Pendahuluan Prolaps Rektum
Prolaps rektum adalah keadaan dinding rektum terlepas dari tempat perlekatannya menuju ke arah bawah, sehingga terlihat dari lubang anus. Etiologi prolaps rektum tidak diketahui secara pasti, namun umumnya dapat terjadi pada orang yang sering mengejan, misalnya pasien konstipasi, diare kronik, sering batuk, atau pada usia lanjut, dan wanita multipara. Faktor risiko lainnya adalah riwayat trauma atau operasi pada daerah pelvis, serta gangguan neurologis yang menyebabkan otot rektum tidak mampu berkontraksi atau relaksasi. [1,2]
Diagnosis prolaps rektum dapat ditegakkan dari anamnesis biasanya pasien mengeluh adanya benjolan keluar dari anus, menetap atau bisa masuk kembali secara spontan atau manual, disertai rasa nyeri bahkan perdarahan sekitar anus. Selain itu, kadang dikeluhkan juga inkontinensia alvi, inkontinensia urin, konstipasi, atau diare kronis. Pemeriksaan fisik ditemukan mukosa rektal yang keluar dari anus, ditandai adanya lingkaran konsentrik tebal pada mukosa (membedakan dengan hemoroid). Pemeriksaan rectal touche didapatkan tonus sfingter ani yang menurun. Pemeriksaan penunjang, seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan manometri, hanya dilakukan untuk mengeliminasi diagnosis banding lainnya. [1-4,8]
Grading prolaps rektum yaitu prolaps internal (dinding rektum prolaps belum melewati anus / prolaps inkomplit), prolaps mukosa (mukosa rektum bagian dalam prolaps sampai ke anus), dan prolaps eksternal (seluruh dinding rektum dan mukosanya prolaps sampai ke anus / prolaps komplit / full-thickness prolaps). [4,12]
Terapi prolaps rektum bergantung pada tingkat keparahannya. Prosedur yang dianjurkan adalah operasi untuk memperbaiki fungsi organ. [1,2]