Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Tampon Hidung general_alomedika 2022-01-18T13:14:32+07:00 2022-01-18T13:14:32+07:00
Tampon Hidung
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Tampon Hidung

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Teknik tampon hidung berbeda berdasarkan indikasi dan lokasi sumber perdarahan. Pada prinsipnya, tampon hidung diposisikan agar tampon dapat menekan sumber perdarahan, baik anterior maupun posterior.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien sebelum pemasangan tampon hidung adalah resusitasi. Epistaksis merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam nyawa, sehingga assessment yang baik terhadap airway, breathing, dan circulation perlu dilakukan sebelum tindakan pemasangan tampon hidung.

Anamnesis riwayat pasien perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab epistaksis, seperti riwayat trauma, gangguan pembekuan darah, konsumsi obat, dan alergi. Pasien juga perlu ditanyakan terkait riwayat operasi sinus atau hidung dalam waktu dekat.

Posisikan pasien dalam posisi duduk di atas meja periksa. Pastikan suction dan oksigen tersedia. Bila terdapat bekuan darah, bersihkan terlebih dahulu dengan alat atau minta pasien untuk menghembuskan nafas dari hidung. Periksa kedua nares dengan lampu kepala dan spekulum hidung (rhinoscope) untuk mengetahui sumber epistaksis. [1,4,7]

Peralatan

Peralatan yang perlu disiapkan sebelum pemasangan tampon hidung antara lain :

  • Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, apron, goggles)
  • Brankar rumah sakit yang dapat ditegakkan hingga 90o atau kursi THT
  • Lampu kepala
  • Spekulum hidung
  • Forsep bayonet
  • Suction
  • Nierbeken (emesis basin)
  • Salep antibiotik
  • Kasa steril
  • Dekongestan topikal (0,25% phenylephrine, epinefrin 1:1000, atau oxymetazoline spray)
  • Anestesi topikal (campuran 4% lidocaine, 0,1% epinefrin, dan 0,4% tetracaine)

Peralatan yang dibutuhkan pada pemasangan tampon anterior antara lain :

  • Tampon rol yang telah diberi vaselin atau dicampur antibiotik dengan lebar sekitar 0.5 cm, atau
  • Nasal tampon atau nasal balloon yang telah tersedia

Peralatan yang dibutuhkan pada pemasangan tampon posterior antara lain :

  • Kateter foley ukuran 10–14 French
  • Tampon Bellocq : tampon yang terbuat dari kasa padat berbentuk bulat atau kubus dengan diameter sekitar 3 cm dan memiliki 3 buah benang, 2 buah pada satu sisi dan sebuah pada sisi lainnya, atau
  • Kateter dual-balloon yang telah tersedia
  • Umbilical clamp

Posisi Pasien

Bila pasien dalam keadaan sadar penuh, pasien dapat diposisikan duduk. Pada perdarahan yang masih berlanjut, pasien diposisikan dalam sniffing position yang dapat dicapai dengan duduk tegak, fleksi leher dan ekstensi kepala. Bila keadaan pasien tidak memungkinkan, pemasangan tampon hidung dapat dilakukan dalam posisi supinasi. [6,7]

Prosedural

Prosedur pemasangan tampon hidung berbeda berdasarkan jenisnya, yaitu tampon hidung anterior dan tampon hidung posterior.

Tampon Hidung Anterior

Prosedur pemasangan tampon hidung anterior cukup sederhana. Langkah-langkah yang dapat dilakukan berupa :

  1. Gunakan alat pelindung diri
  2. Persiapkan alat dan bahan
  3. Periksa kembali sumber perdarahan dengan menggunakan spekulum hidung
  4. Masukkan obat dekongestan topikal dengan kapas atau spray ke bagian konka hidung
  5. Masukkan tampon rol yang telah dipersiapkan ke dalam kavum nasi dengan forsep bayonet mulai dari bagian posterior inferior secara berlapis-lapis hingga puncak rongga hidung
  6. Pastikan ujung anterior dari tampon dapat diakses dengan mudah untuk pelepasan tampon
  7. Tampon dapat dipertahankan selama 24-48 jam

Tampon Hidung Posterior

Prosedur pemasangan tampon hidung posterior berupa :

