Penatalaksanaan Osteomyelitis
Penatalaksanaan osteomyelitis memerlukan kombinasi medis (farmakologi dan pembedahan) dan non-medis. Penggunaan terapi medis seperti antibiotik saja tidak terlalu efektif dalam penanganan osteomyelitis, karena antibiotik tidak dapat menembus tulang mati atau terluka.[1,2]
Tata Laksana Medis
Tata laksana medis osteomyelitis yang dapat diberikan antara lain debridement jaringan tulang mati, pemberian terapi antimikroba, dan penatalaksanaan penyakit dasar.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan jika pasien tidak membaik dengan pengobatan antimikroba spesifik, dan bila terbukti ada abses jaringan lunak, pengumpulan cairan subperiosteal, atau adanya infeksi sendi. Pembedahan yang bisa dilakukan adalah debridement jaringan nekrotik, pengangkatan benda asing termasuk logam ortopedi, dan penutupan kulit dari luka kronis yang tidak sembuh, seperti kasus ulkus dekubitus. Osteomielitis vertebral biasanya tidak memerlukan pembedahan, tetapi bisa dilakukan pada kondisi kompresi saraf, ketidakstabilan tulang belakang, atau drainase abses epidural/paravertebral.[4]
Selain untuk membersihkan jaringan tulang yang telah mati, debridement dapat digunakan untuk mengambil kultur jaringan untuk mengevaluasi antibiotika yang masih sensitif untuk digunakan dalam penanganan osteomyelitis.[1-3,11]
Farmakologi
Setelah dilakukan debridement, antibiotika empiris dapat diberikan sambil menunggu hasil kultur, antara lain adalah kombinasi vancomycin dan sefalosporin generasi 3 atau antibiotik beta laktamase, seperti ceftriaxone, cefotaxime, dan cefixime. Penggunaan antibiotika ini banyak digunakan karena dapat digunakan untuk membunuh bakteri gram positif dan gram negatif.[1-3,11]
Antibiotika empiris umumnya diberikan selama 4-6 minggu atau sambil menunggu antibiotika definitif ditentukan dari hasil kultur. Akan tetapi, bila tindakan debridement dapat menghilangkan semua tulang terinfeksi, maka antibiotik dapat hanya diberikan selama 10 hari.[1-4]
Pilihan antibiotik setelah diketahui hasil kultur adalah klindamisin atau trimethoprim-sulfamethoxazole untuk mengobati bakteri gram positif, termasuk stafilokokus. Klindamisin diberikan peroral selama 1-2 minggu setelah terapi inisial intravena. Sedangkan untuk mengobati bakteri gram negatif, antibiotik pilihan adalah golongan kuinolon peroral, seperti levofloxacin, ofloxacin. Untuk mengobati Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat digunakan rifampin.[4]
Terapi Medis Lain
Terapi medis lain yang dapat diberikan adalah penatalaksanaan untuk mengatasi penyebab dasar seperti, diabetes melitus atau kelainan vaskuler perifer lainnya.[1-3,11]
Tatalaksana non-Medis
Selain pembedahan dan medis, terapi non farmakologi hendaknya juga diberikan untuk menunjang kesembuhan osteomyelitis. Terapi non farmakologis yang dapat diberikan antara lain mengendalikan gula darah, suplementasi nutrisi, terapi hiperbarik oksigen, berhenti merokok, serta perawatan ulkus dekubitus. Kendali gula darah penting dilakukan untuk menunjang kesembuhan osteomyelitis. Pemberian suplementasi nutrisi dapat diberikan pada pasien dengan kondisi malnutrisi, diabetes melitus, gagal hati, gagal ginjal, dan pasien dengan imunokompromais. Pemberian suplementasi seperti vitamin D dapat menurunkan infeksi periprostetik sendi. Terapi hiperbarik oksigen terbukti bermanfaat dalam penatalaksanaan osteomyelitis kronis, termasuk pada kasus ulkus kaki.[6,7,12]