Penatalaksanaan Hipoglikemia
Penatalaksanaan hipoglikemia bertujuan untuk mendeteksi dan mengatasi kadar glukosa darah yang rendah dengan cepat hingga kadar yang aman. Namun, pemberian terapi yang berlebihan juga perlu dihindari sebab hal tersebut akan menyebabkan hiperglikemia balik dan peningkatan berat badan jika dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama.
Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Orang Dewasa
Penatalaksanaan hipoglikemia pada dewasa dapat dibedakan sesuai derajat hipoglikemia.
Hipoglikemia Ringan-Sedang
Pemberian karbohidrat sebanyak 15 gram dalam bentuk tablet atau larutan glukosa maupun sukrosa diperlukan sebagai pertolongan pertama hipoglikemia ringan hingga sedang pada orang dewasa. Terapi awal ini cukup untuk memicu kenaikan glukosa darah hingga 38 mg/dL dalam 20 menit dan perbaikan gejala pada sebagian besar individu dengan hipoglikemia ringan-sedang. Pilihan rejimen terapi awal lainnya seperti susu dan jus jeruk kurang cepat dalam menaikkan kadar glukosa darah dan memperbaiki gejala.
Apabila pasien memiliki riwayat DM, pengukuran kadar glukosa dilakukan dalam 15 menit sejak pemberian terapi glukosa awal. Jika kadar glukosa darah masih di bawah 70 mg/dL, pemberian 15 gram glukosa atau sukrosa dapat diulang. Apabila tablet glukosa tidak tersedia, sediaan karbohidrat 15 gram oral lainnya yang ekivalen adalah 15 mL gula pasir yang dilarutkan dalam air, 5 kubus kecil gula, dan 15 mL madu. [1,35]
Hipoglikemia Berat
Apabila pasien mengalami hipoglikemia berat namun masih sadar penuh dan memiliki riwayat diabetes, pemberian karbohidrat oral 20 gram dilakukan dalam bentuk glukosa tablet dan sediaan lain yang ekivalen. kadar glukosa darah kemudian diperiksa dalam kurun waktu 15 menit setelah pemberian terapi glukosa awal. Pemberian glukosa 15 gram dapat diulang apabila kadar glukosa darah masih < 70 md/dL.
Jika pasien mengalami hipoglikemia berat dan tidak sadarkan diri, pemberian 10-25 gram glukosa atau 20-50 mL dekstrosa 50% dalam air (D50W) dapat diberikan secara intravena selama 1-3 menit apabila pasien memiliki akses intravena. Jika pasien tidak memiliki akses intravena, 1 mg glukagon dapat diberikan secara subkutan atau intramuskular. Pedoman klinis di Amerika Serikat dan Kanada menyarankan agar pasien dengan DM dan keluarga yang merawat memiliki sediaan glukagon serta mampu memberikan obat tersebut sesuai indikasi. Namun, sediaan glukagon saat ini belum tersedia di Indonesia dan bahkan di negara maju harganya masih sangat mahal. [1,35]
Jika Hipoglikemia telah Teratasi
Apabila hipoglikemia telah teratasi, pasien harus mendapatkan makanan atau kudapan yang semestinya dia dapatkan sesuai jadwal makan harian guna mencegah hipoglikemia berulang. Apabila jadwal makan lebih dari 1 jam sejak kejadian hipoglikemia, kudapan (termasuk karbohidrat 15 gram dan protein) perlu diberikan bagi pasien. [1]
Penatalaksanaan Hipoglikemia pada Anak-anak
Apabila sampel untuk pemeriksaan laboratorium kritis guna melacak penyebab dasar hipoglikemia telah diambil, pemberian bolus kecil dekstrosa 0,2 gram/kgBB dapat diberikan melalui infus intravena selama 1 menit (dekstrosa 10% 2 mL/kgBB). Kemudian, infus intravena kontinu dekstrosa 10% dengan dosis 8 mg/kg/menit dapat dimulai. Kadar glukosa darah perlu diperiksa 15 menit setelah dilakukan bolus kecil di awal dan selama pemberian infus dekstrosa rumatan masih berlangsung.
Apabila hipoglikemia berulang, pemberian bolus intravena dekstrosa dapat diberikan pada dosis 0,5 gram/kgBB atau sebanyak 5 mL/kgBB dekstrosa 10% yang dilanjutkan dengan peningkatan jumlah glukosa melalui infus rumatan hingga 25%-50%. [5]
Sebagai alternatif terhadap glukosa intravena, pemberian berulang gula sublingual 0,2 gram/kg merupakan pilihan yang cukup efektif bagi anak-anak dengan hipoglikemia yang berusia 6 bulan hingga 15 tahun[4].