Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Farmakologi Lopinavir general_alomedika 2019-12-02T08:54:34+07:00 2019-12-02T08:54:34+07:00
Lopinavir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Lopinavir

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Farmakologi lopinavir sebagai suatu obat antiretroviral terkait dengan efek kerjanya yang menginhibisi enzim protease spesifik HIV-1, sehingga mengakibatkan produksi virion retrovirus yang bersifat imatur dan noninfeksius.

Farmakodinamik

Lopinavir memiliki ikatan hidroksietilen dalam molekulnya, yang menjadikan obat ini suatu substrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh protease HIV-1. Protease sendiri merupakan enzim yang digunakan pada proses pembentukan protein inti pada virus, yang merupakan proses penting dalam produksi partikel virus yang infeksius. [6,7]

Dengan mencegah proses pembelahan protein gag dan gag-pol oleh enzim protease, lopinavir mencegah maturasi virion, sehingga mengakibatkan virion yang diproduksi bersifat imatur dan noninfeksius. Dengan kata lain, efek antiviral lopinavir adalah mencegah infeksi sel-sel baru, tanpa menyembuhkan sel-sel yang sudah terinfeksi DNA provirus. [6,7]

EC50 (rerata konsentrasi yang dibutuhkan untuk mencapai 50% efektivitas) dari lopinavir berkisar antara 4-11 nmol/L pada kondisi tanpa serum. Lopinavir 0,5 nmol/L menginhibisi 93% aktivitas protease wild-type pada penelitian in vitro. [2]

Farmakokinetik

Farmakokinetik lopinavir meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Penggunaan lopinavir bersama dengan ritonavir dosis kecil dapat menekan efek CYP3A, sehingga mengurangi pemecahan lopinavir, meningkatkan bioavailabilitasnya, serta meningkatkan aktivitas lopinavir terhadap protease HIV-1. [1,6]

Absorpsi

Lopinavir merupakan obat dengan kelarutan yang rendah, sehingga mempengaruhi bioavailabilitasnya, terutama pada konsumsi secara oral. Lopinavir sediaan tablet juga diserap lebih cepat daripada sediaan kapsul. Untuk meningkatkan bioavailabilitas lopinavir/ritonavir dalam bentuk larutan oral dan kapsul, obat harus dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan dengan kadar lemak sedang hingga tinggi. Absorpsi lopinavir tablet tidak dipengaruhi oleh makanan. [2,3,6]

Distribusi

Ikatan lopinavir pada protein plasma diketahui cukup tinggi, yaitu berkisar antara 98-99%. Lopinavir berikatan dengan alpha-1-acid glycoprotein (AAG) dan albumin, namun ikatannya lebih kuat pada AAG. [2,3,10]

Penetrasi lopinavir pada saluran genitalia laki-laki dan perempuan rendah. Selain itu, lopinavir juga diketahui memiliki ekskresi ke ASI yang rendah, dan tidak terdeteksi dalam plasma bayi dari ibu yang mengonsumsi lopinavir. Penetrasi lopinavir ke dalam sawar darah otak melebihi IC50 (konsentrasi yang dibutuhkan untuk mencapai 50% inhibisi) untuk HIV. [1-3]

Metabolisme

Lopinavir mengalami metabolisme secara cepat dan ekstensif oleh sistem CYP3A4 di hepar, oleh karena itu pemberiannya harus dikombinasikan dengan ritonavir. Ritonavir memiliki efek inhibisi terhadap aktivitas CYP3A4, sehingga mengakibatkan konsentrasi plasma lopinavir meningkat. [3,11,12]

Eliminasi

Eliminasi lopinavir terutama terjadi melalui feses. Bersihan oral lopinavir berkisar antara 5,98 + 5,75 L/jam. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10,4 + 2,3% 14C-lopinavir dapat ditemukan dalam urine setelah pemberian 14C-lopinavir/ritonavir 400/100 mg. Sekitar 82,6 + 2,5% 14C-lopinavir ditemukan dalam feses setelah pemberian dosis yang sama. Setelah pemberian dosis multipel, kurang dari 3% lopinavir utuh diekskresikan melalui urine. [2,3]

