Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Azoospermia general_alomedika 2022-04-04T15:01:03+07:00 2022-04-04T15:01:03+07:00
Azoospermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Azoospermia

Oleh :
dr.Della Puspita Sari
Share To Social Media:

Azoospermia didefinisikan sebagai tidak adanya sperma pada ejakulat. Kondisi ini terjadi pada 1% dari seluruh populasi laki-laki dan 10-15% dari pasien laki-laki yang mengalami infertilitas.[1]

Berdasarkan etiologinya, azoospermia dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

  • Pretestikular

    • hipogonadotropik hipogonadisme
    • hiperprolaktinemia
    • resistensi androgen

  • Testikular

    • varikokel
    • testis undesensus
    • torsio testis
    • orchitis mumps

    • obat-obatan gonadotoksin
    • kelainan genetik
    • idiopatik

  • Pasca testikular

    • disfungsi ejakulasi
    • obstruksi saluran reproduksi[1,2]

Diagnosis azoospermia ditegakkan berdasarkan:

  • anamnesis gejala dan faktor risiko
  • pemeriksaan genitalia eksterna dan pemeriksaan fisik menyeluruh
  • analisis semen
  • pemeriksaan kadar hormon LH, FSH dan testosteron
  • pemeriksaan lain seperti pencitraan, biopsi testis serta pemeriksaan genetik[1]

Azoospermia ditegakkan apabila tidak ditemukan sperma pada analisis semen dari 2 sampel ejakulat berbeda yang diperoleh dengan jarak 2 minggu. Sampel ejakulat telah disentrifugasi dengan kecepatan 3000 g selama 15 menit dan dilihat dengan perbesaran 200x di bawah mikroskop.[3]  

Pada pasien dengan azoospermia nonobstruktif, tata laksana ditujukan untuk mengoptimalkan spermatogenesis misalnya pemberian terapi hormonal dan koreksi varikokel. Selanjutnya sperma yang terbentuk diekstraksi dan digunakan untuk intracytoplasmic sperm injection (ICSI). Sedangkan pada pasien dengan azoospermia obstruktif, sperma dapat diperoleh dengan ekstraksi dari testis ataupun epididimis. Selain itu, dapat dilakukan rekonstruksi dan rekanalisasi dari saluran reproduksi.[4]

Sperm Cell

Referensi

1. A. Gudeloglu, S.J. Parekattil, Clinics, 2013, 68(S1) 27-34. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3583174/
2. M. Cocuzza, C. Alvarenga, R. Pagani, Clinics, 2013, 68(S1) 15-26. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3583160/
3. World Health Organization, WHO Laboratory Manual for the Examination of Human Semen and Sperm-Cervical Mucus Interaction, Cambridge University Press, Cambridge, 5th edn, 2010. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44261/1/9789241547789_eng.pdf
4. HIFERI, PERFITRI, IAUI, POGI, Konsensus penanganan infertilitas, Jakarta, 2013.

Patofisiologi Azoospermia

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
    Suplementasi Asam Folat dan Zinc untuk Meningkatkan Jumlah dan Kualitas Sperma
Diskusi Terbaru
dr.Khabibie darma jaya
Hari ini, 00:44
Pada fasilitas kesehatan tingkat satu apakah banyak kasus conjungtivitis
Oleh: dr.Khabibie darma jaya
4 Balasan
Apakah ditempat ts paraktek (faskes 1) banyak conjungtivitis ?
dr. Budi Aswin
Kemarin, 22:47
Insomnia pada lansia dengan komorbid hipertensi dan gangguan fungsi ginjal
Oleh: dr. Budi Aswin
1 Balasan
Alo dokter , izin bertanya bagaimana penanganan insomnia pada lansia dengan komorbid HT dan sudah ada gangguan fungsi ginjal? Terimakasih
Anonymous
Kemarin, 13:12
Hepatitis akut pada anak <16 tahun bagaimana pencegahannya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter belakangan ini banyak ditemukan hepatitis akut terutama pada anak sampai dengan 16 tahun. Kemungkinan penyebabnya bukan hanya foodborne namun juga...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.