Penatalaksanaan Sumbing
Penatalaksanaan utama untuk sumbing atau orofacial cleft, baik pada bibir (cleft lip atau labioschisis), pada palatum (cleft palate atau palatoschisis) atau kombinasi keduanya (cleft lip and palate atau labiopalatoschisis), adalah pembedahan. Pembedahan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik dan bertujuan untuk memperbaiki anatomi palatum sehingga tidak menimbulkan gangguan perkembangan pada anak.
Persiapan Rujukan
Sumbing merupakan kompetensi 2 sehingga dokter umum perlu merujuk kasus ini. Penatalaksanaan kasus membutuhkan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis bedah, dokter spesialis THT, konselor genetik, dokter gigi, tim rehabilitasi medik, dan psikolog. [11] Sebelum merujuk, pastikan tidak ada masalah pada jalur napas yang dapat menyebabkan kematian mendadak. [8]
Pembedahan
Pembedahan merupakan tata laksana utama pada kasus sumbing. Tujuan dari pembedahan adalah memperbaiki penampilan bibir dan hidung; menyatukan primary palate dan secondary palate; memperbaiki kemampuan bahasa, berbicara, dan pendengaran; membuka jalan napas; dan memperbaiki fungsi mastikasi sehingga perkembangan tidak terganggu. [11] Jika ada risiko obstruksi jalan napas selama pembedahan, maka tonsil dan kelenjar adenoid dapat diambil terlebih dahulu melalui pembedahan beberapa bulan sebelum dilakukannya pembedahan korektif. [36]
Pembedahan pada kasus bibir sumbing biasanya dilakukan pada usia 10–12 minggu. [8,11] Pada pasien yang memiliki celah unilateral komplit yang lebar atau celah bilateral dengan protrusi premaksilar, pembedahan bertahap dapat dilakukan. Pembedahan tahap pertama adalah melakukan adhesi pada bibir pada usia 3 bulan dan dilanjutkan dengan pembedahan definitif untuk memperbaiki celah pada usia 5–6 bulan. [8]
Pembedahan untuk memperbaiki celah pada palatum biasanya dilakukan pada usia 9–12 bulan. Usia ini dianggap sesuai untuk mencegah terlambatnya perkembangan berbicara dan bahasa pada anak. Perbaikan palatum dapat dilakukan secara bertahap sehingga efek perbaikan tidak membatasi pertumbuhan maksilar. Perbaikan pada mukoperiosteal dari hard palate dapat menimbulkan jaringan parut subperiosteal sehingga mengganggu pertumbuhan daerah midfacial. [8]
Perbaikan pertama pada soft palate dilakukan pada usia 3–8 bulan, dilanjutkan perbaikan pada hard palate pada usia 15 bulan sampai 15 tahun. Pembedahan pada soft palate mencakup penutupan sisi anterior dari hard palate dan defek alveolar serta memperbaiki basis alar sehingga penutupan mulut simetris. [8]
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pasca pembedahan. Fistula oronasal dapat terbentuk pada 3,4 – 29% kasus. [8] Komplikasi pembedahan yang lain adalah perdarahan, infeksi, kontraktur, mulut asimetris, deformitas, jejas pada struktur lain (pembuluh darah, nervus, dan otot), risiko anestesia, dan alergi terhadap bahan penjahitan. [37]
Perawatan pasca operasi bibir sumbing mencakup pengawasan terhadap saturasi oksigen dalam 24–48 jam pasca operasi. Pengawasan ini dilakukan karena terdapat risiko edema dan perdarahan pada saluran napas atas. Analgetik juga perlu diberikan sampai pasien dapat menerima asupan makanan dengan baik. Pada hari-hari pertama makanan diberikan dalam bentuk cair melalui spuit atau sendok. Pasien dapat dipulangkan jika makanan lewat oral dapat diterima dengan baik. [8]
Terapi Suportif
Pasien bibir sumbing tetap membutuhkan nutrisi dengan jumlah yang sama. Beberapa alat bantu mungkin dibutuhkan untuk membantu proses pemberian makan, seperti obturator palatum untuk menutup jalur oronasal; Haberman feeder untuk membatasi udara yang masuk; dan cross cut nipples untuk meningkatkan aliran susu yang masuk sehingga usaha menghisap berkurang. [8]
Jika dengan alat bantu tersebut pasien masih mengalami kesulitan, pipa nasogastrik dapat dipasang. Penilaian asupan nutrisi dan peningkatan berat badan perlu dipantau setiap minggu selama bulan awal kehidupan. [35]