Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gangguan Ejakulasi general_alomedika 2023-03-01T11:12:02+07:00 2023-03-01T11:12:02+07:00
Gangguan Ejakulasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gangguan Ejakulasi

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Gangguan ejakulasi atau disfungsi ejakulasi merupakan patologi seksual paling umum yang dialami pria, dan dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Gangguan ejakulasi disebabkan oleh masalah yang kompleks, termasuk masalah neurologis, psikososial, anatomis, dan farmakologis.

Gangguan ejakulasi yang sering ditemui pada praktik klinis meliputi spektrum kondisi berupa anejakulasi, anorgasmia, ejakulasi tertunda, ejakulasi retrograd, ejakulasi astenik, dan ejakulasi prematur/ejakulasi dini.[1–4]

Depositphotos_159436834_s-2019-min

Diagnosis gangguan ejakulasi pada umumnya dapat ditegakkan berdasarkan pada anamnesis terperinci, terdiri dari riwayat penyakit komorbid seperti diabetes mellitus, neuropati, trauma, dan/atau infeksi urogenital, serta karakterisasi gejala terkait ejakulasi, termasuk karakteristik ejakulasi, emisi ejakulasi nokturnal, dan kemampuan ejakulasi dalam situasi tertentu.

Pemeriksaan fisik alat kelamin dan colok dubur harus dilakukan,  disertai dengan pemeriksaan penunjang seperti urinalisis pasca ejakulasi, pemeriksaan kultur urine, tes neurofisiologis, evaluasi psikoseksual, sistoskopi, transrectal ultrasonography (TRUS), uroflowmetri, hingga stimulasi kerapuhan/getas pada penis.[4,5]

Pengobatan gangguan ejakulasi harus disesuaikan dengan spektrum kondisi dan penyebab gangguan. Pemberian obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), anestesi topikal, terapi perilaku, dan psikoterapi masih menjadi tata laksana utama untuk kondisi ini. Bila gangguan ejakulasi menyebabkan infertilitas maka Assisted Reproduction Techniques (ARTs) atau inseminasi buatan dapat menjadi pilihan.[4,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Natarajan P. Khan SD. Ejaculatory Dysfunction. In: Gunasekaran K, Khan SD, editor. Sex. Med. Princ. Pract., Singapore: Springer Singapore; 2019, hal. 33–45. doi:10.1007/978-981-13-1226-7_4.
2. Ohl DA, Quallich SA, Sønksen J, et al. Ejaculatory Dysfunction. In: Sabanegh ES, editor. Male Infertil. Probl. Solut., Totowa, NJ: Humana Press; 2011, hal. 31–8. doi:10.1007/978-1-60761-193-6_4.
3. Butcher MJ, Brannigan RE. Ejaculatory Disorders. In: Köhler TS, McVary KT, editor. Contemp. Treat. Erectile Dysfunct. A Clin. Guid., Cham: Springer International Publishing; 2016, hal. 335–59. doi:10.1007/978-3-319-31587-4_25.
4. Williams DH, Johnson BA. Clinical Evaluation and Treatment of Disorders of Ejaculation. In: Lipshultz LI, Pastuszak AW, Goldstein AT, Giraldi A, Perelman MA, editor. Manag. Sex. Dysfunct. Men Women An Interdiscip. Approach, New York, NY: Springer New York; 2016, hal. 139–57. doi:10.1007/978-1-4939-3100-2_14.
5. Warli SM. Gangguan Ejakulasi. In: Duarsa GWK, Soebadi DM, Taher A, Purnomo BB, Rasyid N, Noegroho BS, et al., editor. Pandu. Penanganan Infertil. Pria Guidelines Male Infertil., Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia; 2015, hal. 61–5.

Patofisiologi Gangguan Ejakulasi
Diskusi Terkait
Anonymous
26 Februari 2023
Terapi obat SSRI untuk pasien ejakulasi dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya kedatangan pasien usia 26 th, baru saja menikah mengeluh dengan hubungan seksualnya dengan waktu penetrasi yang sangat singkat dan tidak...
Anonymous
21 Juni 2021
Mengatasi pasien yang ingin mengatasi ejakulasi dini dengan obat-obatan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanyaBeberapa kali saya mendapatkan pertanyaan dari user mengenai cara memperbesar Mr.P dan mengatasi ejakulasi dini. Dan user meminta...
dr. Retma Rosela Nurkayanty
08 Juni 2021
Kapan diperlukannya terapi pada pasien dengan ejakulasi dini - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Retma Rosela Nurkayanty
0 Balasan
Alo, dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp.U(K), izin bertanya dokterUntuk pasien masih muda seperti masih dibawah 30 tahun yang mengalami ejakulasi dini. Kapan perlu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.