Efek Samping dan Interaksi Obat Chlorpromazine
Penggunaan chlorpromazine, umumnya memberikan efek samping berupa rasa mengantuk, dan sedasi. Interaksi chlorpromazine adalah dengan berbagai obat seperti cisapride dan disopyramide. [4]
Efek Samping
Beberapa efek samping chlorpromazine dapat timbul dengan intensitas yang lebih berat pada pasien dengan komorbiditas tertentu. Misalnya, pasien dengan insufisiensi mitral mungkin mengalami efek samping hipotensi lebih berat. [4]
Mengantuk
Efek samping mengantuk dapat timbul dalam intensitas ringan-sedang. Efek ini bisa timbul dalam 1-2 minggu pertama pemberian dan umumnya membaik setelah itu. [1,4,5]
Ikterus
Efek samping ikterus lebih jarang terjadi, dan berbagai ahli menduga ikterus timbul karena reaksi hipersensitivitas. [4]
Gangguan Hematologi
Kebanyakan gangguan hematologi timbul pada minggu ke-4 hingga ke-10 dari terapi chlorpromazine. Gangguan hematologi dapat berupa agranulositosis, leukopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, trombositopenia purpura, dan pansitopenia. [1,4]
Gangguan Kardiovaskular
Gangguan kardiovaskular cukup jarang timbul, dapat ditemukan terutama pada pemberian secara intravena. Gangguan kardiovaskular dapat berupa hipotensi ortostatik dan takikardia.
Chlorpromazine juga dilaporkan dapat menyebabkan perubahan EKG nonspesifik seperti distorsi gelombang QT. [4,5]
Gangguan Neurologi
Chlorpromazine dapat menimbulkan gangguan neurologi berupa gejala ekstrapiramidal. Gejala yang akan muncul adalah akathisia, dystonia, kekakuan otot, sindrom neuroleptik maligna, parkinsonisme, dan tardive dyskinesia. [4,5]
Gangguan Endokrin
Gangguan endokrin yang dapat muncul akibat pemberian chlorpromazine adalah laktasi dan breast engorgement pada wanita yang diberikan dosis besar. Hiperglikemia, hipoglikemia, dan glikosuria juga pernah dilaporkan. [4]
Reaksi Autonom
Reaksi autonom yang pernah dilaporkan adalah mulut kering, kongesti nasal, obstipasi, retensi urin, priapisme, miosis, dan gangguan ejakulasi. [4]
Interaksi Obat
Penggunaan chlorpromazine dengan golongan barbiturat, tranquilizer, sedatif, hipnotik, dan alkohol, bersifat aditif, dan akan mendepresi susunan saraf pusat. [2, 4, 15]
Penggunaan obat chlorpromazine dengan obat antihipertensi (misalnya captopril, amlodipine, dan furosemide) dapat bersifat aditif, sehingga memperparah efek samping hipotensi.
Chlorpromazine yang digunakan bersamaan dengan obat golongan inhibitor simpatetik post ganglionik, seperti guanetidin, akan bersifat antagonistik terhadap efek obat. Sedangkan, konsumsi chlorpromazine dengan golongan beta agonis, seperti propranolol, dapat menginhibisi metabolisme antipsikotik dan mengakibatkan peningkatan konsentrasi chlorpromazine dalam plasma darah.
Chlorpromazine kontraindikasi digunakan bersama dengan kuinidin, cisapride, dysopiramide, ibutilide, indapimide, dan pentamidine karena sama-sama memiliki efek meningkatkan interval QT.
Penggunaan chlorpromazine bersama dengan metrizamide juga kontraindikasi karena meningkatkan risiko kejang. [4,5]