Diagnosis Patent Ductus Arteriosus
Diagnosis patent ductus arteriosus (PDA) ditegakkan dengan adanya murmur machinery yang ditemukan di infraclavicular sinistra, ini sangat spesifik untuk penyakit kongenital ini. Diagnosis banding patent ductus arteriosus termasuk penyakit jantung bawaan lainnya.
Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan ini tidak mengalami keluhan khas tertentu, terutama pada ukuran ductus kecil dan sedang. Pada pasien dewasa dengan patent ductus arteriosus ukuran kecil dan sedang yang tidak terkoreksi, pasien mungkin dapat mengeluhkan toleransi rendah terhadap aktivitas maupun olahraga. Pada patent ductus arteriosus ukuran besar, pasien bayi baru lahir dapat menunjukkan tanda gagal jantung, termasuk gagal tumbuh, sulit untuk menyusu, dan gangguan nafas. Pasien dewasa dengan ductus ukuran besar yang tidak terkoreksi dapat mengalami tanda kelainan jantung sianotik, seperti sianosis dan clubbing, terutama pada extremitas inferior.[1,2]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik utama pada patent ductus arteriosus adalah ditemukannya murmur pada pemeriksaan auskultasi jantung. Murmur yang terjadi berupa murmur sistolik maupun holosistolik atau kurang dengan karakteristik kasar (murmur Gibson atau murmur machinery) yang terdengar di infraclavicula sinistra. Intensitas murmur menjadi maksimal segera sebelum dan sesudah S2 dan tidak dipengaruhi posisi pasien. Grade murmur bergantung pada besar ductus, di mana pada ukuran kecil murmur terdengar pada grade 3/6 atau kurang, dan pada ukuran besar, murmur dapat terdengar pada grade 4/6.
Selain murmur, hipotensi dapat ditemukan pada pasien dengan patent ductus arteriosus. Hipotensi juga disertai dengan tekanan nadi melebar >30 mmHg. Selain itu, respiratory distress dan hipoksia dapat terjadi akibat adanya edema pulmoner. Hepatomegali dapat terjadi pada adanya gagal jantung kongestif.[1-4]
Diagnosis Banding
Terdapat beberapa diagnosis banding untuk PDA, seperti fistula arteri koroner, aneurisma sinus valsalva, trunkus arteriosus persisten, fistula arteriovenous pulmoner, dan total anomalous pulmonary venous return.
Fistula Arteri Koroner
Fistula arteri koroner merupakan kondisi kongenital di mana terjadinya hubungan tidak normal antara arteri koroner dengan salah satu ruangan jantung atau pembuluh darah besar. Fistula arteri koroner dapat dibedakan dari patent ductus arteriosus dari gambaran pemeriksaan penunjangnya.[1-4]
Aneurisma Sinus Valsalva
Aneurisma sinus valsalva merupakan aneurisma pada sinus valsalva atau sinus aorta yang dapat terjadi secara kongenital atau didapat, dengan gejala yang mirip dengan patent ductus arteriosus besar terutama bila terjadi ruptur aneurisma, seperti gejala gagal jantung kongestif. Aneurisma sinus valsava dapat dibedakan dari patent ductus arteriosus dari gambaran pemeriksaan penunjangnya maupun risiko kegawatdaruratan ruptur aneurisma, seperti nyeri dada hebat dengan dispnea hingga henti jantung.[1-4]
Trunkus Arteriosus Persisten
Trunkus arteriosus persisten merupakan kondisi di mana trunkus primitif tidak berkembang menjadi arteri pulmonalis dan aorta saat perkembangan janin. Trunkus arteriosus persisten juga dapat menyebabkan gejala gagal jantung kongestif. Trunkus arteriosus persisten dapat dibedakan dari patent ductus arteriosus dari pemeriksaan fisik berupa S1 normal diikuti S2 keras, dengan atau tanpa murmur, maupun pemeriksaan penunjang.[1-4]
Fistula Arteriovenous Pulmoner
Fistula arteriovenous pulmoner merupakan pembuluh darah tidak normal yang menghubungkan antara vena dan arteri pada paru yang sering terjadi pada pasien dengan hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT). Fistula arteriovenous pulmoner dapat menyebabkan gejala sianosis dan clubbing. Kelainan ini dapat dibedakan dari patent ductus arteriosus dari adanya dahak darah maupun pemeriksaan penunjang.[1-4]
Total Anomalous Pulmonary Venous Return
Total anomalous pulmonary venous return (TAPVR) merupakan penyakit jantung bawaan di mana terjadi kelainan posisi vena pulmoner sehingga darah dari paru tidak mengalir ke atrium kiri namun mengalir ke atrium kanan. Penyakit ini dapat disertai dengan atrial septal defect sehingga darah dari atrium kanan dan atrium kiri juga bercampur. Kelainan ini dapat menyebabkan sianosis dan adanya segera setelah bayi lahir. TAPVR dapat dibedakan dari patent ductus arteriosus berdasarkan pemeriksaan penunjang.[1-4]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis patent ductus arteriosus adalah echocardiography pemeriksaan lain, seperti pencitraan radiologi dengan rontgen thorax, maupun elektrokardiografi Doppler.
Echocardiography
Evaluasi lengkap dengan echocardiography meliputi pemeriksaan echocardiography dua dimensi maupun pemeriksaan hemodinamik echocardiography Doppler. Biasanya, ductus dinilai dengan echocardiography melalui lapangan parasternal dan suprasternal. Pencitraan dua dimensi dapat memberikan informasi kualitatif mengenai kondisi hemodinamik pasien. Penilaian derajat patent ductus arteriosus dan penilaian tekanan arteri pulmoner dapat dilakukan dengan echocardiography Doppler. Penilaian derajat patent ductus arteriosus dilakukan berdasarkan pulmonary-to-systemic-flow ratio (Qp:Qs), menjadi:
- Kecil: Qp:Qs < 1,5 : 1
- Sedang: Qp:Qs 1,5 – 2,2 : 1
- Besar: Qp:Qs > 2,2 : 1 [1,2,6]
Rontgen Thorax
Kelainan pada rontgen thorax dapat bervariasi dan bergantung pada ukuran ductus dan derajat shunting kiri ke kanan. Pada pasien dengan patent ductus arteriosus kecil, rontgen thorax akan menunjukkan hasil normal. Pada patent ductus arteriosus ukuran sedang dan besar, rontgen thorax akan menunjukkan gambaran kardiomegali dan peningkatan corakan bronkovaskular.[1,2,6]
Elektrokardiografi (EKG)
Pada patent ductus arteriosus kecil, gambaran EKG biasanya normal. Namun pada patent ductus arteriosus ukuran besar, dapat ditemukan tanda hipertrofi biventrikular dan kelainan pada atrium kiri. Bila disertai dengan hipertensi pulmoner lama, dapat terjadi tanda hipertrofi ventrikel kanan lebih dominan.[1,2,6]