Pendahuluan Hydrocephalus
Hydrocephalus merupakan manifestasi klinis dari akumulasi cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid / CSF) yang berlebihan, sehingga terjadi peningkatan tekanan intraventrikuler dan dilatasi patologis ruang ventrikel. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada sirkulasi dan/atau absorbsi CSF, ataupun meningkatnya produksi CSF oleh plexus choroid. Hydrocephalus dapat diturunkan karena kelainan genetik, maupun didapat karena komplikasi persalinan prematur, tumor, trauma, infeksi, dan gangguan metabolik. [1-3]
Diagnosis hydrocephalus pada bayi atau anak dapat dilakukan dengan pengukuran lingkar kepala, baik sewaktu maupun serial, dan disesuaikan dengan kurva pertumbuhan lingkar kepala. Pada hydrocephalus akan menunjukkan peningkatan lebih pesat yang melebihi garis pertumbuhan. Selain itu, dapat pula ditemukan adanya Cushing Triad (hipertensi, bradikardi, dan menurunnya laju respirasi), karena adanya peningkatan tekanan intrakranial. Sedangkan hydrocephalus pada orang dewasa dapat memberikan gejala berupa gangguan keseimbangan saat berjalan, gejala kognitif (demensia), dan inkontinensia urine. Diagnosis hydrocephalus dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan kepala maupun MRI otak. [1,3,4]
Tatalaksana hydrocephalus terutama adalah menurunkan tekanan intrakranial, paling efektif dengan prosedur pembedahan membuat shunt maupun bypass. Namun, perlu diperhatikan pula bahwa tata laksana tidak terlepas dari etiologi yang mendasari. Prognosis untuk pasien dengan hydrocephalus masih sulit untuk diprediksi, hal ini dipengaruhi oleh penyakit penyerta dan etiologi, usia waktu didiagnosis, juga keberhasilan terapi. [1,5-7]