Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Azoospermia general_alomedika 2018-09-13T14:31:04+07:00 2018-09-13T14:31:04+07:00
Azoospermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Azoospermia

Oleh :
dr.Della Puspita Sari
Share To Social Media:

Untuk mengerti mengenai patofisiologi sperma, harus terlebih dahulu mempelajari fisiologi sperma.

Fisiologi Sperma

Proses fisiologi sperma dibagi menjadi 4 aspek: hormonal, spermatogenesis, penyimpanan, dan pengeluaran sperma.

Hormonal

Produksi sperma diatur oleh aksis hipotalamus-pituitari-gonad (HPG). Hipotalamus melepaskan gonadotropin-releasing hormon (GnRH) secara pulsatil. Pelepasan GnRH distimulasi oleh melatonin dan dihambat oleh testosteron, inhibin B, corticotropin-releasing hormone, opium, stress dan penyakit sistemik lainnya. GnRH kemudian menstimulasi kelenjar pituitari anterior untuk menghasilkan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Selanjutnya LH menstimulasi sel Leydig di testis untuk menghasilkan testosteron, dan FSH menstimulasi sel Sertoli untuk memulai diferensiasi sel germinal dalam spermatogenesis. FSH juga menyebabkan sel Sertoli untuk memproduksi inhibin B. Testosteron dan inhibin B kemudian memberikan umpan balik negatif kepada hipotalamus.[5]

Spermatogenesis

Sel Sertoli yang distimulasi oleh FSH akan memulai proses spermatogenesis dengan melakukan diferensiasi sel germinal. Sperma yang dihasilkan oleh proses spermatogenesis ini kemudian akan dilepaskan dari sel Sertoli ke tubulus seminiferus, hingga mencapai epididimis.

Penyimpanan

Selama 1-12 hari berada di epididimis, sperma mengalami maturasi sehingga mampu melakukan fertilisasi. Selanjutnya sperma masuk ke vas deferens, lalu ke vesika seminalis dan duktus ejakulatorius. Sperma siap dikeluarkan saat ejakulasi.

Pengeluaran Sperma

Saat ejakulasi, terjadi kontraksi otot polos yang mengelilingi duktus serta otot bulbouretra dan otot pelvis lainnya. Leher kandung kemih akan tertutup untuk mencegah aliran balik ejakulat.[5]

Patofisiologi Azoospermia

Azoospermia terjadi ketika tidak dapat ditemukan sperma pada ejakulat. Jika melihat proses fisiologi sperma di atas, hal ini dapat disebabkan oleh kelainan pada 4 proses tersebut, baik kelainan hormonal, kelainan spermatogenesis, kelainan pada proses penyimpanan sperma, maupun masalah pada jalur pengeluaran sperma. Penyebab kelainan pada 4 proses tersebut akan dibahas pada bagian etiologi penyakit.

Referensi

5. K. Faraj, D.K. Edward, Male infertility, https://emedicine.medscape.com/article/436829-overview#a1, 2016.

Pendahuluan Azoospermia
Etiologi Azoospermia

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
    Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
  • Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
    Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
  • Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas
    Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...
Anonymous
15 Februari 2022
Sering berhubungan seksual menurunkan kualitas sperma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pertanyaan dari pasien mengenai jika tidak berhubungan seks dalam jangka waktu yang lama apakah bisa meningkatkan kualitas sperma...
Anonymous
28 Oktober 2021
Pasien dengan Teratozoospermia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat malam alo dok. Saya ingin bertanya, Pada pasien dengan yg memiliki diagnosis Teratozoopermia pada pemeriksaan analisis sperma, terapi atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.