Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Konstipasi general_alomedika 2022-12-27T13:37:26+07:00 2022-12-27T13:37:26+07:00
Konstipasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan e-Prescription

Patofisiologi Konstipasi

Oleh :
dr. Ashfahani Imanadhia
Share To Social Media:

Patofisiologi konstipasi melibatkan gangguan pada sistem gastrointestinal dan rektum, ataupun gangguan pada sistem lainnya. Konstipasi dapat terjadi akibat masalah pada konsistensi tinja dan masalah perilaku buang air besar.

Konsistensi tinja yang keras dapat menyebabkan konstipasi, tetapi tinja yang lunak juga bisa menimbulkan konstipasi apabila terdapat gangguan motilitas atau kelainan anatomi. Perilaku buang air besar yang mempengaruhi timbulnya konstipasi mencakup infrekuensi, kesulitan dalam evakuasi, dan mengejan saat buang air besar.[1-3]

Faktor Internal

Faktor internal, atau dalam usus dan rektum, yang dapat menyebabkan konstipasi meliputi:

●       Obstruksi usus besar: neoplasma, volvulus, striktur

●       Motilitas kolon lambat, terutama pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan pencahar kronis

●       Obstruksi anatomis pada saluran keluar: intususepsi dinding anterior rektum saat mengejan, prolaps rektum, dan rektokel

●       Obstruksi fungsional pada saluran keluar: spasme sfingter eksternal saat mengejan, penyakit Hirschsprung segmen pendek, dan kerusakan saraf pudendal[3]

Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang terlibat dalam konstipasi yang berasal dari luar usus besar termasuk kebiasaan makan yang buruk dan faktor psikologis. Faktor eksternal yang paling umum adalah asupan serat atau cairan yang tidak memadai atau penggunaan kafein atau alkohol yang berlebihan.

Konstipasi juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti antasida, nifedipine, dan sertraline. Selain itu, gangguan endokrin dan neurologi juga bisa menyebabkan keluhan konstipasi, misalnya hipotiroid, spinal cord injury, dan multiple sclerosis.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Referensi

1. Aziz I, Whitehead WE, Palsson OS, Törnblom H, Simrén M. An approach to the diagnosis and management of Rome IV functional disorders of chronic constipation. Expert Rev Gastroenterol Hepatol. 2020 Jan;14(1):39-46.
2. Bharucha AE, Lacy BE. Mechanisms, Evaluation, and Management of Chronic Constipation. Gastroenterology. 2020 Apr;158(5):1232-1249.e3.
3. D Basson Marc. Constipation. Medscape. 2020.
4. Sobrado CW, Neto IC, Pinto RA, et al. Diagnosis and Treatment of Constipation: A Clinical Update Based on The Rome IV Criteria. J Coloproctology. 2018;137–44.

Pendahuluan Konstipasi
Etiologi Konstipasi

Artikel Terkait

  • Manajemen Konstipasi dalam Kehamilan
    Manajemen Konstipasi dalam Kehamilan
  • Red Flag Konstipasi pada Bayi
    Red Flag Konstipasi pada Bayi
  • Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
    Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
  • Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
    Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
Diskusi Terkait
Anonymous
14 hari yang lalu
BAB berdarah dan perubahan bentuk feses
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya memiliki pasien perempuan usia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri perut terutama di daerah epigastrium dan di bawah umbilicus (terdapat nyeri...
Anonymous
16 Februari 2023
Dosis obat laktulosa untuk konstipasi pada anak usia 22 bulan
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter izin berdiakusi, anak 22 bulan dengan konstipasi, bab 2-3 hari sekali, takut mengedan karena merasa sakit, sudah diupayakan jongkok dan duduk...
Anonymous
01 Desember 2022
Probiotik & Prebiotik untuk mencegah konstipasi pada anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr. Yoke SpA.. apakah suplementasi probiotik & prebiotik terbukti dapat mencegah konstipasi pada anak? terutama untuk anak 3 tahun ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.