Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Sectio Caesarea general_alomedika 2022-05-30T15:14:29+07:00 2022-05-30T15:14:29+07:00
Sectio Caesarea
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Sectio Caesarea

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Indikasi dilakukannya operasi sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar atau caesarean section, secara umum adalah bila terdapat masalah pada jalan lahir (passage), his (power), dan/atau janin (passenger) atau terdapat kontraindikasi persalinan per vaginam. Indikasi ini dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu indikasi maternal, indikasi fetal, atau keduanya.[1-3]

Indikasi Fetal

Indikasi fetal dilakukannya SC, antara lain:

  • Kondisi medis pada janin, seperti gawat janin, kelainan tali pusat berdasarkan pemeriksaan Doppler, infeksi, persalinan preterm, dan malpresentasi, misalnya presentasi sungsang, non-frank breech, presentasi lintang, atau presentasi muka
  • Kelainan kongenital atau muskuloskeletal, dan makrosomia
  • Kelainan pada darah, seperti trombositopenia dan acidemia memanjang
  • Riwayat trauma lahir atau kondisi di mana pencegahan trauma akibat proses persalinan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatal[1–3]

Indikasi Maternal

Indikasi maternal dilakukannya SC, antara lain:

  • Kegawatdaruratan obstetri, seperti gawat ibu, atonia uteri, ruptur uteri

  • Riwayat operasi dahulu, misalnya riwayat SC sebelumnya, riwayat histerektomi klasik, riwayat rekonstruksi pelvis, dan riwayat miomektomi full-thickness

  • Kondisi medis, misalnya deformitas pelvis, bekas luka pada uterus, abnormalitas pelvis yang mengganggu kepala bayi masuk pintu atas panggul, massa atau lesi obstruktif pada traktus genital bawah, dan kanker serviks invasif
  • Lainnya, seperti dehisensi insisi uterus, human immunodeficiency virus (HIV) atau herpes simplex virus (HSV), persalinan SC terencana, kondisi jantung yang tidak memungkinkan manuver Valsalva dilakukan, aneurisma serebral atau malformasi arteriovenosa[1–3]

Indikasi Fetal dan Maternal

Indikasi fetal dan maternal dilakukannya SC, antara lain:

  • Kelainan plasenta, misalnya plasenta previa, plasenta akreta, solusio plasenta
  • Masalah persalinan per vaginam, seperti terdapat kontraindikasi pada persalinan per vaginam atau percobaan persalinan per vaginam gagal
  • Disproporsi sefalopelvik
  • Kehamilan postterm

Operasi sectio caesarea (SC) pada indikasi-indikasi di atas dapat dilakukan secara elektif ataupun emergensi, berdasarkan kategori tingkat urgensinya. Studi menunjukkan bahwa melakukan SC dengan indikasi secara terencana (elektif) memberikan dampak lebih baik secara psikologis terhadap ibu. Meski demikian, penting untuk melakukan SC hanya atas indikasi medis yang tepat.[2-5,9,11,12]

Klasifikasi

Operasi sectio caesarea (SC) secara umum dibedakan menjadi primer dan sekunder. SC primer merupakan tindakan yang dilakukan pertama kali, sedangkan SC sekunder merupakan tindakan SC dengan riwayat SC sebelumnya.[2]

Berdasarkan tingkat urgensinya, sectio caesarea (SC) dapat dibedakan menjadi SC cito dan elektif. Hanya 1% kehamilan yang memerlukan SC cito, yaitu SC yang dilakukan setelah proses persalinan dimulai. Sedangkan SC elektif adalah tindakan SC terencana yang dilakukan sebelum proses persalinan dimulai. Operasi SC emergensi dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu:

  • Kategori 1: Gawat janin atau gawat ibu yang membahayakan nyawa
  • Kategori 2: Kegawatan janin atau ibu yang tidak membahayakan nyawa
  • Kategori 3: Tidak ada tanda gawat janin atau gawat ibu, tetapi dibutuhkan persalinan
  • Kategori 4: Waktu persalinan disesuaikan dengan pasien atau dokter[3,10]

