Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Efek Samping dan Interaksi Obat Aspirin general_alomedika 2021-06-07T16:05:08+07:00 2021-06-07T16:05:08+07:00
Aspirin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Aspirin

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Efek samping penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) yang sering dilaporkan adalah adanya keluhan saluran cerna. Interaksi obat aspirin terjadi terhadap bermacam obat, namun aspirin juga berinteraksi dengan alkohol dan makanan.

Efek Samping

Efek samping utama penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) adalah perdarahan dan toksisitas saluran cerna. Perdarahan dapat terjadi di mana saja karena obat ini memengaruhi agregasi platelet. Efek samping lain yang cukup berbahaya adalah eksaserbasi penyakit saluran napas. Intoksikasi salisilat akibat aspirin juga dapat terjadi, namun lebih jarang dibandingkan pada kasus penggunaan asam salisilat.

Toksisitas Saluran Cerna

Toksisitas saluran cerna pada penggunaan aspirin terjadi karena enzim COX memiliki dua isoform, yaitu COX-1 dan COX-2. Enzim COX-1 memiliki peran penting dalam sitoproteksi sel epitel gaster, sementara COX-2 berperan dalam inflamasi. Aspirin dan mayoritas antiinflamasi nonsteroid menghambat kedua isoform ini sekaligus sehingga dapat menyebabkan toksisitas saluran cerna. Gejala yang timbul dapat berupa mual, muntah, nyeri ulu hati, dan perdarahan gastrointestinal.

Aspirin-Exacerbated Respiratory Disease (AERD)

Kelainan ini merupakan reaksi pseudoalergi karena mirip alergi namun tidak dimediasi oleh IgE. Pada aspirin-exacerbated respiratory disease (AERD), pasien telah memilik penyakit saluran pernapasan kronis sebelumnya dan dapat mengalami eksaserbasi dengan konsumsi aspirin. AERD mencakup tiga patologi, yaitu asma, rinosinusitis kronis dengan poliposis nasal, dan reaksi berupa hidung tersumbat dan bronkokonstriksi yang muncul 20 menit hingga 3 jam setelah konsumsi aspirin. Prevalensi AERD adalah sekitar 7-14% pada penderita asma dan 9-10% pada penderita polip nasal dan rinosinusitis. [29]

Kelainan ini terjadi diduga timbul akibat disregulasi keseimbangan metabolisme asam arakidonat sehingga menghasilkan leukotrien lebih banyak dari seharusnya. Inhibisi produksi prostaglandin oleh aspirin menyebabkan pergeseran keseimbangan metabolisme ke arah produksi leuktorien, sehingga memicu eksaserbasi.

Secara garis besar, penatalaksanaan pada pasien dengan kasus AERD ada 4, yaitu:

  • Penatalaksanaan asma, rinosinusitis, dan poliposis

  • Pertimbangkan untuk memberikan antileukotrien atau agen biologis untuk modifikasi penyakit, seperti:

    • Antagonis reseptor leukotrien
    • Inhibitor 5-lipooksigenase
    • Agen biologis

  • Menghindari penggunaan antiinflamasi nonsteroid
  • Terapi desensitisasi aspirin bila penggunaan aspirin jangka panjang penting dipertahankan

    • Desensitisasi dilakukan dengan melakukan aspirin challenge berulang hingga gejala hilang

    • Protokol hanya dapat dikerjakan oleh spesialis dan fasilitas yang mampu mengantisipasi gejala obstruksi saluran napas akibat challenge [29,30]

Efek Samping Lain

Efek samping lain yang telah dilaporkan di antaranya:

  • Edema paru nonkardiogenik
  • Hepatotoksisitas
  • Gangguan pendengaran
  • Gangguan ginjal
  • Mual, muntah
  • Tinnitus
  • Urtikaria [4]

Interaksi Obat

Interaksi obat aspirin (asam asetilsalisilat) dapat terjadi dengan berbagai obat. Namun aspirin juga dipengaruhi oleh konsumsi alkohol, dengan cara meningkatkan kadar serum asam asetilsalisilat sebanyak 50%.

Aspirin dapat menurunkan efek antihipertensi pada ACE inhibitor seperti captopril, lisinopril, enalapril. Hal ini diduga karena berkurangnya vasodilatasi renal akibat sintesis prostaglandin renal yang dihambat.

Inhibitor enzim karbonik anhidrase seperti dichlorphenamide dapat meningkatkan kadar aspirin pada serum. Bila menggunakan aspirin dosis tinggi, ada risiko toksisitas salisilat.

Penggunaan aspirin Bersama vaksin MMR dan vaksin Varicella berisiko menyebabkan sindrom Reye.

Aspirin menurunkan klirens renal methotrexate sehingga dapat menyebabkan toksisitas.

Pantau ketat efek samping perdarahan akibat penggunaan aspirin bersamaan dengan obat fibrinolisis, antikoagulan, atau antiplatelet lainnya. [4,6]

Referensi

Aspirin. Medscape. 2017.
6. Aspirin: Drug information [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/aspirin-drug-information
29. Laidlaw TM, Israel E. Aspirin-exacerbated respiratory disease [Internet]. UpToDate. 2017. Available from: https://www.uptodate.com/contents/aspirin-exacerbated-respiratory-disease

Indikasi dan Dosis Aspirin
Penggunaan pada Kehamilan dan Me...

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
    Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
22 hari yang lalu
Live Webinar Alomedika - Perspektif Neurologis Dalam Pencegahan Stroke Sekunder. Kamis, 9 Juni 2022. Pukul : 14.00 - 15.00.
Oleh: dr. Intan Fajriani
2 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Perspektif Neurologis dalam Pencegahan Stroke Sekunder."Narasumber : Dr. dr. Rizaldy T Pinzon, Sp.S,...
Anonymous
24 hari yang lalu
Pasien usia 62th dengan keluhan kedua kaki lemah sejak 1 minggu yang lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat pagi dokter.. izin bertanya dok. Jadi di igd pkm sya dapt pasien laki2 usia 62thn dengan keluhan kedua kaki tiba2 lemah sejak 1mgu yll, lebih berat...
Anonymous
28 hari yang lalu
Ischemic Preconditioning - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Badai, SpJP. Membahas tentang pencegahan reperfusion injury pada SKA dengan ischemic preconditioning, itu bagaimana cara mengaplikasikannya ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.