Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Lopinavir general_alomedika 2022-09-29T09:04:43+07:00 2022-09-29T09:04:43+07:00
Lopinavir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Lopinavir

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Efek samping pemberian lopinavir yang tersering adalah diare, mual, muntah, hipertrigliseridemia, dan hiperkolesterolemia. Lopinavir/ritonavir memiliki interaksi dengan obat-obatan yang berhubungan dengan metabolisme oleh CYP3A.[1-4]

Efek Samping

Terdapat berbagai efek samping penggunaan lopinavir, yaitu gangguan sistem gastrointestinal, kelainan kadar lipid dalam darah, pankreatitis, hepatotoksisitas, dan kelainan gambaran EKG.[3,4]

Sistem Gastrointestinal

Diare merupakan efek samping gastrointestinal yang paling sering muncul pada pasien yang mengonsumsi lopinavir/ritonavir. Selain diare, mual dan muntah juga merupakan efek samping yang sering terlihat. Tidak ada rekomendasi tertentu mengenai penghentian terapi pada pasien yang mengalami efek samping gastrointestinal.[3,4]

Keputusan untuk menghentikan terapi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi klinis tiap pasien. Lopinavir/ritonavir ditoleransi dengan baik oleh pasien anak tetapi efek samping gastrointestinal seperti konstipasi dan muntah dapat tetap timbul.[2-4]

Efek pada Kadar Lipid

Kondisi dislipidemia seperti hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia merupakan salah satu efek samping yang sering ditemukan akibat penggunaan lopinavir. Seperti halnya obat-obatan inhibitor protease lainnya, kombinasi lopinavir/ritonavir dengan obat-obatan NNRTI memiliki hubungan dengan risiko gangguan kardiovaskular.[2,3]

Di samping itu, pemilihan obat untuk menurunkan kadar lipid harus dilakukan secara hati-hati, dengan cara menghindari obat-obatan yang berhubungan dengan metabolisme CYP3A dan menjadi kontraindikasi pemberian lopinavir, seperti simvastatin.[2,3]

Pankreatitis

Pankreatitis terkait penggunaan lopinavir/ritonavir dapat mengakibatkan kematian. Pasien yang mengalami peningkatan kadar trigliserida secara signifikan setelah pemberian lopinavir/ritonavir memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pankreatitis, tetapi tidak semua pasien dengan pankreatitis mengalami peningkatan trigliserida.[2,3]

Gejala klinis seperti mual, muntah, nyeri perut, atau abnormalitas hasil pemeriksaan laboratorium, seperti peningkatan serum lipase atau amilase harus dievaluasi untuk menyingkirkan kemungkinan pankreatitis. Pemberian lopinavir/ritonavir dan obat-obatan antiretroviral lainnya harus dihentikan selama evaluasi.[3,4]

Hepatotoksisitas

Gejala seperti kelelahan, kurang nafsu makan, mual dan muntah, serta tanda-tanda seperti ikterus dapat menimbulkan kecurigaan adanya hepatotoksisitas akibat penggunaan lopinavir. Pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C, atau dengan peningkatan transaminase serum dapat mengalami dekompensasi akibat penggunaan lopinavir/ritonavir.[2,3]

Pemanjangan QT Interval dan PR Interval

Penggunaan lopinavir/ritonavir harus dihindari pada pasien dengan risiko/kondisi pemanjangan QT Interval atau hipokalemia. Pasien yang menggunakan obat yang memperpanjang interval QT juga jangan diberikan obat ini.

Penggunaan lopinavir/ritonavir pada pasien dengan gangguan anatomi jantung, penyakit sistem konduksi jantung, penyakit jantung iskemik, seperti infark miokard dan sindrom koroner akut, dan kardiomiopati, harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari morbiditas dan mortalitas terkait pemanjangan PR interval dan gangguan konduksi jantung.[3,4]

Interaksi Obat

Lopinavir/ritonavir dapat berinteraksi dengan obat-obatan dimetabolisme dengan CYP3A. Penggunaan bersamaan obat-obatan yang menginduksi CYP3A dapat menurunkan konsentrasi plasma lopinavir.

