Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kanker Payudara karyanti 2023-10-19T14:26:23+07:00 2023-10-19T14:26:23+07:00
Kanker Payudara
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kanker Payudara

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kanker payudara dapat berupa pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi target, maupun terapi hormonal.

Pada pasien dengan kanker payudara metastatik yang reseptor hormonal (HR) positif dan reseptor HER-2 negatif, terapi endokrin dan inhibitor CDK4/6 dapat diberikan.

Pembedahan

Tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk kanker payudara adalah biopsi eksisi dengan lokalisasi lesi, mastektomi radikal, breast conserving surgery, serta rekonstruksi payudara dan dinding dada.

Biopsi Eksisi dengan Lokalisasi Lesi

Biopsi eksisi dengan lokalisasi lesi dilakukan dengan mengangkat seluruh jaringan kanker dan menyisakan tepi jaringan tampak sehat dibantu metode mamografi dan lokalisasi lesi oleh sebuah kawat yang dilabel secara radiasi yang ditempatkan dekat dengan lokasi lesi.

Mastektomi Radikal

Mastektomi radikal dapat dilakukan dengan metode Halstedt maupun modifikasi Patey. Metode Halstedt dilakukan dengan mengangkat seluruh jaringan payudara, kulit, kompleks puting-areola, m. pectoralis mayor dan minor, serta kelenjar getah bening level I, II, dan III. Pada metode modifikasi Patey, m. pectoralis mayor dan n. pectoralis lateral tetap dipertahankan.

Breast Conserving Surgery

Breast conserving surgery memerlukan reseksi lesi kanker primer dengan margin jaringan yang tampak sehat, terapi radiasi ajuvan, dan penilaian status kelenjar getah bening regional.

Rekonstruksi Payudara dan Dinding Dada

Rekonstruksi payudara dan dinding dada dapat menjadi pilihan pada kasus dengan pengangkatan jaringan kulit dan subkutan yang masif.[1,2,6,15]

Radioterapi

Radioterapi dapat digunakan sebagai penatalaksanaan, ajuvan, maupun terapi paliatif kanker payudara. Sebagai tata laksana, radioterapi dapat digunakan pada berbagai stadium kanker, bergantung pada pilihan pembedahan yang akan dilakukan, apakah breast conserving surgery atau mastektomi. Radiasi pengion ditargetkan pada DNA sel (terutama sel kanker) sehingga terjadi kerusakan DNA yang ireversibel dan berujung pada kematian sel kanker.

Pada pasien yang menjalani breast conserving surgery dapat dilakukan iradiasi payudara parsial dengan teknik brakiterapi, terapi radiasi sinar eksternal, maupun intensity-modulated radiation therapy dan hanya dapat dilakukan pada skenario uji klinis prospektif di senter tertentu saja.

Terapi radiasi ajuvan (setelah pembedahan) bertujuan untuk menurunkan angka rekurensi kanker dan biasanya dilakukan pada kanker payudara stadium IIIA dan IIIB. Terapi radiasi juga dapat digunakan sebagai terapi paliatif, misalnya pada kasus kanker payudara dengan metastasis ke otak di mana agen kemoterapi memiliki efikasi yang terbatas.[1,2]

Kemoterapi

Sebelum kemoterapi, perlu dilakukan stratifikasi risiko berdasarkan luaran kesintasan tanpa penyakit (disease free survival/DFS) dan kesintasan umum (overal survival/OS). Stratifikasi risiko mempertimbangkan usia pasien, komorbiditas, ukuran tumor, grade tumor, jumlah kelenjar getah bening yang terlibat, serta status reseptor estrogen.

Kemoterapi Ajuvan

Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk menurunkan tingkat rekurensi dan kematian 15 tahun setelah terapi. Kemoterapi ajuvan disarankan pada wanita dengan kanker payudara yang memiliki karakteristik prognosis yang kurang baik seperti adanya invasi pembuluh darah atau kelenjar getah bening, grade inti tumor yang tinggi, grade histologik yang tinggi, ekspresi HER-2/neu yang tinggi, ukuran tumor > 1 cm, serta status reseptor hormon negatif.[1,2,6,15]

Pilihan regimen kemoterapi ajuvan untuk kanker payudara yang telah terbukti bermanfaat secara klinis dibedakan berdasarkan ekspresi HER-2/neu.

