Indikasi dan Dosis Tetracaine
Indikasi pemberian tetes mata tetracaine hidroklorida 0,5% untuk prosedur pada mata yang membutuhkan anestesi topikal kerja cepat dengan durasi yang pendek. Dosis pemberian disesuaikan dengan lama durasi anestesi yang dibutuhkan.
Dosis
Dosis yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan lamanya durasi anestesi dengan pembagian sebagai berikut:
- Anestesi durasi pendek (tonometri, gonioskopi), 1-2 tetes pada mata yang akan menjalani prosedur sesaat sebelum tindakan
- Prosedur operasi minor (ekstraksi benda asing, pelepasan jahitan), 1-2 tetes pada mata yang akan menjalani prosedur, diulang tiap 5-10 menit, sebanyak 1 sampai 3 dosis
- Prosedur operasi yang lama (ekstraksi katarak, strabismus, pterygium), 1-2 tetes pada mata yang akan menjalani prosedur, diulang tiap 5-10 menit, sebanyak 3 sampai 5 dosis[2]
Indikasi
Tetracaine tetes mata digunakan untuk untuk prosedur singkat, operasi minor dan pelepasan jahitan serta operasi lain seperti operasi strabismus, katarak, lasik, dan pterygium.
Prosedur Singkat
Tetracaine dapat digunakan untuk prosedur singkat berupa tonometri dan gonometri.
Tonometri:
Pemeriksaan tonometri merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengukur tekanan intraokular berdasarkan perlawanan kornea terhadap tekanan yang diberikan. Ada berbagai jenis pemeriksaan tonometri, yaitu tonometri aplanasi, tonometri indentasi (tonometri Schiotz), dan tonometri non-kontak.
Pada pemeriksaan menggunakan tonometri aplanasi sebuah probe kecil akan digunakan untuk meratakan bagian kornea. Tekanan yang dibutuhkan untuk meratakan permukaan kornea tersebut yang akan dibaca oleh alat. Sedangkan tonometri Schiotz menggunakan alat dengan permukaan cekung yang terhubung dengan pemberat. Permukaan cekung tersebut akan disentuhkan ke permukaan kornea. Tonometri aplanasi dan indentasi (tonometri Schiotz) membutuhkan anestesi topikal sebelum pengukuran dilakukan.
Tonometri non-kontak menggunakan tekanan udara untuk menilai tekanan bola mata, karena alat tidak langsung menyentuh permukaan mata maka tidak diperlukan anestesi sebelum pelaksanaan prosedur.[12]
Gonioskopi:
Pemeriksaan gonioskopi merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk memvisualisasi struktur di bilik mata depan antara kornea dan iris. Pemeriksaan ini khususnya digunakan untuk mengevaluasi sudut bilik mata depan yang dengan pemeriksaan slit lamp biasa tidak dapat dievaluasi karena cahaya dari struktur tersebut dipantulkan sempurna ke stroma kornea. Pada pemeriksaan dengan gonioskopi, sebuah lensa diletakkan di depan mata dan seberkas sinar terang akan diarahkan ke dalam mata.
Lensa ini berfungsi untuk mengeliminasi hambatan akibat air mata dan udara sehingga kondisi sudut bilik mata depan dapat diobservasi, khususnya pada pasien dengan glaukoma. Pada pasien dengan glaukoma, evaluasi sudut bilik mata depan dapat digunakan untuk menentukan tipe dari glaukoma tersebut.
Dalam proses pemeriksaan, sebelum lensa khusus diletakkan di depan mata, dilakukan pemberian obat tetes anestesi. Pemeriksaan ini berlangsung singkat kurang dari 5 menit.[13]
Operasi Minor dan Pelepasan Jahitan
Tetracaine dapat digunakan untuk operasi minor seperti pengambilan benda asing mata, injeksi intravitreal atau conjunctival scraping serta untuk pelepasan jahitan kornea atau konjungtiva.
Pengambilan Benda Asing Mata:
Ekstraksi benda asing mata baik di kornea, konjungtiva, maupun di bagian mata lainnya memerlukan pemberian anestesi topikal untuk persiapannya.
Injeksi Intravitreal:
Injeksi intravitreal merupakan prosedur yang dilakukan untuk memasukkan obat kedalam vitreus. Prosedur ini pada umumnya digunakan pada terapi penyakit retina seperti age related macular degeneration, retinopati diabetes, endoftalmitis, uveitis dan oklusi vena retina. Injeksi intravitreal memiliki keuntungan berupa perbaikan penglihatan atau pencegahan perburukan pada pasien dengan age related macular degeneration dan retinopati diabetes.
Serta pada kondisi endoftalmitis, injeksi intravitreal membantu meningkatkan efektivitas antibiotik langsung ke fokus infeksi. Jenis obat yang dapat disuntikkan berupa kortikosteroid, antibiotik dan obat lain seperti anti-VEGF. Injeksi intravitreal biasanya dilakukan berulang.
Pemberian anestesi topikal sebelum tindakan terbukti efektif untuk mengurangi nyeri selama dan pasca tindakan.[14]
Conjunctival Scraping:
Conjunctival scraping merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengambil spesimen konjungtiva yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi. Sebelum pengambilan sampel, mata terlebih dahulu diberikan anestesi topikal, kemudian kelopak mata atas dieversi. Konjungtiva tarsal kemudian dipulas dengan menggunakan spatula steril dan hasil pulasan tersebut difiksasi ke kaca objek untuk dilakukan pemeriksaan.[3]