Resistensi

Lopinavir dapat mengalami resistensi silang dengan inhibitor protease lainnya. Data yang tersedia mengenai resistensi silang pada lopinavir terbatas. Namun, secara umum, insidensi resistensi masih rendah. Dari seluruh pasien yang mengalami kegagalan terapi, resistensi terhadap lopinavir hanya ditemukan pada 18% pasien. Mutasi tersering yang mengakibatkan resistensi inhibitor protease adalah pada posisi 54 dan 82. Mutasi terkait lopinavir pada posisi V321, M461I/L, I47V, I50V, dan I54M memiliki hubungan dengan resistensi terhadap atazanavir. [7,13]

Referensi

1. Barragan P, Podzamczer D. Lopinavir/ritonavir: a protease inhibitor for HIV-1 treatment. Expert Opin Pharmacother. 2008 Sep;9(13):2363-75. https://doi.org/10.1517/14656566.9.13.2363
2. Croxtall JD, Perry CM. Lopinavir/Ritonavir: a review of its use in the management of HIV-1 infection. Drugs. 2010 Oct 1;70(14):1885-915. https://doi.org/10.2165/11204950-000000000-00000
3. U.S. Food & Drug Administration. Drug Approval Package: Kaletra. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/021251s052_021906s046lbl.pdf
6. Cvetkovic RS, Goa KL. Lopinavir/ritonavir: a review of its use in the management of HIV infection. Drugs. 2003;63(8):769-802. https://doi.org/10.2165/00003495-200363080-00004
7. Oldfield V, Plosker GL. Lopinavir/ritonavir: a review of its use in the management of HIV infection. Drugs. 2006;66(9):1275-99. https://doi.org/10.2165/00003495-200666090-00012
11. Srinivas NR. Prediction of area under the concentration-time curve for lopinavir from peak or trough lopinavir concentrations in patients receiving lopinavir-ritonavir therapy. Am J Health Syst Pharm. 2016 Mar 15;73(6):376-85. https://doi.org/10.2146/ajhp150417
12. van der Laan LE, Garcia-Prats AJ, Schaaf HS, et al. Pharmacokinetics and Drug-Drug Interactions of Lopinavir-Ritonavir Administered with First- and Second-Line Antituberculosis Drugs in HIV-Infected Children Treated for Multidrug-Resistant Tuberculosis. Antimicrob Agents Chemother. 2018 Jan 25;62(2). pii: e00420-17. https://doi.org/10.1128/AAC.00420-17
13. Ajose O, Mookerjee S, Mills EJ, et al. Treatment outcomes of patients on second-line antiretroviral therapy in resource-limited settings: a systematic review and meta-analysis. AIDS. 2012 May 15;26(8):929-38. https://doi.org/10.1097/QAD.0b013e328351f5b2

Pendahuluan Lopinavir
Formulasi Lopinavir

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
    Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
  • Metode Persalinan pada Ibu Hamil dengan HIV
    Metode Persalinan pada Ibu Hamil dengan HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
19 April 2022
Test HIVapakah dapat dilakukan oleh praktek dokter umum
Oleh: Anonymous
2 Balasan
alo dok, apakah praktek dokter umum boleh memeriksa pasien dengan alat rapid tes hiv dan mengeluarkan surat keterangan hasil test hiv serta menandatangani...
drg. Annisa Widiandini
16 Februari 2022
Live Webinar Alomedika - Transisi Penanganan HIV pada Anak dan Dewasa. Jumat 18 Februari 2022 (14.00 - 15.30 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Transisi Penanganan HIV pada Anak dan Dewasa".Narasumber: dr. Dina Muktiarti, Sp.A(K)  Dr. dr....
dr. Meva Nareza T
15 Februari 2022
Artikel SKP Alomedika - Manifestasi Penyakit Kulit pada Pasien HIV/AIDS
Oleh: dr. Meva Nareza T
1 Balasan
ALO Dokter! Manifestasi kulit pada pasien dengan infeksi HIV dapat disebabkan oleh infeksi oportunistik, seperti herpes zoster atau dermatophyte. Selain itu,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.