Etiologi Osteomyelitis
Etiologi osteomyelitis tersering adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya osteomyelitis adalah rute masuknya infeksi, usia penderita, dan status imunitas pasien.
Etiologi
Etiologi berbeda berdasarkan rute masuknya infeksi, pada osteomyelitis hematogenous umumnya monomikrobial. Sedangkan osteomyelitis contiguous dan osteomyelitis terkait insufisiensi vaskuler dapat disebabkan oleh monomikrobial atau polimikrobial.[1,3]
Mikroba penyebab osteomyelitis tergantung juga pada usia pasien. Staphylococcus aureus merupakan penyebab tersering osteomyelitis hematogenous pada pasien dewasa dan anak-anak. Penyebab mikroba lain pada anak-anak adalah Streptococcus grup A, Streptococcus pneumonia, dan Kingella kingae. Pada bayi baru lahir, bisa disebabkan infeksi Streptococcus grup B. Pada orang dewasa, Staphylococcus aureus merupakan penyebab tersering pada infeksi tulang dan sendi protesis.[1,3,4]
Seiring dengan meningkatnya resistensi antibiotika, berbagai mikroba lain seperti Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) banyak ditemukan sebagai penyebab osteomyelitis. Pada kasus dengan gangguan fungsi imunitas, osteomyelitis bisa disebabkan oleh infeksi fungal atau mikobakterium/tuberculous osteomyelitis.[2]
Faktor Risiko
Masuknya patogen ke dalam tulang dipengaruhi beberapa faktor, seperti virulensi organisme, dan status imunologis pasien.[1,9]
Virulensi Organisme
Virulensi organisme mempunyai peranan yang penting dalam patogenesis osteomyelitis. Faktor virulensi organisme antara lain adalah perlengketan bakteri (bacterial adherence), resistensi terhadap mekanisme pertahanan tubuh, dan aktivitas proteolitik. Perlengketan bakteri, atau bacterial adherence, berperan pada tahap awal osteomyelitis yang disebabkan oleh bakteri, seperti Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat melekat pada komponen matrik tulang seperti fibrinogen, fibronektin, laminin, kolagen, dan sialoglikoprotein tulang, sehingga meningkatkan perlengketan mikroba pada matrik tulang.[1,9]
Resistensi terhadap mekanisme pertahanan tubuh adalah kemampuan mikroorganisme untuk menghindari mekanisme pertahanan tubuh. Kapsul polisakarida pada permukaan bakteri berperan dalam meningkatkan kemampuan bakteri menghindari sistem kekebalan host. Bakteri Staphylococcus aureus yang mempunyai kemampuan untuk hidup intraseluler dalam osteoblas juga berperan dalam patogenesis osteomyelitis. Phenotypic Staphylococcus aureus dapat mengalami perubahan pada saat dimetabolisme oleh osteoblas, sehingga menyebabkan bakteri ini kebal terhadap antimikroba yang berujung pada tingginya angka kekambuhan penyakit osteomyelitis.[1,9]
Aktivitas proteolitik dapat terjadi karena bakteri Staphylococcus aureus dapat menghambat proteolisis struktur muskuloskeletal. Efek proteksi untuk mencegah aktivitas tersebut dapat hilang pada kondisi infeksi.[1,9]
Status Imunologis Pasien
Faktor risiko osteomyelitis hematogenous adalah infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko osteomyelitis hematogenous adalah endokarditis, keberadaan instrument intravascular (seperti kateter vena atau instrumen kardiovaskuler) atau instrumen ortopedi, penggunaan obat injeksi, hemodialisis, dan penyakit anemia sel sabit.[1,6]
Pada osteomyelitis contiguous yang terjadi akibat inokulasi infeksi dari berbagai sumber, berisiko terjadi pada pasien dengan tempat perlukaan, atau infeksi invasif dari prosedur pembedahan. Sedangkan osteomyelitis terkait dengan insufisiensi vaskuler sering terjadi pada pasien lansia yang mengalami ulkus dekubitus, atau pada penderita kaki diabetes.[1,6]