang terkait dengan luaran kardiovaskuler.
Komplikasi
Hipoglikemia dapat menimbulkan komplikasi berupa perubahan inflamasi, kardiovaskuler, dan neurologis akut. Hipoglikemia pada individu dengan diabetes mellitus tipe 1 (T1DM) maupun individu sehat dapat menimbulkan peningkatan adhesi platelet monosit, aktivasi platelet, dan sejumlah penanda inflamasi (CD-40, IL-6, dan hsCRP). Namun, belum diketahui apakah perubahan penanda inflamasi tersebut berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
Walaupun komplikasi kardiovaskuler selama episode hipoglikemia jarang ditemukan, iskemia dan aritmia dapat muncul dan mungkin berkaitan dengan peningkatan risiko kematian. Hipoglikemia berhubungan erat dengan perubahan temporer pada elektrokardiogram dan gejala iskemia kardiovaskuler, pemanjangan interval QT, dan neuropati otonom kardiovaskuler.
Komplikasi neurologis akibat hipoglikemia dapat memiliki derajat keparahan bervariasi, mulai dari iritabilitas, gangguan konsentrasi, defisit neurologis fokal, kejang, hingga koma. Namun, komplikasi neurologis ini biasanya sementara karena sumber energi cadangan bagi otak mulai tersedia pada saat episode hipoglikemia terjadi. Data pada pasien hipoglikemia yang dirawat inap menunjukkan bahwa konsekuensi neurologis permanen cukup jarang terjadi. [36]
Prognosis
Pada sebuah penelitian populasi yang melibatkan lebih dari 45.000 partisipan ditemukan bahwa hipoglikemia secara signifikan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian 30 hari (23% vs 7,0%) dan 1 tahun (41,6% vs 15,3%) pasca kejadian hipoglikemia. [37]
Selain itu, pada pasien yang dirawat di RS, hipoglikemia spontan berkaitan dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Sebuah kohort retrospektif pada pasien dengan dan tanpa diabetes yang menerima perawatan di ruang rawat dewasa menunjukkan bahwa angka mortalitas lebih tinggi pada pasien dengan hipoglikemia spontan. [36]
Manajemen glukosa intensif yang menargetkan konsentrasi HbA1C lebih rendah berkaitan dengan penurunan tingkat komplikasi mikrovaskuler pada diabetes, namun berkaitan dengan sejumlah komplikasi termasuk hipoglikemia. Risiko ini juga tampak lebih tinggi pada pasien dengan riwayat diabetes lama, gangguan kognitif, dan ketidaksadaran hipoglikemia. Konsekuensi dari hipoglikemia berat antara lain peningkatan risiko aritmia jantung, kejadian kardiovaskular mayor dan kematian akibat penyakit jantung. [38]