Regimen kemoterapi untuk kanker dengan ekspresi HER-2/neu negatif (tanpa trastuzumab):

Regimen / Obat Dosis Frekuensi Siklus

FAC

5-Fluorouracil (5-FU) 600 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Doxorubicin (Adriamycin) 60 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari 1

FAC (regimen alternatif)

5-Fluorouracil (5-FU) 500 mg/m2 IV hari 1 dan 8 Setiap 28 hari 6
Doxorubicin (Adriamycin) 30 mg/m2 IV hari 1 dan 8
Cyclophosphamide 100 mg/m2 PO hari 1-14

FEC100

5-FU 500 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Epirubicin 100 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1

AC

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Cyclophospamide 600 mg/m2 IV hari 1

TAC

Docetaxel (Taxotere) 75 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1

TAC

Docetaxel (Taxotere) 75 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1

AC diikuti T (regimen konvensional)

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari 1
Setelah regimen tersebut selesai, lanjutkan dengan:
Paclitaxel (Taxol) 175 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4

AC diikuti T (regimen dose-dense)

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1 Setiap 14 hari 4
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari 1
Setelah siklus selesai, lanjutkan dengan:
Paclitaxel (Taxol) 175 mg/m2 IV hari 1 Setiap 14 hari 4

AC diikuti T (regimen metronomik)

Doxorubicin 20 mg/m2 IV hari 1 Setiap minggu 12
Cyclophosphamide 50 mg/m2 PO setiap hari
Setelah siklus selesai, lanjutkan dengan
Paclitaxel 80 mg/m2 IV hari 1 Setiap minggu 12

CMF (Regimen Bonadonna)

Cyclophosphamide 100 mg/m2 PO hari 1-14 Setiap 28 hari 6
Methotrexate 40 mg/m2 IV hari 1 dan 8
5-FU 600 mg/m2 IV hari 1 dan 8

CMF (Regimen metronomik)

Cyclophosphamide 50 mg/m2 PO hari 1-7 Setiap minggu 24
Methotrexate 15 mg/m2 IV
5-FU 300 mg/m2 IV

TC

Taxotere 75 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 4
Cyclophosphamide 600/m2 IV hari 1

Regimen kemoterapi untuk kanker dengan ekspresi HER-2/neu positif (dengan trastuzumab):

Regimen / Obat Dosis Frekuensi Siklus

AC diikuti T+H

Doxorubicin 20 mg/m2 IV hari 1 Setiap minggu 12
Cyclophosphamide 50 mg/m2 PO setiap hari
Setelah siklus selesai, lanjutkan dengan
Paclitaxel 80 mg/m2 IV hari 1 Setiap minggu 12
Trastuzumab (Herceptin)

4 mg/kg IV load, lalu 2 mg/kg hari 1

Setelah siklus selesai, lanjutkan dengan
Paclitaxel 6 mg/kg IV Setiap 21 minggu 14

TCH

Docetaxel 75 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Carboplatin AUC*6 IV hari 1
Trastuzumab

8 mg/kg loading dose IV lalu 6 mg/kg/minggu x 18 lalu 6 mg/kg setiap 3 minggu x 12

TCH-P

Docetaxel 75 mg/m2 IV hari 1 Setiap 21 hari 6
Carboplatin AUC*6 IV hari 1
Trastuzumab

8 mg/kg loading dose IV lalu 6 mg/kg

17
Pertuzumab

840 mg loading dose IV lalu 420 mg untuk dosis berikutnya

6

Kemoterapi Neoajuvan

Pada pasien yang menunjukkan respon patologik komplit, kemoterapi neoajuvan berhubungan dengan peningkatan keberhasilan breast conserving surgery dibandingkan kemoterapi ajuvan. Regimen kemoterapi ajuvan dapat dipakai pada kemoterapi neoajuvan mengingat manfaat yang diberikan relatif sama.

