Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Ruptur Uteri general_alomedika 2019-02-12T07:37:52+07:00 2019-02-12T07:37:52+07:00
Ruptur Uteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ruptur Uteri

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Diagnosis ruptur uteri merupakan tantangan bagi dokter, karena gejala klinis ruptur uteri kadang tidak spesifik. Diagnosis definitif ruptur uteri hanya dapat ditegakkan pada saat operasi. [3,4,14]

Anamnesis

Ruptur uteri bisa bersifat asimtomatis. Sebelum terjadi ruptur, pasien umumnya mengeluhkan gelisah dan nyeri pada perut bagian bawah. Pasien juga dapat mengeluhkan perdarahan pervaginam atau rasa seperti akan melahirkan.

Jika sudah terjadi ruptur, pasien umumnya merasakan lega yang diikuti dengan hilangnya rasa kontraksi pada uterus. Pasien juga bisa tidak merasakan gerakan janin.

Apabila perdarahan sangat masif, maka pasien akan mengeluhkan gejala syok seperti pusing, pingsan, atau keringat dingin. [4,5]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan bradikardia fetus saja, tanpa gejala penyerta lain. Sebelum terjadi ruptur bisa didapatkan adanya takikardia dan kontraksi uterus tetanik. Apabila dilakukan pemeriksaan Leopold, bagian janin mungkin sulit teraba. Pada beberapa pasien, misalnya dengan partus terhambat, dapat ditemukan Bandl’s ring, yang merupakan cincin retraksi patologis yang terbentuk karena penipisan segmen bawah uterus dengan penebalan dan retraksi segmen atas uterus.

Setelah terjadi ruptur, dapat ditemukan gawat janin dan partus tidak maju. Pada perabaan uterus, kontur uterus akan sulit diidentifikasi. Bisa teraba lebih dari satu benjolan, dimana yang satu adalah uterus yang berkontraksi dan beretraksi, sedangkan benjolan lainnya adalah bagian dari janin yang keluar ke kavum peritoneum.

Perdarahan akibat ruptur bisa sangat masif sehingga pasien dapat memiliki tanda syok seperti hipotensi, penurunan kesadaran, atau akral dingin. [4,5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding ruptur uteri adalah kegawatdaruratan obstetri lain, misalnya placental abruption, atonia uteri, atau inversio uteri.

Placenta Abruption

Placenta Abruption memiliki gejala klinis yang tidak khas. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan USG yang ditandai lepasnya plasenta dari uterus sebelum bayi dilahirkan. [15]

Atonia Uteri

Pasien dengan ruptur uteri dapat mengalami perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus yang hilang. Secara klinis, pasien atonia uteri dapat menunjukan tanda perdarahan pervaginam juga terutama setelah kala III dari persalinan. Pada atonia uteri, gejala dapat membaik dengan pemberian uterotonika. [3,15]

Inversio Uteri

Inversio uteri terjadi bila tenaga medis melakukan regangan tali pusat secara kuat saat mengeluarkan plasenta. Hal ini menyebabkan segmen atas uterus tertarik dan terlihat pada portio atau vagina. Inversio uteri menyebabkan gangguan kontraksi uterus sehingga akan terjadi perdarahan terus menerus. Pada pemeriksaan fisik, fundus uteri tidak teraba. [3,16]

Pemeriksaan Penunjang

Pada ruptur uteri, pemeriksaan penunjang tidak boleh menyebabkan penundaan penanganan pasien. Salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah cardiotocograph. Hasil cardiotocograph abnormal dapat ditemukan pada 55-87% kasus ruptur uteri, dimana bradikardia adalah temuan tersering. Tidak ada pola kontraksi uterus tertentu yang patognomonik terhadap ruptur uteri.

Pemeriksaan darah berupa hemoglobin dan golongan darah dibutuhkan untuk mempersiapkan transfusi. [4,5]

Referensi

3. Uterine Rupture in Pregnancy: Overview, Rupture of the Unscarred Uterus, Previous Uterine Myomectomy and Uterine Rupture. https://reference.medscape.com/article/275854-overview#a5
4. Toppenberg KS, Block WA. Uterine Rupture : What Family Physician Needs to Know. Am Fam Phys, 2002. 66: 823-8.
5. Manoharan M, Wuntakal R, Erskine K. Uterine Rupture : A Revisit. The Obstetrician & Gynecologist, 2010. 12: 223-230.
14. Kidanto H, Mwampagatwa I, Van Roosemalen J. Uterine rupture: a retrospective analysis of causes, complications and management outcomes at Muhimbili National Hospital in Dar es Salaam, Tanzania. Tanzania Journal of Health Research. 2012;14(3).
15. Schmidt P, Raines D. Placental Abruption (Abruptio Placentae). 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482335/
16. Leal R, Luz R, de Almeida J, Duarte V, Matos I. Total and acute uterine inversion after delivery: a case report. Journal of Medical Case Reports. 2014;8(1).

Epidemiologi Ruptur Uteri
Penatalaksanaan Ruptur Uteri
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
25 Januari 2022
Ruptur uteri apakah selalu diterminasi? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Thomas, Sp.OG, izin bertanya dokter.Pada kasus ruptur uterine pada ibu hamil apakah selalu berakhir dengan terminasi kehamilan? Apakah bisa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.