Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Konstipasi general_alomedika 2022-12-27T13:37:35+07:00 2022-12-27T13:37:35+07:00
Konstipasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan e-Prescription

Edukasi dan Promosi Kesehatan Konstipasi

Oleh :
dr. Ashfahani Imanadhia
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan konstipasi yang utama adalah terkait modifikasi gaya hidup, yang mencakup konsumsi makanan tinggi serat, cukup hidrasi, dan aktivitas fisik reguler. Sampaikan bahwa kepatuhan terhadap perubahan gaya hidup akan mencegah rekurensi konstipasi.[1,3,11]

Edukasi Pasien

Pasien dianjurkan untuk melakukan perubahan gaya hidup dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat 20-30 gram serat/hari dan minum air yang cukup (sekitar 2 L/hari). Serat bisa didapatkan dari sayur-sayuran dan buah-buahan.[1,11]

Pada CIC (Chronic Idiopathic Constipation) serat yang disarankan adalah serat yang larut dibandingkan serat tidak larut. Contoh makanan yang tinggi serat larut adalah kubis, kedelai, alpukat, ubi jalar, brokoli, dan pir.[3]

Aktivitas fisik yang regular, tiga kali seminggu, selama 60 menit, dengan target 40-60% dari target heart rate (THR) ditemukan dapat mengurangi gejala konstipasi. Pasien diedukasi agar memiliki bowel habit  yang lebih baik dengan tidak menahan buang air besar, menghindari mengejan, membiasakan buang air besar setelah makan (melatih reflex post-prandial bowel movement) atau saat waktu yang dianggap sesuai, dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.[16]

Pada pasien yang mengalami konstipasi sekunder, sampaikan regimen tata laksana yang diperlukan. Prognosis pasien akan sangat bergantung pada penyakit yang mendasari.[1]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Gaya hidup sehat dan aktif merupakan langkah pencegahan terbaik dari timbulnya konstipasi. Sebagian besar kasus konstipasi fungsional berkaitan dengan gaya hidup. Oleh karenanya, mempertahankan gaya hidup sehat akan mencegah terjadinya dan mencegah rekurensi dari keluhan konstipasi.

Selain itu, konstipasi juga berkaitan dengan penggunaan berbagai obat, termasuk sertraline, antasida, dan nifedipine. Pengawasan klinis diperlukan pada pasien-pasien yang mengonsumsi obat yang dapat menyebabkan efek samping konstipasi.[1,3,14]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Referensi

1. Aziz I, Whitehead WE, Palsson OS, Törnblom H, Simrén M. An approach to the diagnosis and management of Rome IV functional disorders of chronic constipation. Expert Rev Gastroenterol Hepatol. 2020 Jan;14(1):39-46.
3. D Basson Marc. Constipation. Medscape. 2020.
11. Milosavljevic T, Popovic DD, Mijac DD, Milovanovic T, Krstic S, Krstic MN. Chronic Constipation: Gastroenterohepatologist’s Approach. Dig Dis. 2022;40(2):175–80.
14. Diaz S, Bittar K, Mendez MD. Constipation. In: StatPearls. 2022.

Prognosis Konstipasi
Pasien Dewasa - Panduan e-Prescr...

Artikel Terkait

  • Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
    Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
  • Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
    Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
  • Red Flag Konstipasi pada Bayi
    Red Flag Konstipasi pada Bayi
  • Manajemen Konstipasi dalam Kehamilan
    Manajemen Konstipasi dalam Kehamilan
Diskusi Terkait
Anonymous
09 Maret 2023
BAB berdarah dan perubahan bentuk feses
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya memiliki pasien perempuan usia 17 tahun datang dengan keluhan nyeri perut terutama di daerah epigastrium dan di bawah umbilicus (terdapat nyeri...
Anonymous
16 Februari 2023
Dosis obat laktulosa untuk konstipasi pada anak usia 22 bulan
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter izin berdiakusi, anak 22 bulan dengan konstipasi, bab 2-3 hari sekali, takut mengedan karena merasa sakit, sudah diupayakan jongkok dan duduk...
Anonymous
01 Desember 2022
Probiotik & Prebiotik untuk mencegah konstipasi pada anak - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr. Yoke SpA.. apakah suplementasi probiotik & prebiotik terbukti dapat mencegah konstipasi pada anak? terutama untuk anak 3 tahun ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.