Teknik Tampon Hidung
Teknik tampon hidung berbeda berdasarkan indikasi dan lokasi sumber perdarahan. Pada prinsipnya, tampon hidung diposisikan agar tampon dapat menekan sumber perdarahan, baik anterior maupun posterior.
Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum pemasangan tampon hidung adalah resusitasi. Epistaksis merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam nyawa, sehingga assessment yang baik terhadap airway, breathing, dan circulation perlu dilakukan sebelum tindakan pemasangan tampon hidung.
Anamnesis riwayat pasien perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab epistaksis, seperti riwayat trauma, gangguan pembekuan darah, konsumsi obat, dan alergi. Pasien juga perlu ditanyakan terkait riwayat operasi sinus atau hidung dalam waktu dekat.
Posisikan pasien dalam posisi duduk di atas meja periksa. Pastikan suction dan oksigen tersedia. Bila terdapat bekuan darah, bersihkan terlebih dahulu dengan alat atau minta pasien untuk menghembuskan nafas dari hidung. Periksa kedua nares dengan lampu kepala dan spekulum hidung (rhinoscope) untuk mengetahui sumber epistaksis. [1,4,7]
Peralatan
Peralatan yang perlu disiapkan sebelum pemasangan tampon hidung antara lain :
- Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, apron, goggles)
- Brankar rumah sakit yang dapat ditegakkan hingga 90o atau kursi THT
- Lampu kepala
- Spekulum hidung
- Forsep bayonet
- Suction
- Nierbeken (emesis basin)
- Salep antibiotik
- Kasa steril
- Dekongestan topikal (0,25% phenylephrine, epinefrin 1:1000, atau oxymetazoline spray)
- Anestesi topikal (campuran 4% lidocaine, 0,1% epinefrin, dan 0,4% tetracaine)
Peralatan yang dibutuhkan pada pemasangan tampon anterior antara lain :
- Tampon rol yang telah diberi vaselin atau dicampur antibiotik dengan lebar sekitar 0.5 cm, atau
Nasal tampon atau nasal balloon yang telah tersedia
Peralatan yang dibutuhkan pada pemasangan tampon posterior antara lain :
- Kateter foley ukuran 10–14 French
- Tampon Bellocq : tampon yang terbuat dari kasa padat berbentuk bulat atau kubus dengan diameter sekitar 3 cm dan memiliki 3 buah benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah pada sisi lainnya, atau
- Kateter dual-balloon yang telah tersedia
- Umbilical clamp
Posisi Pasien
Bila pasien dalam keadaan sadar penuh, pasien dapat diposisikan duduk. Pada perdarahan yang masih berlanjut, pasien diposisikan dalam sniffing position yang dapat dicapai dengan duduk tegak, fleksi leher dan ekstensi kepala. Bila keadaan pasien tidak memungkinkan, pemasangan tampon hidung dapat dilakukan dalam posisi supinasi. [6,7]
Prosedural
Prosedur pemasangan tampon hidung berbeda berdasarkan jenisnya, yaitu tampon hidung anterior dan tampon hidung posterior.
Tampon Hidung Anterior
Prosedur pemasangan tampon hidung anterior cukup sederhana. Langkah-langkah yang dapat dilakukan berupa :
- Gunakan alat pelindung diri
- Persiapkan alat dan bahan
- Periksa kembali sumber perdarahan dengan menggunakan spekulum hidung
- Masukkan obat dekongestan topikal dengan kapas atau spray ke bagian konka hidung
- Masukkan tampon rol yang telah dipersiapkan ke dalam kavum nasi dengan forsep bayonet mulai dari bagian posterior inferior secara berlapis-lapis hingga puncak rongga hidung
- Pastikan ujung anterior dari tampon dapat diakses dengan mudah untuk pelepasan tampon
- Tampon dapat dipertahankan selama 24-48 jam
Tampon Hidung Posterior
Prosedur pemasangan tampon hidung posterior berupa :
- Gunakan alat pelindung diri
- Persiapkan alat dan bahan
- Periksa kembali sumber perdarahan dengan menggunakan spekulum hidung
- Masukkan obat dekongestan topikal dengan kapas atau spray ke bagian konka hidung
- Untuk menggunakan tampon Bellocq, masukkan kateter foley melalui kedua nares anterior hingga ujung kateter tampak di orofaring, lalu tarik keluar dari rongga mulut. Ikat kedua benang pada masing-masing ujung kateter dan tarik kembali pangkal kateter keluar dari nares
- Lepaskan ikatan pada kedua benang dan kateter, bila perlu dorong tampon ke nasofaring dengan jari telunjuk, kemudian ikat kedua benang tampon di depan nares.
- Rekatkan benang yang berada pada rongga mulut ke pipi pasien untuk melepas tampon selama 2–3 hari.
- Untuk menggunakan balon kateter foley sebagai tampon posterior, masukkan kateter ke masing-masing nostril hingga ujung kedua kateter terlihat, lalu kembangkan balon kateter dengan 5–15 ml cairan salin normal
- Tarik kateter secara perlahan sampai balon terpasang dengan baik di kavum nasi posterior, kemudian fiksasi pangkal kateter di depan nares dengan umbilical clamp [1,5-8]
Follow Up
Pemasangan tampon hidung baik anterior maupun posterior harus diikuti dengan evaluasi perdarahan. Bila sumber perdarahan terdapat di anterior dan posterior, pemasangan kedua jenis tampon dapat dilakukan.
Pasien dapat diberikan profilaksis antibiotik untuk mencegah kejadian sinusitis dan toxic shock syndrome akibat pemasangan tampon. Rawat inap dan pemeriksaan penunjang jarang diperlukan, namun dapat dipertimbangkan untuk pemantauan lebih lanjut terhadap perdarahan dan investigasi penyebab perdarahan, terutama pada pasien yang mendapatkan pemasangan tampon posterior, pasien geriatri, dan anak-anak. [2-4]