Pendahuluan Gagal Tumbuh
Gagal tumbuh, disebut juga failure to thrive atau faltering growth, adalah gangguan nutrisi di mana anak tidak mencapai berat badan sesuai usianya. Kondisi ini lebih bersifat sebagai tanda adanya suatu masalah dasar, sehingga bukanlah sebuah diagnosis akhir. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “faltering growth” lebih disukai dibandingkan “failure to thrive”. Hal ini karena istilah “faltering growth” dianggap lebih mampu menjelaskan esensi dari masalah yang dialami pasien dimana gangguan sering kali bersifat temporer, sedangkan istilah “failure” atau gagal memberi kesan yang lebih permanen.
Definisi klinis gagal tumbuh adalah berat badan sesuai usia di bawah persentil ke-5 pada grafik pertumbuhan anak, penurunan persentil berat sesuai usia sebanyak dua kali dari garis persentil mayor di grafik pertumbuhan, atau kurang dari 80 persentil median rasio berat dibanding tinggi badan atau rasio berat dibanding panjang badan.
Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh tiga penyebab utama, yaitu berkurangnya asupan energi, berlebihnya luaran energi, dan bertambahnya kebutuhan kalori. Gagal tumbuh dapat terjadi pada setiap tahapan kehidupan, namun gagal tumbuh paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berusia muda.
Gagal tumbuh sering berkaitan dengan status sosioekonomi rendah, pendidikan orang tua yang rendah, atau terdapat faktor-faktor stresor pada lingkungan rumah. Gagal tumbuh umumnya ditemukan dalam pemeriksaan rutin atau skrining rutin bulanan pada pasien pediatrik. Untuk mendiagnosis gagal tumbuh, anamnesis dan pemeriksaan fisik sederhana ditambah pemeriksaan antropometri dapat dilakukan.
Beberapa masalah kesehatan tertentu dapat membuat anak lebih berisiko mengalami gagal tumbuh, misalnya saja tuberkulosis atau cystic fibrosis. Pada kasus seperti demikian, terapi spesifik terhadap kondisi yang mendasari umumnya akan meningkatkan kecepatan pertambahan berat badan. Pada pasien dimana gagal tumbuh tidak disebabkan oleh etiologi spesifik, intervensi sederhana seperti meningkatkan asupan makanan dapat memperbaiki kecepatan pertambahan berat badan.
Gagal tumbuh dapat diterapi dengan mengidentifikasi etiologi utama dan mengejar defisit kalori yang terjadi. Umumnya pengelolaan gagal tumbuh dapat dilakukan secara rawat jalan dengan supervisi berkala dari tim multidisiplin. Dalam kondisi khusus yang memerlukan observasi atau tindakan medis, seperti pemasangan pipa nasogastrik, atau bila terjadi kegawatan, pasien perlu dirawat inap. Gagal tumbuh merupakan hal yang penting untuk diketahui dan dikenali oleh dokter, terutama di fasilitas kesehatan primer, karena gagal tumbuh dapat menyebabkan efek jangka panjang pada anak, termasuk keterlambatan perkembangan dan peningkatan risiko penyakit kronik.[1-5]