Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Aspirin general_alomedika 2022-09-28T09:29:47+07:00 2022-09-28T09:29:47+07:00
Aspirin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Aspirin

Oleh :
dr.Alvi Muldani
Share To Social Media:

Efek samping aspirin atau asam asetilsalisilat yang sering dilaporkan adalah gangguan saluran cerna. Selain itu, pada penggunaan dengan dosis lebih besar perlu diwaspadai efek samping perdarahan. Interaksi obat dengan aspirin dapat terjadi jika digunakan bersama dengan warfarin, phenytoin, sulfonilurea seperti glibenclamide, dan antihipertensi seperti captopril.[2,9]

Efek Samping

Efek samping aspirin sangat bergantung kepada dosis. Efek samping utama yang harus diwaspadai pada penggunaan aspirin adalah perdarahan dan toksisitas saluran cerna. Perdarahan dapat terjadi di mana saja karena obat ini memengaruhi agregasi platelet. Intoksikasi salisilat akibat aspirin juga dapat terjadi, namun lebih jarang dibandingkan pada kasus penggunaan asam salisilat.

  • Gastrointestinal: dispepsia, perdarahan, ulserasi, perforasi, mual, muntah, pankreatitis, gastritis, melena, hematemesis, perdarahan gingiva
  • Ginjal: nefritis interstisial, nekrosis papiler, insufisiensi dan kegagalan ginjal
  • Hematologi: peningkatan kecenderungan perdarahan, anemia aplastik, agranulositosis, trombositopenia, disseminated intravascular coagulation, perdarahan antepartum dan postpartum
  • Hipersensitivitas: reaksi anafilaksis, urtikaria, angioedema

  • Dermatologi: ruam kulit, sindrom Stevens-Johnson, sindrom Lyell, eritema nodosum, eritema multiforme, purpura, gatal
  • Hepar: peningkatan sementara enzim hati, hepatitis, sindrom Reye, insufisiensi hati[9]

Toksisitas Saluran Cerna

Toksisitas saluran cerna pada penggunaan aspirin terjadi karena pengaruh pada enzim siklooksigenase (COX), yaitu COX-1 dan COX-2. Enzim COX-1 memiliki peran penting dalam sitoproteksi sel epitel gaster, sementara COX-2 berperan dalam inflamasi. Aspirin dan mayoritas obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) menghambat kedua isoform ini sekaligus sehingga dapat menyebabkan toksisitas saluran cerna. Gejala yang timbul dapat berupa mual, muntah, nyeri ulu hati, dan perdarahan gastrointestinal.[2]

Aspirin-Exacerbated Respiratory Disease (AERD)

Kelainan ini merupakan reaksi pseudoalergi karena mirip alergi namun tidak dimediasi oleh IgE. Pada aspirin-exacerbated respiratory disease (AERD), pasien telah memiliki penyakit saluran pernapasan kronis sebelumnya dan dapat mengalami eksaserbasi dengan konsumsi aspirin. AERD mencakup tiga patologi, yaitu asthma, rinosinusitis kronis dengan poliposis nasal, serta reaksi berupa hidung tersumbat dan bronkokonstriksi yang muncul 20 menit hingga 3 jam setelah konsumsi aspirin. Prevalensi AERD adalah sekitar 7-14% pada penderita asthma dan 9-10% pada penderita polip nasal dan rinosinusitis.[16]

Interaksi Obat

Interaksi obat aspirin (asam asetilsalisilat) dapat terjadi ACE inhibitor, obat yang mengubah pH urine, antikoagulan, antikonvulsan, sulfonilurea, acetazolamide, dan methotrexate. Aspirin juga dipengaruhi oleh konsumsi alkohol, dimana alkohol meningkatkan kadar serum asam asetilsalisilat sebanyak 50%.[9]

ACE Inhibitor

Penggunaan aspirin dengan ACE inhibitor, seperti captopril, dapat mengurangi respons tekanan darah dan efek hiponatremik ACE inhibitor.[9]

