Penatalaksanaan Atresia Ani
Bayi dengan atresia ani harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan tindakan pembedahan. Keputusan untuk melakukan anoplasti pada masa neonatus atau melakukan kolostomi dan menunda repair/perbaikan malformasi didasarkan pada hasil pemeriksaan.[3,15,16]
Pembedahan
Manajemen dan pembedahan bergantung dari diagnosis kelainan pada bayi. Beberapa jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada bayi atresia ani adalah anoplasti, kolostomi, posterior sagittal anorectoplasty (PSARP), anterior sagittal anorectoplasty (ASARP), dan Abdominoperineal pull through. [3,15,16]
Anoplasti
pembedahan membuat lubang anus artifisial, dilakukan pada bayi laki-laki dengan fistula rektoperineal, dan bayi perempuan dengan fistula rektoperineal atau fistula rektovestibular. [3,15,16]
Kolostomi
Pembedahan yang berfungsi sebagai dekompresi dan proteksi terhadap operasi selanjutnya. Dilakukan pada bayi yang tidak bisa dilakukan pull-through karena kompleksitas malformasinya atau ada komorbid lain. [3,15,16]
Kolostomi dilakukan pada keadaan sebagai berikut :
- Atresia terletak >1 cm dari kulit perineal
- Bayi laki-laki dengan fistula urinaria (fistula uretra rektobulbar, fistula uretra rektoprastatik, fistula rectobladder neck), anus imperforata tanpa fistula, dan atresia rektal
- Bayi perempuan dengan anus imperforata tanpa fistula, kloaka persisten, fistula vestibular, fistula rektovagina, dan atresia rektal [3,15,16]
Posterior / Anterior Sagittal Anorectoplasty
Dilakukan terutama pada bayi perempuan dengan atresia ani dengan fistula rektovestibular. [3,15,16]
Abdominoperineal Pull Through
Dilakukan pada atresia ani letak tinggi. Prosedur dimulai dengan cara yang sama dengan PSARP, namun untuk menutup fistula atau memisahkan rektum dari jaringan sekitar yang tidak dapat dilakukan dengan PSARP, dilakukan melalui laparotomi. [3,15,16]
Persiapan Rujukan
Bayi dengan atresia ani dipuasakan dan diberi asupan nutrisi intravena, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki pelayanan bedah anak. Antibiotik diberikan bila ada tanda infeksi. Bila ada distensi abdomen, dapat dilakukan dekompresi dengan pemasangan nasogastric tube (NGT). [2,15]
Medikamentosa
Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi secara parenteral. Nutrisi enteral maupun ASI dapat diberikan setelah pembedahan dilakukan. Antibiotik broad-spectrum digunakan bila ada tanda infeksi, terutama bila dicurigai adanya fistula rektourinarius atau rektouretra. Medikamentosa lainnya bergantung pada adanya penyakit yang menyertai. [2,15]
Terapi Suportif Setelah Operasi
Terapi suportif pasca operasi yang dibutuhkan adalah:
- Pemasangan kateter foley dilakukan pada bayi laki-laki dengan fistula rektouretra selama sekitar 5-7 hari, kadang lebih lama.
- Dua minggu pasca operasi dilakukan dilatasi pada anus baru menggunakan alat dilator. Dimulai dari ukuran kecil ke besar sesuai usia anak sampai tercapai ukuran diameter anus yang sesuai usia anak.
- Konstipasi pasca pembedahan diatasi dengan pemberian laksatif dan pengaturan diet.[2,15]