Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tuberkulosis Paru karyanti 2023-01-26T09:05:15+07:00 2023-01-26T09:05:15+07:00
Tuberkulosis Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tuberkulosis Paru

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Diagnosis tuberkulosis paru atau TBC paru ditegakkan berdasarkan gejala batuk kronis yang dapat disertai dahak berdarah, penurunan berat badan, keringat malam, sesak, dan demam. Pemeriksaan fisik toraks dapat menemukan kelainan suara napas. Selain itu, pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks, pemeriksaan sputum basil tahan asam atau BTA, dan tes Mantoux juga dapat dilakukan untuk diagnosis.[1,4]

Anamnesis

Gejala umum tuberkulosis paru adalah batuk berdahak yang dapat bersifat kronis dan mungkin disertai darah. Nyeri dada, lemas, penurunan berat badan, demam, sesak napas, penurunan nafsu makan, rasa menggigil, dan keringat malam juga merupakan gejala yang umum terjadi.

Individu usia lanjut dengan infeksi TB umumnya tidak menunjukkan tanda dan gejala yang tipikal karena respons imun tubuh yang menurun. Infeksi TB aktif pada kelompok usia lanjut dapat terlihat seperti pneumonitis yang tidak kunjung membaik.[1,2,7,8]

Pemeriksaan Fisik

Pada pasien tuberkulosis paru, pemeriksaan fisik paru menunjukkan kelainan suara napas, terutama di lobus atas paru. Auskultasi dapat menemukan ronki basah, suara napas bronkial, suara napas amforik, dan penurunan suara napas vesikuler di apeks paru yang menandakan konsolidasi paru.[2,9]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding TB paru cukup banyak karena gejala dan tandanya menyerupai banyak penyakit sistemik lain. Beberapa diagnosis banding tuberkulosis paru meliputi pneumonia, keganasan, infeksi jamur paru, sarkoidosis, dan abses paru.[1,2]

Pneumonia

Pada kasus pneumonia (terutama yang disebabkan oleh bakteri), gejala yang dirasakan umumnya serupa dengan tuberkulosis paru, yakni demam, batuk berdahak dengan dahak purulen atau darah, dan napas yang berat.

Namun, gejala penurunan berat badan dan keringat malam umumnya jarang dijumpai pada kasus pneumonia. Selain itu, pencitraan radiologi dapat menemukan infiltrat di lapang paru dan pemeriksaan laboratorium dapat menemukan peningkatan C-reactive protein (CRP) dalam darah.[10]

Kanker Paru

Diagnosis banding lain dari tuberkulosis paru adalah kanker paru dengan gejala yang serupa, yaitu batuk darah, sesak napas, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan yang dapat membedakan diagnosis kanker paru adalah CT scan, bronkoskopi, ataupun PET scan (positron emission tomography).[11]

Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah penyakit multisistem yang menimbulkan granuloma nonkaseosa pada berbagai organ, terutama paru-paru. Gejala dapat berupa batuk kering persisten, lemas, sesak napas, dan pembesaran nodus limfatikus. Biopsi umumnya dilakukan untuk menegakkan diagnosis sarkoidosis dengan menemukan granuloma nonkaseosa tanpa adanya Mycobacterium dan jamur.[12]

Abses Paru

Pada kasus abses paru, pasien dapat memiliki keluhan batuk, demam, penurunan berat badan, lemas, dan rasa menggigil. Abses paru dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan rontgen toraks dan CT scan dengan gambaran berupa lesi kavitas dan infiltrat.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Skrining TB bisa dilakukan dengan tes Mantoux atau IGRA (interferon release assays). Selain itu, pasien yang dicurigai mengalami TB dapat menjalani pewarnaan BTA (basil tahan asam) dan kultur sputum. Pemeriksaan radiologis seperti rontgen toraks juga dapat menunjang diagnosis.

Tes Tuberkulin Kulit atau Tes Mantoux

Tes tuberkulin kulit atau tes Mantoux dilakukan dengan menginjeksi purified protein derivate (PPD). Pemeriksaan ini merupakan skrining tradisional untuk mengetahui adanya paparan tuberkulosis. Setelah injeksi pada kulit, hasil akan diinterpretasikan bersama dengan risiko paparan masing-masing pasien.

Pasien dengan risiko paparan rendah (pasien yang tidak memiliki risiko terpapar TB) memiliki hasil Mantoux positif bila terdapat indurasi pada kulit yang diinjeksikan PPD hingga mencapai ukuran 15 mm. Pasien dengan risiko sedang (pasien yang berasal dari negara endemik TB, tenaga kesehatan, dan sebagainya) memiliki hasil Mantoux positif bila indurasi berukuran >10 mm.

Pasien dengan risiko tinggi (pasien dengan HIV positif, riwayat TB, dan kontak erat dengan pasien TB lain) memiliki hasil Mantoux positif bila indurasi berukuran >5 mm. Pembacaan hasil dilakukan 48–72 jam setelah injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal. Suntikan akan menimbulkan gelembung kulit pucat berdiameter 6–10 mm.[1,14]

Interferon Release Assays atau IGRA

IGRA merupakan tes skrining tuberkulosis yang lebih spesifik dengan sensitivitas yang serupa dengan tes Mantoux. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk skrining infeksi TB laten. Konversi interferon-gamma release assay yang positif merupakan cerminan reaksi hipersensitivitas yang lambat terhadap protein Mycobacterium tuberculosis.