Terapi Biologis / Terapi Target

Terapi biologis/terapi target untuk kanker payudara dilakukan dengan menggunakan trastuzumab (Herceptin). Obat ini merupakan antibodi monoklonal terhadap HER-2/neu yang menekan efek HER-2/neu terhadap progresivitas kanker payudara. Walau demikian, penelitian lanjutan menemukan bahwa penggunaan trastuzumab yang dikombinasikan dengan paclitaxel pada kanker payudara dengan HER-2/neu negatif meningkatkan respon patologi komplit dari 25% menjadi 66,7%.

Saat ini, trastuzumab digunakan sebagai terapi ajuvan pada pasien kanker payudara dengan HER-2/neu positif, metastasis ke kelenjar getah bening, atau pada pasien kanker payudara risiko tinggi tanpa penyebaran kelenjar getah bening. Trastuzumab sebaiknya tidak digunakan bersama dengan antrasiklin karena peningkatan risiko disfungsi jantung yang serius.[1]

Terapi Hormonal

Terdapat 3 pilihan terapi hormonal yang dapat digunakan untuk kanker payudara, yaitu tamoxifen, terapi supresi ovarium, dan inhibitor aromatase.[1,2]

Tamoxifen

Tamoxifen bekerja dengan mengikat reseptor estrogen di sitosol dan menghambat masuknya estrogen oleh jaringan payudara. Obat ini menunjukkan perbaikan klinis pada > 60% pasien dengan status reseptor estrogen positif (ER+) dan hanya <10% pada pasien dengan status reseptor estrogen negatif (ER-). Terapi tamoxifen selama 5 tahun juga terbukti menurunkan mortalitas akibat kanker payudara hingga 30% dalam evaluasi selama 15 tahun.

Tamoxifen patut dipertimbangkan pada wanita dengan DCIS (ductal carcinoma in situ) dengan ER+ untuk menurunkan risiko rekurensi pasca breast conserving surgery dan menurunkan risiko kanker payudara invasif serta kanker pada payudara kontralateral.

Terapi Supresi Ovarium

Terapi ini bertujuan menginduksi menopause yang reversibel dengan penghentian sementara produksi estrogen oleh ovarium pada wanita premenopause dengan pemberian agonis GnRH (gonadotropin-releasing hormone). Penggunaan agonis GnRH menunjukkan manfaat yang sama dengan kemoterapi regimen CMF sehingga merupakan alternatif kemoterapi ajuvan pada wanita dengan kanker payudara stadium awal, berusia di bawah 40 tahun, yang terseleksi dan tanpa karakteristik kanker payudara risiko tinggi.

Terapi supresi ovarium cocok untuk kanker payudara dengan ER+ dan status reseptor progesteron positif (PR+), HER-2/neu negatif, dan memiliki keterlibatan kelenjar getah bening yang minimal.

Inhibitor Aromatase

Setelah menopause, estrogen dibentuk terutama oleh jaringan lemak dengan bantuan enzim aromatase. Mekanisme ini mendasari penggunaan inhibitor aromatase pada kelompok populasi pasien kanker payudara pasca menopause. Inhibitor aromatase merupakan terapi ajuvan lini pertama pada wanita dengan kanker payudara pasca menopause atau lini kedua pasca terapi tamoxifen ajuvan selama 1 atau 2 tahun. Penggunaan inhibitor aromatase generasi ketiga seperti anastrozole dan letrozole menurunkan tingkat rekurensi lokal dan jauh kanker payudara.

Imunoterapi

Imunoterapi merupakan metode pengobatan yang tergolong baru untuk kanker payudara. Pengobatan ini baru disetujui oleh FDA pada tahun 2019. Obat-obatan yang digunakan dalam imunoterapi menggunakan mekanisme antibodi monoklonal dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan alami tubuh melawan kanker. Di Indonesia, beberapa agen imunoterapi seperti trastuzumab dan pertuzumab telah disetujui penggunaannya untuk terapi kanker payudara tertentu.

