Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Lopinavir general_alomedika 2022-09-29T09:12:18+07:00 2022-09-29T09:12:18+07:00
Lopinavir
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Lopinavir

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Pengawasan klinis penggunaan lopinavir berhubungan dengan pemberian bersama obat-obatan yang dimetabolisme oleh CYP3A dan efek samping lopinavir.

Pengawasan Umum

Pengawasan terhadap gejala dan tanda efek samping seperti mual, muntah, nyeri perut, kuning, dan lemas sebaiknya dilakukan untuk mendeteksi pankreatitis dan hepatotoksisitas lopinavir. Pasien sebaiknya diedukasi mengenai gejala dan tanda efek samping tersebut. Pertimbangkan penghentian lopinavir jika risiko melebihi keuntungan pemberian obat.[2-4]

Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di antaranya adalah SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) untuk mendeteksi adanya gangguan hepar. Selain itu, pemeriksaan serum amilase dan lipase untuk mendeteksi pankreatitis.[2-4]

Pemeriksaan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat dan selama pengobatan, terutama pada bulan-bulan pertama pemberian.[2-4]

Jika lopinavir diberikan bersama obat-obatan yang dimetabolisme oleh CYP3A, pertimbangkan untuk melakukan pengawasan terhadap konsentrasi obat-obatan tersebut dalam plasma secara berkala.[2-4]

Pemantauan Respons Terapi HIV

Untuk memantau respons terapi atau kegagalan terapi HIV, pemeriksaan viral load merupakan pilihan utama. Pada strategi pemeriksaan viral load rutin, pemeriksaan dilakukan 6 bulan setelah pengobatan dimulai, kemudian pada 12 bulan, dan selanjutnya setiap 12 bulan.[3,23,24]

Selain pemeriksaan viral load, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah hitung CD4, serta pemantauan secara klinis. Pada kondisi di mana pemeriksaan viral load dapat dilakukan secara rutin, pemeriksaan CD4 direkomendasikan untuk dilakukan pada saat didiagnosis HIV, 6 bulan setelah pengobatan, sampai indikasi menghentikan lopinavir.[3,23,24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Croxtall JD, Perry CM. Lopinavir/Ritonavir: a review of its use in the management of HIV-1 infection. Drugs. 2010 Oct 1;70(14):1885-915. https://doi.org/10.2165/11204950-000000000-00000
3. Drugs.com. Lopinavir. 2021. https://www.drugs.com/international/lopinavir.html
4. Drugs.com. Lopinavir / ritonavir Pregnancy and Breastfeeding Warnings. 2021. https://www.drugs.com/pregnancy/lopinavir-ritonavir.html
23. WHO. WHO publishes new clinical and service delivery recommendations for HIV prevention, treatment and care. 2021. h
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata Laksana HIV.

Kontraindikasi dan Peringatan Lo...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
    Pemeriksaan HIV Generasi Keempat Memiliki Angka Positif Palsu yang Tinggi
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO
    Rekomendasi Pemeriksaan HIV Menurut WHO

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 09:44
Hasil Anti HIV Non reaktif pasca berhubungan seks 4 bulan sebelumnya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya dok, apakag Hasil Anti HIV Non reaktif Pasca berhubungan seks 4 Bulan sebelumnya Sudah Akurat ? Dan apakah pemeriksaan anti HIV di...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
dr. Lucy Novita Sari
Dibalas 04 Maret 2025, 23:00
Profilaksis HIV pada dewasa
Oleh: dr. Lucy Novita Sari
4 Balasan
Alo Dok. Izin bertanya.Kemaren saya sempat dapat pasien b20 di fktp.profilaksis pada psien dewasa dengan bb 50 kg, adalah cotrimoksazol dgn dosis 960 mg ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.