Prognosis Tuberkulosis Paru
Prognosis tuberkulosis paru (TB paru) tergantung pada diagnosis dini dan pengobatan. Tuberkulosis extra-pulmonary membawa prognosis yang lebih buruk.
Komplikasi
Komplikasi tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyebaran TB keluar jaringan paru atau disebut sebagai extra-pulmonary tuberculosis. TB Paru dapat menyebar ke pleura dan menyebabkan TB Pleura. Pada ruang pleura dapat terjadi respon hipersensitivitas terhadap protein kuman TB. Keadaan ini menyebabkan nyeri pleura dan demam, bahkan terkadang empiema juga dapat terbentuk.
Komplikasi lain adalah meningitis TB, yang ditandai dengan kesadaran menurun, status mental terganggu, kaku kuduk, peningkatan tekanan intrakranial, ataupun gangguan saraf kranial. Bila ada kecurigaan terjadinya keadaan ini, lakukan pungsi lumbal. Apabila terdapat tuberkuloma, maka dapat dikonfirmasi melalui CT Scan atau MRI kepala.
Selain itu, dapat pula terjadi perikarditis TB, dengan tanda berupa dada terasa sakit. Keadaan ini dapat mengakibatkan tamponade jantung atau konstriksi jantung.
Komplikasi lain yang bisa timbul adalah TB Milier, scrofula, artritis TB, ataupun TB spinal. [4]
Prognosis
Prognosis tuberkulosis (TB) tergantung pada diagnosis dini dan pengobatan. Tuberkulosis extra-pulmonary membawa prognosis yang lebih buruk.
Seorang yang terinfeksi kuman TB memiliki 10% risiko dalam hidupnya jatuh sakit karena TB. Namun penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang yang terkena HIV, malnutrisi, diabetes, atau perokok, memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit karena TB.
Rekurensi pengidap TB yang mendapat terapi DOT (Directly Observed Treatment) berkisar 0-14%.
Di negara-negara dengan angka TB yang tinggi, rekurensi biasanya terjadi setelah pengobatan tuntas, hal ini cenderung dikarenakan oleh reinfeksi daripada relaps.
Prognosis buruk terdapat pada penderita TB extra pulmonary, gangguan kekebalan tubuh, lanjut usia, dan riwayat terkena TB sebelumnya. Prognosis baik bila diagnosis dan pengobatannya dilakukan sedini mungkin. [11, 25-27]