Ritonavir dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obatan yang dimetabolisme oleh CYP3A. Selain itu, penggunaan lopinavir/ritonavir bersamaan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, harus dilakukan secara hati-hati. Dosis lopinavir/ritonavir harus ditingkatkan jika diberikan bersamaan dengan ketiga obat tersebut.[1,3]

Tabel 2. Interaksi Obat Lopinavir

Efek Interaksi Obat-Obatan
Lopinavir meningkatkan efek obat lain

●     Antiretroviral (indinavir, nelfinavir, saquinavir, maraviroc, tenofovir),

●     Antiaritmia (amiodarone, bepridil, lidocaine sistemik, quinidine)

●     Antikanker (vincristine, vinblastine, dasatinib, nilotinib)

●     Antikoagulan (rivaroxaban)

●     Antidepresan (trazodone)

●     Antibiotik (clarithromycin)

●     Antifungal (ketokonazol, itrakonazol, isavuconazonium)

●     Antigout (kolkisin)

●     Antimikobakterial (bedaquiline, rifabutin)

●     Antipsikotik (quetiapine, midazolam)

●     Kortikosteroid (budesonide, dexamethasone, prednison, flutikason)

●     Antagonis kalsium (felodipin, nifedipine, nikardipin)

●     Antagonis reseptor endotelin (bosentan)

●     Antiviral hepatitis C (simeprevir, ombitsavir, parataprevir)

●     HMG-CoA reductase inhibitor (atorvastatin, rosuvastatin)

●     Imunosupresan (siklosporin, tacrolimus, sirolimus)

●     Agonis beta-adrenoseptor (salmeterol)

●     Analgesik (fentanil)

●     Inhibitor PDE5 (avanafil, sildenafil, tadalafil, vardenafil)

Lopinavir menurunkan efek obat lain

■     Antiretroviral (abacavir, zidovudin)

■     Antikonvulsan (phenytoin, lamotrigine, asam valproat)

■     Antidepresan (bupropion)

■     Antifungal (vorikonazol)

■     Antiparasit: atovaquone

■     Antiviral hepatitis C (boceprevir)

■     Analgesik (metadon)

■     Kontrasepsi (etinil estradiol)

Obat lain meningkatkan efek lopinavir Ritonavir, Delavirdine
Obat lain menurunkan efek lopinavir

●     Antiretroviral: fosamprenavir/ritonavir, nelfinavir, tipranavir, efavirenz, nevirapine

●     Antikonvulsan: carbamazepine, fenobarbital, phenytoin

●     Kortikosteroid: budesonide, dexamethasone, prednison

●     Antiviral hepatitis C: boceprevir

Sumber: Hudiyati, 2022.[3,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Barragan P, Podzamczer D. Lopinavir/ritonavir: a protease inhibitor for HIV-1 treatment. Expert Opin Pharmacother. 2008 Sep;9(13):2363-75. https://doi.org/10.1517/14656566.9.13.2363
2. Croxtall JD, Perry CM. Lopinavir/Ritonavir: a review of its use in the management of HIV-1 infection. Drugs. 2010 Oct 1;70(14):1885-915. https://doi.org/10.2165/11204950-000000000-00000
3. Drugs.com. Lopinavir. 2021. https://www.drugs.com/international/lopinavir.html
4. Drugs.com. Lopinavir / ritonavir Pregnancy and Breastfeeding Warnings. 2021. https://www.drugs.com/pregnancy/lopinavir-ritonavir.html

Indikasi dan Dosis Lopinavir
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
14 Desember 2022
Live Webinar Alomedika - Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin. Kamis, 15 Desember 2022. Pukul: 10:00 - 12:00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin."Narasumber :Dr. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI - Kenapa...
dr.Kevin Adrian
08 November 2022
Risiko dan profilaksis endokarditis infektif pada pasien HIV - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr.Kevin Adrian
2 Balasan
Alo dr. Badai Sp.JP, selamat siang Dok, mohon izin bertanya:1. Pasien HIV termasuk kelompok rentan untuk terkena endokarditis infeksi, apakah ada edukasi...
Anonymous
28 Juli 2022
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan riwayat seks bebas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien laki-laki umur 35 tahun. Riwayat seks bebas. Saat ini tidak ada keluhan. Pasien ingin melakukan tes HIV. Tes apakah yang tepat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.