Terapi Paliatif

Terapi paliatif bukan bertujuan untuk menyembuhkan kanker payudara yang dialami tetapi bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Cakupan pelayanan paliatif meliputi layanan psikososial, rehabilitasi, dan upaya untuk mengurangi efek samping seperti nyeri, dispnea, dan ansietas.

Terapi Paliatif Nyeri

Analgesik opioid seperti morfin bisa diberikan dengan dosis titrasi untuk menyeimbangkan efek analgesia dan efek samping seperti kebingungan, mual, gatal, atau sembelit. Jika nyeri merupakan nyeri neuropatik, dokter bisa memberikan antikonvulsan seperti diazepam dan lorazepam.

Terapi Paliatif Dispnea

Terapi paliatif dispnea bisa berupa terapi farmakologis maupun nonfarmakologis. Contohnya adalah mendudukkan pasien dengan posisi tegak, melakukan drainase bila terjadi efusi perikardial, memberikan oksigen lewat face mask, atau memberikan opioid yang sesuai.

Terapi Paliatif Ansietas

Benzodiazepin short-acting seperti lorazepam atau alprazolam dapat diberikan bila perlu. Benzodiazepin long-acting seperti diazepam biasanya disediakan untuk pasien yang mengalami kegagalan dosis akhir. Midazolam berguna untuk mengendalikan kecemasan dan agitasi pada fase terminal penyakit. Intervensi nonfarmakologis termasuk psikoterapi suportif dan intervensi perilaku juga dapat dipertimbangkan. 

Referensi

1. Torre LA, Bray F, Siegel RL, Ferlay J. Global Cancer Statistics , 2012. CA A Cancer J Clin [Internet]. 2015;65(2):87–108. Available from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.3322/caac.21262/full

2. van Diest P, Buerger H, Kuijper A, van der Wall E. Breast Carcinogenesis. In: Kuerer H, editor. Kuerer’s Breast Surgical Oncology. New York: McGraw-Hill; 2010. p. 3–152.

6. Asamris, Burmansyah, Tjindarbumi D, Achmad D, Dlildir D, Handojo D, et al. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. In: Manuaba IBTW, editor. Jakarta: Sagung Seto; 2010. p. 17–48.

15. Pawlaczyk A. An analysis of long term complications in breast cancer patients after conservative therapy. Reports Pract Oncol Radiother [Internet]. 2006;11(2):81–9. Available from: http://ac.els-cdn.com/S1507136706710525/1-s2.0-S1507136706710525-main.pdf?_tid=2a602c94-4c58-11e6-8e16-00000aacb35d&acdnat=1468785403_cef7ef1d1d9c9fcac99ca41c59e82f73

Diagnosis Kanker Payudara
Prognosis Kanker Payudara

Artikel Terkait

  • Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
    Keamanan Jangka Panjang Kehamilan Pasca Kanker Payudara
  • Red Flag Benjolan Payudara
    Red Flag Benjolan Payudara
  • Red Flags Nyeri Payudara
    Red Flags Nyeri Payudara
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Perbandingan Breast Conserving Surgery dan Mastektomi bagi Pasien Kanker Payudara
    Perbandingan Breast Conserving Surgery dan Mastektomi bagi Pasien Kanker Payudara

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 31 Mei 2023, 08:46
Penjelasan hasil PA kanker payudara stadium 3
Oleh: Anonymous
1 Balasan
All dokter, izin diskusi dgn hasil ini 🙏🏻 jika dilihat dari diagnosa ca mamae stadium 3, dan t1n0m0
Anonymous
Dibalas 05 Februari 2023, 15:41
Benjolan di payudara sudah 1 tahun
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dokter.. ingin sharing kasus, wanita usia 45 tahun dengan keluhan benjolan di payudara seperti di foto terlampir sudah dialami sejak 1 tahun dan belum...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2023, 10:56
Keluar nanah dan darah dari puting pada ibu yang tidak menyusui
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi, pasien wanita usia 44 tahun, datang dengan keluhan keluar nanah dan darah saat puting di pencet (namun saat diperimsa sudah tdk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.