Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Azoospermia general_alomedika 2018-09-13T15:19:51+07:00 2018-09-13T15:19:51+07:00
Azoospermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Azoospermia

Oleh :
dr.Della Puspita Sari
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pasien azoospermia bergantung pada penyebabnya. Tujuan dari penatalaksaan azoospermia adalah untuk mengembalikan fertilitas dan mencapai kehamilan.

Defisiensi Testikular

Pada 50-60% pasien dengan defisiensi testikular atau azoospemia nonobstruktif, spermatogenesis masih dapat ditemukan pada lokus tertentu di testis. Oleh karena itu, testicular sperm extraction (TESE) dapat dilakukan untuk mengambil sperma dan digunakan untuk ICSI. Selain menggunakan TESE, testicular fine needle aspiration (TEFNA) juga dapat dilakukan namun prosedur ini memiliki angka keberhasilan yang lebih rendah dan tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan histologi untuk mendeteksi keganasan testis. Komplikasi dari TEFNA berupa kerusakan tubulus dan pembuluh darah yang lebih buruk dibandingkan TESE.[4,6]

Azoospermia Obstruktif

Pada pasien dengan azoospermia obstruktif, tindakan microsurgical epididymal sperm aspiration (MESA), TESE ataupun TEFNA dapat mengembalikan sperma pada hampir seluruh pasien. Selain pengambilan sperma, tindakan rekonstruksi dan rekanalisasi juga dapat dilakukan misalnya pada pasien dengan obstruksi setinggi epididimis (vasoepididimostomi), vas deferens proksimal (vasovasostomi), dan duktus ejakulatorius (transurethral resection of ejaculatory duct/TURED). Walaupun akan dilakukan tindakan rekonstruksi, sperma yang ada sebaiknya tetap diambil dan dikriopreservasi untuk mengantisipasi kegagalan rekanalisasi.[10,11]

Hasil ICSI dari sperma pasien dengan azoospermia obstruktif lebih baik dibandingkan nonobstruktif dilihat dari lebih tingginya angka fertilisasi, implantasi, dan kelahiran (28% vs 19%), serta lebih rendahnya angka keguguran (2,5% vs 11,5%). Tidak terdapat perbedaan angka keberhasilan ICSI yang bermakna antara sperma yang diambil dari testis atau epididimis, maupun yang baru atau yang telah dikriopreservasi.[6,10]

Varikokel

Tindakan perbaikan varikokel dapat meningkatkan spermatogenesis pada 39,1% pasien. Varikokelektomi memperbaiki parameter analisa sperma, khususnya volume semen, densitas, motilitas, dan vitalitas sperma. Namun pengaruh varikokelektomi terhadap tingkat kehamilan spontan masih belum jelas dan kondisi azoospermia dapat kembali, akibatnya TESE tetap perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sperma serta meningkatkan tingkat kehamilan dan kelahiran hidup.[1,4,7]

Beberapa metode tata laksana varikokel yaitu:

  • skleroterapi antegrad
  • skleroterapi retrograd
  • embolisasi retrograd
  • operasi skrotum
  • pendekatan inguinal
  • ligase tinggi
  • bedah mikro
  • laparoskopi[6]

Saat ini, terapi varikokel dengan bedah mikro merupakan metode yang paling efektif dengan angka rekurensi yang rendah (0,8-4%) dan morbiditas yang paling sedikit.[6]

Hipogonadisme

Pada kondisi hipogonadotropik hipogonadisme, pemberian terapi gonadotropin yaitu hCG dan FSH rekombinan dapat menstimulasi produksi sperma. Terapi alternatif lainnya dengan GnRH pulsatil diberikan untuk pasien yang tidak merespon dengan terapi gonadotropin. Sperma yang diproduksi nantinya digunakan untuk proses ICSI.[4,11]

Referensi

1. A. Gudeloglu, S.J. Parekattil, Clinics, 2013, 68(S1) 27-34. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3583174/
4. HIFERI, PERFITRI, IAUI, POGI, Konsensus penanganan infertilitas, Jakarta, 2013.
6. G.W.K. Duarsa, D.M. Soebadi, A. Taher, B.B. Purnomo, N. Rasyid, B.S. Noegroho, et al, Panduan penanganan infertilitas pria, Ikatan Ahli Urologi Indonesia, Jakarta, 2015.
7. K. Inci, L. M. Gunay, Clinics, 2013, 68(S1) 89-98. http://www.clinics.org.br/uploads/artigos/cln-68-S1/cln-68-s1-089.pdf
10. M. Wosnitzer, M. Goldstein, M. P. Hardy, Spermatogenesis, 2014, 4 (1) e28218. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4124057/
11. K. Baker, E. Sabanegh, Clinics, 2013, 68(1) 61-73. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3583161/

Diagnosis Azoospermia
Prognosis Azoospermia

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
    Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
  • Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
    Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
  • Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas
    Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...
Anonymous
15 Februari 2022
Sering berhubungan seksual menurunkan kualitas sperma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pertanyaan dari pasien mengenai jika tidak berhubungan seks dalam jangka waktu yang lama apakah bisa meningkatkan kualitas sperma...
Anonymous
28 Oktober 2021
Pasien dengan Teratozoospermia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat malam alo dok. Saya ingin bertanya, Pada pasien dengan yg memiliki diagnosis Teratozoopermia pada pemeriksaan analisis sperma, terapi atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.