Pemeriksaan HIV generasi keempat yang menggabungkan pemeriksaan antibodi dan antigen memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi, tetapi tidak cocok digunakan untuk skrining akibat tingginya angka positif palsu. Salah satu permasalahan yang timbul pada praktik sehari-hari adalah sulitnya mendiagnosis pada pasien HIVdengan faktor risiko akut.
Pasien yang baru saja mengalami faktor risiko akut seringnya masih terdeteksi negatif oleh pemeriksaan HIV konvensional pada masa waktu jendela. Pemeriksaan dengan Western Blot atau pemeriksaan imunologis, bahkan polymerase chain reaction (PCR) yang merupakan baku emas diagnosis membutuhkan banyak usaha dan dana untuk dilakukan sehingga tidak dapat digunakan sebagai pemeriksaan rutin. Untuk itu, diperlukan modalitas pemeriksaan lain dengan waktu jendela yang lebih cepat.
Kebutuhan akan pemeriksaan HIV saat ini semakin berkembang. Ditambah lagi dengan adanya anjuran di Amerika Serikat oleh CDC yang menyarankan untuk melakukan pemeriksaan HIV tidak hanya pada mereka yang memiliki risiko atau yang masuk dalam program saja, tetapi juga semua pasien berumur 13-63 tahun yang datang ke fasilitas kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan ini, diperlukan metode pemeriksaan yang tidak hanya memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai alat deteksi dini, tetapi juga memiliki spesifisitas yang tinggi.
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
Referensi
1. Kim S, Lee JH, Choi JY, Kim JM, Kim HS. False-Positive Rate of a “Fourth-Generation” HIV Antigen/Antibody Combination Assay in an Area of Low HIV Prevalence. Clinical and Vaccine Immunology. 2010;17(10):1642–4. DOI: 10.1128/CVI.00258-10.
2. Zetola NM, Pilcher CD. Diagnosis and management of acute HIV infection. Infect Dis Clin North Am. 2007;21(1):19-48. DOI: 10.1016/j.idc.2007.01.008.
3. Kucirka LM, Sarathy H, Govindan P, Wolf JH, Ellison TA, Hart LJ, et al. Risk of Window Period HIV Infection in High Infectious Risk Donors: Systematic Review and Meta-Analysis. American Journal of Transplantation 2011;11:1176–87. DOI: 10.1111/j.1600-6143.2010.03329.x.
4. Chappel RJ, Wilson KM, Dax EM. Immunoassays for the diagnosis of HIV: meeting future needs by enhancing the quality of testing. Future Microbiol. 2009;4(8):936-82. DOI: 10.2217/fmb.09.77.
5. Chavez P, Wesolowski L, Patel P, Delaney K, Owen SM. Evaluation of the performance of the Abbott ARCHITECT HIV Ag/Ab Combo Assay. Journal of Clinical Virology. 2011;52S:S51–5. DOI: 10.1016/j.jcv.2011.09.010.
6. Pandori MW, Hackett J, Louie B, Vallari A, Dowling T, Liska S, et al. Assessment of the Ability of a Fourth-Generation Immunoassay for Human Immunodeficiency Virus (HIV) Antibody and p24 Antigen To Detect both Acute and Recent HIV Infections in a High-Risk Setting. J. Clin. Microbiol. 2009;47(8):2639-42. DOI: 10.1128/JCM.00119-09.
7. Duong YT, Mavengere Y, Patel H, Moore C, Manjengwa J, Sibandze D, et al. Poor Performance of the Determine HIV-1/2 Ag/Ab Combo Fourth-Generation Rapid Test for Detection of Acute Infections in a National Household Survey in Swaziland. J. Clin. Microbiol. 2014;52(10):3743-8. DOI: 10.1128/JCM.01989-14.