Epidemiologi Rheumatoid Arthritis
Epidemiologi rheumatoid arthritis bervariasi di berbagai negara di dunia, dengan angka kejadian yang lebih tinggi di Amerika dan Eropa, dan insiden yang lebih rendah di Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Global
Prevalensi rheumatoid arthritis secara global pada tahun 2010 adalah 0,24%, menunjukkan tidak adanya perubahan bermakna sejak tahun 1990. Disability-adjusted life year (DALY) meningkat dari 3,3 juta pada tahun 1990 menjadi 4,8 juta pada tahun 2010, baik karena pertumbuhan populasi maupun meningkatnya usia harapan hidup.[10] Meta-estimasi prevalensi rheumatoid arthritis pada negara berpenghasilan rendah dan menengah adalah:
- Asia Tenggara : 0,4%
- Timur Tengah : 0,37%
- Eropa : 0,62%
- America : 1,25%
- Pasifik Barat : 0,42% [11]
Pengukuran kualitas hidup menggunakan penilaian World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) menunjukkan bahwa skor WHOQOL secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan rheumatoid arthritis dibandingkan kontrol normal. Disabilitas fungsional merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan rheumatoid arthritis.[12]
Indonesia
Angka kejadian rheumatoid arthritis di Indonesia pada penduduk dewasa (di atas 18 tahun) berkisar 0,1% hingga 0,3%, sedangkan prevalensi pada anak dan remaja ditemukan satu per 100.000 orang. [13] Prevalensi rheumatoid arthritis lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan rasio 3:1 dan dapat terjadi pada semua kelompok umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada dekade keempat dan kelima kehidupan.[13]
Mortalitas
Pasien dengan penyakit yang aktif dan persisten memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka dengan nilai rata-rata DAS28 < 3.2. Selain itu, terdapat pula peningkatan risiko mortalitas pada pasien dengan kapasitas fungsional rendah, diabetes, penyakit ginjal atau paru kronis, penyakit jantung, dan terapi glukokortikoid.[14]