Etiologi Sumbing
Etiologi sumbing atau orofacial cleft, baik pada bibir (cleft lip atau labioschisis), pada palatum (cleft palate atau palatoschisis) atau kombinasi keduanya (cleft lip and palate atau labiopalatoschisis), merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan teratogen.
Sumbing dapat menjadi bagian dari suatu sindrom kongenital, walaupun sebagian besar tidak berkaitan. [2] Bibir sumbing yang tidak berkaitan dengan sindrom dapat disebabkan oleh mutasi genetik (gen IRF6, MAFB, ABCA4, MSX1, VAX1, atau gen lain yang terlibat dalam jalur transduksi sinyal Wnt (Wnt signaling pathway).
Faktor lain yang berhubungan adalah merokok saat kehamilan, defisiensi vitamin atau asam folat, konsumsi alkohol selama kehamilan, paparan zat dan penggunaan obat-obat tertentu selama kehamilan. [3,9]
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko yang setelah diteliti dapat meningkatkan risiko terjadinya bibir sumbing.
Penggunaan Topiramate pada Trimester Pertama Kehamilan
Data dari 2 studi kasus-kontrol menemukan bahwa penggunaan topiramate pada 90 hari pertama setelah konsepsi tanpa adanya penggunaan obat antiepilepsi lainnya dapat meningkatkan risiko bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit. Dosis topiramate yang digunakan berkisar antara 25 – 100 mg/hari.[12]
Penggunaan Asam Valproat pada Trimester Pertama Kehamilan
Studi kasus kontrol menemukan bahwa penggunaan asam valproat pada trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko bibir sumbing dan defek tuba neural.[13]
Merokok saat Kehamilan
Meta analisis dari 29 studi menemukan bahwa kebiasaan merokok pada, baik pada saat perikonsepsi, trimester pertama, atau sepanjang kehamilan, dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbing. Hubungan antara jumlah rokok dengan peningkatan risiko belum dapat ditentukan.[14]
Pola Makan selama Kehamilan
Studi kasus kontrol dengan 203 subyek membandingkan antara pola makan Western, yaitu tinggi karbohidrat dan lemak, namun rendah konsumsi buah dengan pola makan Prudent, yaitu tinggi konsumsi ikan, bawang putih, kacang-kacangan, dan sayuran. Studi menemukan bahwa pola makan western memiliki hubungan dengan peningkatan risiko bibir sumbing atau celah pada langit-langit. [15]
Infeksi Sitomegalovirus
Mikrognatia dan sumbing akibat infeksi sitomegalovirus saat kehamilan dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi pada minggu ke-29. [16]
Riwayat Keluarga
Studi kasus kontrol pada 1184 ibu menemukan bahwa risiko sumbing meningkat dengan ditemukannya riwayat keluarga derajat pertama. Riwayat sumbing paternal ditemukan paling tinggi, dibandingkan maternal, dan saudara kandung.[17] Salah satu gen yang diduga diturunkan secara herediter adalah polimorfisme MTHFR C677T dengan genotip TT.[18]
Penyakit Komorbid selama Kehamilan
Beberapa penyakit komorbid dinilai dapat meningkatkan risiko bibir sumbing, seperti:
Hipertensi pregestasional
- Kejang pada kehamilan
Diabetes mellitus, baik yang sudah terjadi sebelum kehamilan maupun diabetes gestasional[17]
Faktor Eksternal pada Maternal
Melalui studi kasus kontrol pada 979 ibu, ditemukan bahwa beberapa faktor risiko berikut berhubungan dengan peningkatan risiko bibir sumbing:
- Riwayat demam: kondisi hipertermia atau peningkatan suhu diduga mengganggu aktivitas mitosis dan apoptosis sel sehingga penyatuan palatum tidak sempurna
- Riwayat batuk atau pilek tanpa demam
- Riwayat penyakit pada kulit
- Riwayat penggunaan antipiretik atau analgesik, seperti aspirin atau paracetamol
- Riwayat penggunaan antibiotik, antijamur, antivirus, atau antihelmintik
- Riwayat pekerjaan dengan paparan pelarut organik dan pestisida: paparan zat ini selama kehamilan diduga menimbulkan stres oksidatif yang mengganggu aktivitas seluler, termasuk sel neural crest yang berperan dalam proses pembentukan wajah pada fetus[18]