Edukasi dan Promosi Kesehatan Azoospermia
Edukasi dan promosi kesehatan untuk masalah infertilitas, termasuk azoospermia, harus dapat dilakukan oleh dokter umum. Edukasi yang diberikan mencakup factor risiko yang dapat dimodifikasi dan pola hidup sehat. Dokter juga harus memberikan pemahaman bahwa infertilitas dapat disebabkan oleh faktor laki-laki, perempuan, atau gabungan keduanya. Oleh karena itu, keduanya harus dilakukan pemeriksaan infertilitas.[4]
Penanganan Infertilitas
Pasien dengan azoospermia umumnya datang dengan keluhan infertilitas. Penanganan infertilitas dibagi menjadi 3 level, yaitu tingkat primer, sekunder, dan tersier.
Layanan primer dilakukan oleh dokter umum pada pasangan dengan lama infertilitas <24 bulan, umur perempuan <30 tahun, tidak terdapat kelainan anatomi pelvis dan organ reproduksi laki-laki, serta riwayat pengobatan <4 bulan. Pemeriksaan berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, serta melakukan interpretasi analisis sperma. Selain itu, dokter umum memberikan konsultasi dan edukasi serta merujuk pasangan infertil dengan komplikasi.
Layanan sekunder dilakukan oleh dokter spesialis obstetri ginekologi dan dokter spesialis uroandrologi. Sedangkan layanan tersier dilakukan oleh subspesialis yang dapat melakukan prosedur teknologi reproduksi berbantu.[4]