Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru karyanti 2022-02-10T21:54:06+07:00 2022-02-10T21:54:06+07:00
Tuberkulosis Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat meliputi tahap awal dan tahap lanjutan.[8,17]

Artikel ini akan membahas penatalaksanaan tuberkulosis pada orang dewasa. Terapi tuberkulosis untuk anak-anak dapat ditinjau di artikel tuberkulosis paru anak.

Medikamentosa Tuberkulosis Paru Aktif

Pada tahap awal (fase intensif), obat diberikan tiap hari selama 2 bulan, yakni berupa kombinasi isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Lalu, pada tahap lanjutan, obat diberikan tiap hari selama 4 bulan, yakni berupa isoniazid dan rifampisin.

Pengobatan fase lanjutan juga dapat diberikan dalam waktu 7 bulan, terutama untuk kelompok pasien dengan TB paru resisten obat, pasien dengan kultur sputum yang tetap positif setelah pengobatan fase intensif 2 bulan, dan pasien dengan HIV yang tidak mendapatkan obat antiretroviral (ARV).

Vitamin B6 juga umum diberikan bersama dengan isoniazid untuk mencegah kerusakan saraf (neuropati). Streptomisin merupakan antibiotik bakterisidal yang memengaruhi sintesis polipeptida. Streptomisin sering kali tidak termasuk dalam regimen obat TB paru lini pertama dikarenakan tingkat resistensinya yang cukup tinggi.

Dosis OAT lini pertama untuk dewasa adalah isoniazid 5 mg/kgBB (dosis maksimal 300 mg/hari), rifampisin 10 mg/kgBB (dosis maksimal 600 mg), pirazinamid 25 mg/kgBB, dan etambutol 15 mg/kgBB. Streptomisin juga dapat diberikan dengan dosis sebesar 15 mg/kgBB.[1,2,8,15,17,18]

Medikamentosa Tuberkulosis Paru yang Resisten

TB paru yang resisten obat disebabkan oleh bakteri tuberkulosis yang resisten terhadap minimal satu regimen obat lini pertama tuberkulosis. Multidrug-resistant TB (MDR-TB) adalah kasus TB yang resisten terhadap >1 OAT, yang meliputi isoniazid dan rifampisin.

Extensively drug-resistant TB (XDR-TB) adalah tipe MDR-TB yang ditandai dengan resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin, fluorokuinolon apa pun, dan minimal satu dari tiga obat injeksi lini kedua (amikacin, kanamisin, dan lainnya).

Durasi total pengobatan dapat dilakukan dalam waktu 9–11 bulan, di mana durasi tahap intensif adalah 4–6 bulan dan durasi tahap lanjutan adalah 5 bulan.

TB paru yang resisten terhadap isoniazid (dengan atau tanpa resistensi streptomisin) dapat diterapi dengan rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 6 bulan. Terapi dapat diperpanjang hingga 9 bulan bila kultur sputum tetap positif setelah 2 bulan.

TB paru yang resisten terhadap rifampisin dapat diberikan isoniazid, flurokuinolon, dan etambutol selama 12–18 bulan, yang disertai dengan pirazinamid selama 2 bulan pertama.[2,15,18]

Evaluasi Terapi Tuberkulosis Paru Aktif

Pasien dalam terapi TB paru perlu menjalani evaluasi berkala untuk menilai respons terhadap terapi OAT. Pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum BTA yang positif pada akhir fase intensif dapat mengindikasikan dosis OAT yang kurang, kepatuhan minum obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau adanya resistensi terhadap obat lini pertama.

Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir pengobatan TB. Jika sputum menunjukkan hasil positif, pengobatan bisa dikatakan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu dilakukan. Pada pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan.[2,8]

Terapi Profilaksis pada Tuberkulosis Laten

WHO menyarankan terapi profilaksis pada penderita tuberkulosis laten. Regimen yang direkomendasikan adalah:

  • 6H atau 9H: isoniazid tiap hari selama 6 bulan atau 9 bulan
  • 3HP: isoniazid dengan rifapentin tiap minggu selama 3 bulan
  • 3HR: isoniazid dengan rifampisin tiap hari selama 3 bulan
  • 4R: rifampisin tiap hari selama 4 bulan
  • 1HP: isoniazid dengan rifapentin tiap hari selama 1 bulan
  • H+B6+CPT: isoniazid, vitamin B6, dan kotrimoksazol tiap hari selama 6 bulan khusus untuk orang dengan HIV/AIDS[19]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

1. Adigun R, Singh R. Tuberculosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
2. Herchline T. Tuberculosis (TB). Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview#a1
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Kemenkes RI. 2019 Desember. https://yankes.kemkes.go.id/unduh/fileunduhan_1610422577_801904.pdf/43
15. Suárez I, Fünger SM, Kröger S, et al. The Diagnosis and Treatment of Tuberculosis. Deutsches Aerzteblatt International. 2019 Oct 25;116(43).
17. Bansal R, Sharma D, Singh R. Tuberculosis and its treatment: an overview. Mini Reviews in Medicinal Chemistry. 2018 Jan 1;18(1):58-71.
18. CDC. Tuberculosis (TB): Treatment for TB disease. 2016. https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/tbdisease.htm
19. World Health Organization. WHO operational handbook on tuberculosis. Module 1: Prevention. WHO. 2020. https://www.who.int/publications/i/item/who-operational-handbook-on-tuberculosis-module-1-prevention-tuberculosis-preventive-treatment

Diagnosis Tuberkulosis Paru
Prognosis Tuberkulosis Paru

Artikel Terkait

  • Dosis Terapi Harian atau Intermiten untuk Terapi Antituberkulosis pada Pasien HIV
    Dosis Terapi Harian atau Intermiten untuk Terapi Antituberkulosis pada Pasien HIV
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Pentingnya Terapi Tuberkulosis Pada Kehamilan untuk Mencegah Transmisi ke Janin
    Pentingnya Terapi Tuberkulosis Pada Kehamilan untuk Mencegah Transmisi ke Janin
  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks
    Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
9 hari yang lalu
Perbedaan Rontgen TB paru aktif dan bekas TB paru
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, bagaimana perbedaan rontgen TB paru aktif dan bekas TB paru? Terimakasih dok 🙏
Anonymous
12 Mei 2022
TB paru dengan asma - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dok, ijin tanya apakah ada tatalaksana khusus untuk TB paru dengan komorbid asma?Saya juga ingin menanyakan apakah penggunaan obat inhaled corticosteroid...
Anonymous
12 Mei 2022
TB paru laten - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, ijin bertanya, saya mempunyai pasien lansia yang dirawat sesak dan pada akhirnya kemudian didiagnosis awal masuk RS dengan gagal jantung akut.Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.