Tingkat urgensi sectio caesarea (SC) akan menentukan waktu tindakan harus dilakukan. Persalinan yang termasuk ke dalam kategori 1 dan 2 perlu mendapatkan penanganan dengan SC secepatnya. Tindakan SC harus dilakukan segera setelah diagnosis dibuat, yaitu dalam kurun waktu 30 menit pada kategori 1 dan dalam 75 menit pada kategori 2.[3,10]

Sectio Caesarea atas Permintaan Pasien

Pada banyak negara, termasuk di Indonesia, wanita hamil memiliki kebebasan untuk menentukan metode melahirkan bayinya. Bagi pasien yang ingin memiliki sectio caesarea (SC), harus berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter, sehingga mendapat penjelasan tentang pilihan metode melahirkan, cara mengatasi ketakutan terhadap rasa nyeri saat melahirkan, gambaran proses kelahiran, serta penjelasan akan hak wanita hamil menentukan cara melahirkan.[8]

Secara umum, tindakan SC atas permintaan pasien berkaitan dengan lebih banyak risiko yang berpotensi merugikan pasien, dibanding memberikan manfaat, terutama jika dibandingkan dengan persalinan per vaginam,[9]

Persalinan Berikutnya pada Pasien Sectio Caesarea (VBAC)

Dahulu, pasien dengan riwayat SC disarankan untuk melakukan SC lagi untuk persalinan selanjutnya. Namun, saat ini sudah tidak demikian. Sekitar 60–80% wanita dengan riwayat SC berhasil melahirkan per vaginam pada persalinan berikutnya atau dikenal juga dengan vaginal birth after caesarean (VBAC). Perlu diperhatikan, wanita yang melakukan VBAC memiliki risiko kurang dari 1% untuk mengalami ruptur uteri.[8]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Cesarean Birth. ACOG. 2021. https://www.acog.org/Patients/FAQs/Cesarean-Birth
2. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Spong C, Dashe J, Hoffman B, et al. Cesarean delivery and peripartum hysterectomy. In: William’s Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw HiIl; 2011.p. 587–607.
3. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Caesarean Section Guidelines. NICE Clinical Guideline. 2021
4. World Health Organization. WHO Statement on Caesarean Section Rates. Human Reproductive Program. 2015;23:149–50.
5. Mylonas I, Friese K. Indications for and Risks of Elective Cesarean Section. Dtsch Arztebl Int. 2015;112:489–95.
6. Field A, Haloob R. Complications of caesarean section. Obstet Gynaecol. 2016;18:265–72.
8. Berghella V. Patient education: C-section (cesarean delivery). UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/c-section-cesarean-delivery-beyond-the-basics
9. Louis HS. Cesarean Delivery. Medscape. 2018 https://emedicine.medscape.com/article/263424-overview
10. Berghella V. Cesarean delivery: Preoperative planning and patient preparation. UpToDate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/cesarean-delivery-preoperative-planning-and-patient-preparation
11. Begum T, Rahman A, Nababan H, Emdadul Hoque DM, Khan AF, Ali T, et al. Indications and determinants of caesarean section delivery: Evidence from a population-based study in Matlab, Bangladesh. PLoS One. 2017;12.
12. Handelzalts JE, Waldman Peyser A, Krissi H, Levy S, Wiznitzer A, Peled Y. Indications for emergency intervention, mode of delivery, and the childbirth experience. PLoS One. 2017;12.

Pendahuluan Sectio Caesarea
Kontraindikasi Sectio Caesarea
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 17:16
Cara Memberi Obat Sirup pada Anak - Video ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
2 Balasan
ALO Dokter! Tahukah Dok, pemberian obat sirup menggunakan sendok memiliki risiko dosis yang diberi menjadi tidak akurat? Pemberiannya juga rawan tumpah...
Anonymous
Hari ini, 12:50
Perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan saat menikah?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, perlukah injeksi TT pada ibu hamil trimester ketiga jika sudah pernah dilakukan injeksi TT sekitar 1,5 tahun yang lalu saat pasien menikah....
Anonymous
Hari ini, 12:47
Skrining streptococcus beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, perlukah skrining streptococcus Beta hemoloticus pada ibu hamil trimester ketiga di atas 36 Minggu? Jika bakteri positif, kapan diberi antibiotik?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.