Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Infertilitas Pria general_alomedika 2019-11-29T15:46:21+07:00 2019-11-29T15:46:21+07:00
Infertilitas Pria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Infertilitas Pria

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Sekitar 50% kasus infertilitas memiliki keterlibatan infertilitas pria. Infertilitas pria sekitar 30% bersifat idiopatik.

Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama 12 bulan atau lebih [1]. Terdapat sekitar 50% kasus infertilitas yang disertai adanya peran infertilitas pria, yang dibuktikan dengan adanya kelainan dari pemeriksaan semen [2]. Secara umum, infertilitas pria dapat disebabkan oleh patologi langsung pada testis, hipogonadisme, penyakit sistemik, gangguan ereksi dan ejakulasi, serta obstruksi saluran sperma. Meskipun ada banyak kondisi medis yang telah diketahui berhubungan dengan infertilitas pria, pada 30% kasus, penyebab infertilitas tidak ditemukan (infertilitas pria idiopatik)[2].

Infertilitas merupakan kondisi yang membebani secara fisik dan mental, khususnya untuk pasien yang mengalaminya. Oleh sebab itu, seorang dokter harus mampu menyamakan persepsi dengan pasien tentang tujuan evaluasi klinis infertilitas pada pria sejak tatap muka pertama dengan pasien. Tujuan utama evaluasi klinis infertilitas pada pria adalah untuk mengidentifikasi kondisi dasar penyebab infertilitas yang mungkin dapat diobati dan berpotensi mengembalikan kesuburan, mengenali kondisi yang sifatnya ireversibel yang masih mungkin ditangani dengan teknik reproduksi berbantu (TRB) baik bayi tabung maupun inseminasi buatan, mendiagnosis kondisi patologis yang signifikan dalam menyebabkan infertilitas pria, dan penyebab genetik yang berpotensi menimbulkan dampak medis terhadap pasien dan keturunannya.

Untuk menegakkan diagnosis infertilitas pria, penggalian informasi bermula dari anamnesis yang teliti. Komponen anamnesis yang penting dan membantu mencapai tujuan evaluasi klinis infertilitas antara lain riwayat reproduksi, riwayat penyakit umum, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat pembedahan, gaya hidup, serta paparan terhadap senyawa yang mengganggu fungsi sperma. Informasi dari anamnesis kemudian digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisis yang terarah dan merencanakan pemeriksaan laboratorium analisis semen awal. Hasil analisis semen sangat membantu dalam mempersempit diagnosis banding infertilitas serta menentukan langkah terapi lanjutan.

Depositphotos_60146487_m-2015_compressed

Referensi

1. Practice Committee of the American Society for Reproductive Medicine. Definitions of infertility and recurrent pregnancy loss. Fertil Steril [Internet]. 2008 Jun;89(6):1603. Available from: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0015028208005608
2. Jungwirth A, Diemer T, Dohle GR, Giwercman A, Kopa Z, Krausz C, et al. Male Infertility. Eur Urol. 2012;62(2):324–32.

Patofisiologi Infertilitas Pria

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
    Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 09:09
Antibiotik untuk diare berlendir
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mengingat sulit untuk mengetahui penyebab pasti bakteri pada pasien dengan diare berlendir, apa golongan antibiotik yang cukup mumpuni untuk...
Anonymous
Kemarin, 21:22
Kulit seperti melepuh dan gatal.
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus. Saya mempunyai pasien anak usia 3 tahun 1 bulan datang dengan keluhan muncul lepuhan pada kulit yang tersebar di badan,...
Anonymous
Kemarin, 10:52
SIP Habis Masa Berlakunya
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya ts sekalian, saya buka praktek pribadi di rumah,nah kalau sip saya sudah habis dan saya tidak ingin memperpanjang sip saya,apakah saya tetap...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.