Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Lopinavir general_alomedika 2022-09-29T09:01:12+07:00 2022-09-29T09:01:12+07:00
Lopinavir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Lopinavir

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Indikasi lopinavir adalah infeksi HIV tipe 1, baik pada pasien dewasa maupun anak berusia >14 hari. Dosis dewasa yang dianjurkan adalah 800 mg lopinavir/200 mg ritonavir per hari, yang diberikan 1‒2 kali sehari. Sementara, dosis anak tergantung usia dan berat badannya.[3,4]

Indikasi Lopinavir

Lopinavir diindikasikan untuk infeksi HIV tipe 1 pada pasien dewasa dan anak berusia >14 hari. Lopinavir/ritonavir merupakan obat antiretroviral (ART) lini kedua yang diberikan untuk pasien yang gagal terapi dengan regimen lini pertama berbasis nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI).

Lopinavir/ritonavir harus dikombinasikan dengan ART lain. Regimen yang dianjurkan adalah kombinasi lopinavir/ritonavir dengan dua NRTI lain, seperti efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir.[3,14,17]

Dosis Lopinavir Pasien Dewasa

Dosis dewasa yang dianjurkan adalah 800 mg lopinavir dan 200 mg ritonavir per hari, diberikan 1 kali sehari atau dibagi menjadi 2 dosis.

Jika dikombinasikan dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, maka dosis yang dianjurkan adalah 1.000 mg lopinavir/250 mg ritonavir per hari, yang dibagi menjadi 2 dosis.[3]

Dosis Lopinavir Pasien Anak

Lopinavir tablet dan larutan oral harus dibagi menjadi dua dosis pemberian pada pasien anak usia <18 tahun. Pada pasien anak, kemampuan pasien untuk menelan tablet utuh harus dinilai. Jika pasien tidak dapat menelan tablet utuh, maka sediaan larutan oral adalah pilihan yang dapat diberikan.[3]

Dosis lopinavir jika tidak dikombinasikan dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir untuk pasien anak usia >14 hari) adalah:

  • Usia 14 hari ‒ 6 bulan: dosis 16 mg lopinavir/4 mg ritonavir per kgBB
  • Usia >6 bulan ‒ <18 tahun, dengan berat badan <15 kg: dosis 12 mg lopinavir/3 mg ritonavir per kgBB
  • Usia >6 bulan ‒ <18 tahun, dengan berat badan 15‒40 kg: dosis 10 mg lopinavir/2,5 ritonavir per kgBB[3]

Kombinasi lopinavir dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir dapat diberikan pada anak usia >6 bulan. Jika lopinavir dikombinasikan dengan obat-obatan tersebut, maka peningkatan dosis harian yang diperlukan adalah:

  • Berat badan <15 kg: dosis 13 mg lopinavir/3,25 mg ritonavir per kgBB
  • Berat badan >15 kg: dosis 11 mg lopinavir/2,75 mg ritonavir per kgBB[3]

Penyesuaian Dosis pada Penurunan Fungsi Ginjal dan Hepar

Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan bersihan ginjal, karena ekskresi lopinavir melalui urin <3%. Penggunaan lopinavir bersamaan dengan kolkisin pada pasien dengan gangguan ginjal tidak diperbolehkan.

Walaupun terdapat beberapa kasus sporadis yang menghubungkan penggunaan lopinavir dengan gangguan ginjal akut, dan ada beberapa studi kohort yang menunjukkan hubungan lopinavir dengan penyakit ginjal kronis, tetapi keuntungan penggunaan lopinavir dianggap melebihi kerugiannya.[3,4,18]

Lopinavir mengalami metabolisme secara cepat dan ekstensif oleh sistem CYP3A4 di hepar, sehingga penggunaannya pada pasien dengan gangguan hepar harus dilakukan dengan hati-hati. Terdapat risiko dekompensasi pada pasien dengan hepatitis B dan hepatitis C, atau peningkatan enzim transaminase hepar yang signifikan. Pemeriksaan enzim hepar sebelum dan selama pemberian obat harus dilakukan.[3,4]

Penyesuaian Dosis pada Pasien Usia >65 Tahun

Uji klinis lopinavir tidak melibatkan cukup banyak pasien berusia >65 tahun, sehingga respons terapi pada populasi tersebut tidak diketahui dengan pasti. Pada dasarnya, penyesuaian dosis dan pengawasan terkait fungsi hepar, jantung, serta ginjal harus dilakukan secara kasus per kasus.[3,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Drugs.com. Lopinavir. 2021. https://www.drugs.com/international/lopinavir.html
4. Drugs.com. Lopinavir / ritonavir Pregnancy and Breastfeeding Warnings. 2021. https://www.drugs.com/pregnancy/lopinavir-ritonavir.html
14. Kanters S, Socias ME, et al. Comparative efficacy and safety of second-line antiretroviral therapy for treatment of HIV/AIDS: a systematic review and network meta-analysis. Lancet HIV. 2017 Oct;4(10):e433-e441.
17. Hakim JG, Thompson J, et al. Lopinavir plus nucleoside reverse-transcriptase inhibitors, lopinavir plus raltegravir, or lopinavir monotherapy for second-line treatment of HIV (EARNEST): 144-week follow-up results from a randomised controlled trial. Lancet Infect Dis. 2018 Jan;18(1):47-57.

Formulasi Lopinavir
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
14 Desember 2022
Live Webinar Alomedika - Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin. Kamis, 15 Desember 2022. Pukul: 10:00 - 12:00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pentingnya Pemeriksaan HIV Viral Load Rutin."Narasumber :Dr. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI - Kenapa...
dr.Kevin Adrian
08 November 2022
Risiko dan profilaksis endokarditis infektif pada pasien HIV - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr.Kevin Adrian
2 Balasan
Alo dr. Badai Sp.JP, selamat siang Dok, mohon izin bertanya:1. Pasien HIV termasuk kelompok rentan untuk terkena endokarditis infeksi, apakah ada edukasi...
Anonymous
28 Juli 2022
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan riwayat seks bebas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien laki-laki umur 35 tahun. Riwayat seks bebas. Saat ini tidak ada keluhan. Pasien ingin melakukan tes HIV. Tes apakah yang tepat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.