Kekurangan pemeriksaan IGRA bila dibandingkan dengan tes Mantoux adalah biaya yang lebih mahal. Selain itu, tes IGRA membutuhkan sarana laboratorium yang lebih memadai dan proses yang lebih rumit.[1,2,15]

Pemeriksaan Bakteriologik

Pemeriksaan bakteriologik dilakukan dengan tujuan menemukan bakteri tuberkulosis. Umumnya, bahan pemeriksaan diambil dari sputum dan diambil setiap pagi selama 3 hari berturut-turut. Dokter juga mungkin mengambil sputum sewaktu-pagi-sewaktu (SPS). Sputum lalu diberikan pewarnaan Ziehl-Neelsen dengan tingkat spesifisitas yang cukup tinggi untuk menemukan Mycobacterium. Akan tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat membedakan Mycobacterium tuberculosis dengan basil tahan asam lainnya.

Pemeriksaan dikatakan positif jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil basil tahan asam (BTA) positif. Pemeriksaan dikatakan negatif jika kedua uji sputum menunjukkan hasil BTA negatif. Pemeriksaan bakteriologik cukup ekonomis, cepat, dan berguna dalam penegakkan diagnosis tuberkulosis paru.[2,8,15]

Kultur Sputum

Kultur sputum adalah pemeriksaan diagnostik yang sangat sensitif untuk mengisolasi Mycobacterium dan mendeteksi minimal 10 hingga 100 basil. Spesifisitas kultur sputum mencapai >99% dalam mendiagnosis tuberkulosis paru, sehingga kultur merupakan pemeriksaan baku emas. Akan tetapi, pemeriksaan ini memerlukan waktu yang lama (hingga >2 minggu) untuk mendapatkan hasil.[2,16]

Gene Xpert MTB/RIF Assay

Gene Xpert MTB/RIF Assay adalah pemeriksaan yang menggunakan amplifikasi polymerase chain reaction (PCR) real-time multiplex. Metode ini dapat mengidentifikasi bakteri berdasarkan teknik DNA molekular. Pemeriksaan ini merupakan tes diagnostik yang cepat dengan sensitivitas mencapai 98%, terutama dalam mendeteksi resistensi rifampisin. Pemeriksaan yang menggunakan RNA ribosom dan PCR DNA ini dapat selesai dalam waktu 24 jam.[1,2,16]

Pemeriksaan Radiologis

Pada pasien TB paru, rontgen toraks dapat menunjukkan bercak atau nodul infiltrat, terutama di lobus atas paru-paru. Selain itu, rontgen toraks juga dapat menunjukkan pembentukan kavitas, nodul kalsifikasi seperti tuberkuloma, dan lesi nodular kecil banyak yang menunjukkan infeksi TB milier.

Sekitar seperempat pasien dengan TB primer dapat menunjukkan efusi pleura pada rontgennya. CT scan dapat dilakukan untuk melihat adanya limfadenopati dan lebih superior dalam mengevaluasi infeksi TB paru daripada rontgen toraks.[2,15]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

1. Adigun R, Singh R. Tuberculosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
2. Herchline T. Tuberculosis (TB). Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview#a1
4. World Health Organization (WHO). Tuberculosis. 2021 October. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
7. Moghaddam HT, Moghadam ZE, Khademi G, et al. Tuberculosis: past, present and future. Int J Pediatr. 2016 Jan 25;4(1):1243-5.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Kemenkes RI. 2019 Desember. https://yankes.kemkes.go.id/unduh/fileunduhan_1610422577_801904.pdf/43
9. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. IDI. 2017.
10. Sattar SBA, Sharma S. Bacterial Pneumonia. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
11. Siddiqui F, Siddiqui AH. Lung Cancer. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482357/
12. Bokhari SRA, Zulfiqar H, Mansur A. Sarcoidosis. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430687/
13. Sabbula BR, Rammohan G, Akella J. Lung Abscess. StatPearls Publishing. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555920/
14. CDC. Tuberculosis (TB): Fact Sheets Tuberculin Skin Testing. 2016. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/skintesting.hm
15. Suárez I, Fünger SM, Kröger S, et al. The Diagnosis and Treatment of Tuberculosis. Deutsches Aerzteblatt International. 2019 Oct 25;116(43).
16. Acharya B, Acharya A, Gautam S, et al. Advances in diagnosis of Tuberculosis: an update into molecular diagnosis of Mycobacterium tuberculosis. Molecular Biology Reports. 2020 May;47(5):4065-75.

Epidemiologi Tuberkulosis Paru
Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru

Artikel Terkait

  • Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif
    Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif
  • Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
    Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks
    Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
22 Februari 2023
Evaluasi pengobatan TB paru
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin menanyakan.Untuk evaluasi pengobatan TB paru pada akhir bulan 2, 5 dan 6. Itu cukup dg pemeriksaan BTA atau TCM ya dok ?Terimakasih
Anonymous
08 Desember 2022
Ciri rontgen TB paru yang sudah berhasil pengobatan - Radiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter Yuki, Sp. Rad, bagaimana cara mengidentifikasi Rontgen pada TB paru yang sudah tuntas pengobatan dan membedakannya dengan TB paru lama yang aktif...
Anonymous
11 September 2022
Terapi tuberkulosis paru relaps apakah berarti menggunakan kategori 1 selama 6 bulan saja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dokter, untuk Terapi tb paru relaps atau putus obat saat ini yang masih sensitif apakah berarti menggunakan kategori 1 selama 6 bulan saja?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.