Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis
Tujuan utama penatalaksanaan rheumatoid arthritis adalah remisi dengan menekan aktivitas penyakit sepenuhnya melalui penatalaksanaan sinovitis, menghilangkan nyeri, menjaga kemampuan fungsional, meningkatkan kualitas hidup, meminimalisir kejadian tidak diinginkan, serta memberikan tata laksana yang efektif. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Edukasi Pasien
Berikan edukasi meliputi etiologi hingga penatalaksanaan rheumatoid arthritis pada pasien dan keluarga terdekat. Lakukan manajemen berat badan, terutama ketika terdapat keterlibatan sendi penyangga tubuh.
Terapi Okupasional
- Penilaian tempat kerja, kemampuan fungsional karyawan, serta teknik manajemen stress dan nyeri
- Penilaian dan modifikasi kebutuhan lingkungan kerja dan rumah
Fisioterapi
Tujuan dari fisioterapi adalah mengurangi nyeri dan kekakuan, mencegah deformitas, memaksimalkan fungsi serta meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan tonus otot. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa aktivitas aktif seperti latihan dan edukasi, maupun secara pasif melalui latihan rentang gerak dan isometrik, termoterapi, elektroterapi, serta terapi ultrasonografi.
Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang dapat digunakan di antaranya adalah :
Analgesik
Analgetik dapat berupa paracetamol dan obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen. Dapat juga diberikan agen cyclo-oxygenase-2 (COX2) inhibitor seperti celecoxib.
- Paracetamol dosis : 3 x 500 mg digunakan bila perlu
- Celecoxib dosis : 2 x 100 – 200 mg digunakan bila perlu
- Ibuprofen dosis : 3- 4 x 400 – 800 mg, maksimal 3.2 gram per hari, digunakan bila perlu
Disease Modifying Anti-rheumatic Drugs (DMARDs)
Disease Modifying Anti-rheumatic Drugs (DMARDs), merupakan agen yang menghambat umpan balik positif pemberian sinyal inflamasi pada keadaan rheumatoid arthritis. Preparat yang sering digunakan adalah:
Azathioprine: 1 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 1-2 dosis selama 6 – 8 minggu, dapat dinaikkan 0.5 mg/kgBB/hari setiap 4 minggu, maksimal 2.5 mg/kgBB/hari
Siklosporin (cyclosporine A) : 2.5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 2 dosis selama 6-8 minggu, dapat ditingkatkan hingga 4 mg/kgBB/hari secara bertahap
- D-penicillamine : digunakan pada kasus aktif yang berat dengan dosis 125-250 mg per hari selama 1 bulan. Dapat ditingkatkan dengan jumlah dosis yang sama setiap 4 – 12 minggu hingga remisi. Hentikan penggunakan obat ini apabila tidak ada respon dengan pengobatan adekuat selama 12 bulan.
- Hydroxychloroquine : dosis inisial 400 mg per hari dibagi menjadi 1-2 dosis. Dosis rumatan 200-400 mg per hari sesuai respon terhadap pengobatan.
- Leflunomide : dosis inisial 100 mg satu kali per hari selama 3 hari. Dilanjutkan dosis rumatan 10 – 20 mg satu kali per hari.
- Methotrexate (MTX) : diberikan 7.5 mg per minggu. Dosis dapat dinaikkan sesuai respon terhadap pengobatan, hingga maksimal 20 mg/ minggu.
- Sulfasalazine (SSZ) : dosis awal 500 mg per hari selama 1 minggu pertama, dilanjutkan sesuai respon pengobatan. Dapat ditingkatkan 500 mg setiap minggu, hingga maksimal 3 gram per hari dibagi dalam 3-4 dosis.
Agen Biologik
Agen Biologik, merupakan golongan obat yang menghambat reaksi inflamasi pada beberapa tahapan imunologi seperti antagonis faktor nekrosis tumor (TNFAs) dan inhibitor sitokin. Dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan DMARDs, seperti methotrexate. Preparat yang paling umum digunakan adalah:
-
Tumour necrosis factor alpha (TNFα) blockers:
- Adalimumab : dosis 40 mg sebagai dosis tunggal setiap minggu berselang
- Etanercept : dosis 25 mg dua kali per minggu dengan jarak antar dosis 3-4 hari atau 50 mg satu kali per minggu. Pengobatan dihentikan apabila tidak ada respon terapi dalam 6 bulan
-
Monoclonal antibodies against B cells:
Rituximab : diberikan sebagai dua kali dosis 1 gram infus intravena dengan jarak anatar dosis 2 minggu. Digunakan sebagai terapi kombinasi dengan MTX.
-
Interleukin 1 (IL-1) blockers:
- Anakinra : dosis 100 mg per hari, sebaiknya diberikan di waktu yang sama setiap hari. Dapat digunakan sebagai terapi kombinasi dengan MTX.
Steroid
Karena adanya dugaan keterlibatan sistem imun, steroid juga diduga bermanfaat dalam penatalaksanaan rheumatoid arthritis. Dapat diberikan prednisone 5-10 mg per hari sebagai terapi kombinasi dengan regimen terapi lainnya.
Terapi Pembedahan
Pertimbangkan terapi pembedahan jika:
- Nyeri menetap akibat kerusakan sendi atau penyakit jaringan lunak lainnya
- Perburukan fungsi sendi
- Deformitas progresif, terutama jika ditemukan ruptur tendon, kompresi saraf, dan stress fracture
- Sinovitis lokal yang menetap [17,18,20,22]
NVS/IHDO/OTHR/112021/103
Hanya untuk tenaga professional kesehatan, untuk keterangan lebih lanjut silahkan melihat informasi produk.