Obat yang Mempengaruhi pH Urine

Obat-obatan yang menurunkan pH urine, seperti amfetamin, dapat menurunkan ekskresi salisilat. Sementara itu, obat-obatan yang menaikkan pH urine, seperti sodium sitrat, dapat meningkatkan ekskresi salisilat.[9]

Antikoagulan

Penggunaan aspirin dengan warfarin dan heparin akan meningkatkan risiko perdarahan.[9]

Antiplatelet

Penggunaan aspirin dengan antiplatelet, seperti clopidogrel, akan meningkatkan risiko perdarahan.

Antikonvulsan

Aspirin dapat menggantikan phenytoin dari situs pengikatannya, sehingga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi phenytoin plasma total dengan peningkatan fraksi bebas.

Aspirin juga dapat menggantikan asam valproat dari tempat pengikatannya, sehingga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi asam valproat plasma bebas dan peningkatan risiko perdarahan.[9]

Sulfonilurea

Penggunaan aspirin dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari sulfonilurea seperti glibenclamide dan glimepiride.[9]

Acetazolamide

Penggunaan aspirin dengan acetazolamide akan meningkatkan risiko toksisitas aspirin dan acetazolamide.[9]

Methotrexate

Aspirin meningkatkan konsentrasi methotrexate plasma dengan menghambat klirens methotrexate ginjal yang menyebabkan toksisitas sumsum tulang, terutama pada pasien geriatri atau pasien dengan gangguan ginjal.[9]

Pyrazinamide

Penggunaan aspirin dengan pyrazinamide dapat mencegah atau mengurangi penurunan hiperurisemia terkait pyrazinamide.[9]

Tetrasiklin

Dapat terjadi penurunan penyerapan oral tetrasiklin bila diberikan dengan preparat aspirin yang mengandung kation divalen atau trivalen.[9]

Agen Urikosurik

Aspirin menurunkan efek agen urikosurik seperti probenecid dan sulfinpyrazone.[9]

Vaksin Varicella

Penggunaan aspirin dengan vaksin varicella diduga dapat meningkatkan risiko sindrom Reye.[9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya

Referensi

2. National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 2244, Aspirin. Retrieved September 13, 2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Aspirin.
9. Drugs.com. Aspirin, 2021. https://www.drugs.com/monograph/aspirin.html
16. Laidlaw TM. Aspirin exacerbated respiratory disease. UpToDate. 2017. https://www.uptodate.com/contents/aspirin-exacerbated-respiratory-disease.

Indikasi dan Dosis Aspirin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
    Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Antikoagulan, Antiplatelet dan Trombolisis pada Stroke Iskemik
    Antikoagulan, Antiplatelet dan Trombolisis pada Stroke Iskemik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
16 hari yang lalu
Pemberian antikoagulan, NSAID, dan allopurinol pada pasien pengobatan jantung disertai bengkak sendi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya mendapatkan pasien sedang pengobatan jantung salah satunya warfarin 2mg dan diberi juga nsaid dari rsnya. Keluhan saat ini. Pegal Bengkak sendi.Asam...
Anonymous
04 Februari 2023
Manajemen nyeri untuk pasien lansia riwayat nefrektomi dan CKD grade 1
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pagi dok, izin bertanya. Penggunaan tramadol untuk mengatasi nyeri sedang-berat pada pasien wanita usia 80 tahun dengam riwayat nefrektomi dan CKD grade 1,...
dr.hanny suhartini
16 Januari 2023
Pasien pasca stroke dengan kelemahan ekstremitas tetapi menolak menjalani fisioterapi
Oleh: dr.hanny suhartini
6 Balasan
alo dok saya mau bertanya, pada pasien stroke yang sudah lama atau stabil tensi nya, namun msh ada kelemahan ekstremitas saja sebalik nya di terapi apa ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.