  1. Gunakan alat pelindung diri
  2. Persiapkan alat dan bahan
  3. Periksa kembali sumber perdarahan dengan menggunakan spekulum hidung
  4. Masukkan obat dekongestan topikal dengan kapas atau spray ke bagian konka hidung
  5. Untuk menggunakan tampon Bellocq, masukkan kateter foley melalui kedua nares anterior hingga ujung kateter tampak di orofaring, lalu tarik keluar dari rongga mulut. Ikat kedua benang pada masing-masing ujung kateter dan tarik kembali pangkal kateter keluar dari nares
  6. Lepaskan ikatan pada kedua benang dan kateter, bila perlu dorong tampon ke nasofaring dengan jari telunjuk, kemudian ikat kedua benang tampon di depan nares.
  7. Rekatkan benang yang berada pada rongga mulut ke pipi pasien untuk melepas tampon selama 2–3 hari.
  8. Untuk menggunakan balon kateter foley sebagai tampon posterior, masukkan kateter ke masing-masing nostril hingga ujung kedua kateter terlihat, lalu kembangkan balon kateter dengan 5–15 ml cairan salin normal

  9. Tarik kateter secara perlahan sampai balon terpasang dengan baik di kavum nasi posterior, kemudian fiksasi pangkal kateter di depan nares dengan umbilical clamp [1,5-8]

Follow Up

Pemasangan tampon hidung baik anterior maupun posterior harus diikuti dengan evaluasi perdarahan. Bila sumber perdarahan terdapat di anterior dan posterior, pemasangan kedua jenis tampon dapat dilakukan.

Pasien dapat diberikan profilaksis antibiotik untuk mencegah kejadian sinusitis dan toxic shock syndrome akibat pemasangan tampon. Rawat inap dan pemeriksaan penunjang jarang diperlukan, namun dapat dipertimbangkan untuk pemantauan lebih lanjut terhadap perdarahan dan investigasi penyebab perdarahan, terutama pada pasien yang mendapatkan pemasangan tampon posterior, pasien geriatri, dan anak-anak. [2-4]

Referensi

1. Marrero JJ, Sing RF. Nasal Packing for Epistaxis. Interventional Critical Care 2016 (pp. 241-245). Springer, Cham.
2. Diamond L. Managing epistaxis. Journal of the American Academy of PAs. 2014 Nov 1;27(11):35-9.
3. Pope LE, Hobbs CG. Epistaxis: an update on current management. Postgraduate medical journal. 2005 May 1;81(955):309-14.
4. Bontempo LJ, Shoenberger J. Ear, Nose, and Throat Emergencies, An Issue of Emergency Medicine Clinics of North America, E-Book. Elsevier Health Sciences; 2018 Nov 21.
5. Hidayati AN, Akbar MI, Rosyid AN, editors. Gawat Darurat Medis dan Bedah. Airlangga University Press; 2019 Sep 20.
6. Vasudevan TL, David SS. Acute Nose Disorders. Clinical Pathways in Emergency Medicine 2016 (pp. 353-359). Springer, New Delhi.
7. Kravchik L, Pester JM. Anterior Epistaxis Nasal Pack. [Updated 2019 Apr 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538304/
8. Thomsen TW, Setnik GS. Epistaxis Management. Procedures Consult. Elsevier: 2019. http://www.proceduresconsult.com/medical-procedures/epistaxis-management-EM-068-procedure.aspx#preprocedure

Kontraindikasi Tampon Hidung
Komplikasi Tampon Hidung

Artikel Terkait

  • Efektivitas Asam Traneksamat Topikal untuk Epistaksis pada Pengguna Antiplatelet
    Efektivitas Asam Traneksamat Topikal untuk Epistaksis pada Pengguna Antiplatelet
  • Red Flag Epistaksis
    Red Flag Epistaksis
  • Video Alomedika - Tanda Bahaya Epistaksis
    Video Alomedika - Tanda Bahaya Epistaksis
  • Peran Kauterisasi dalam Tata Laksana Epistaksis Anterior
    Peran Kauterisasi dalam Tata Laksana Epistaksis Anterior
Diskusi Terkait
Anonymous
1 hari yang lalu
Tatalaksana epistaksis pada pasien dengan polip hidung - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Indra, Sp. THT. Saya ingin bertanya, pada pasien epistaksis anterior yang memiliki polip nasal, bagaimana penanganannya ya dok? apakah pemberian...
Anonymous
15 Maret 2022
Pasien usia 56 tahun dengan epistaksis dan riwayat hipertensi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, syaa punya pasien usia 56 thn dengan riwayat hipertensi, saat ini pasien masuk dengan epistaksis yang saya curigai epistaksis...
Anonymous
08 Januari 2022
Pasien anak usia 10 tahun dengan epistaksis riwayat encephalopati dengue
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dok izin konsul,ada pasien anak 10th riwy encephalopati dengue dirawat kurang lebih 2 minggu yang lalu. Pasien sudah pulang dan kontrol sekali...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.