Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Konstipasi general_alomedika 2018-11-08T10:13:49+07:00 2018-11-08T10:13:49+07:00
Konstipasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan e-Prescription

Etiologi Konstipasi

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Etiologi konstipasi fungsional diperankan oleh beberapa faktor. Faktor gaya hidup adalah faktor yang paling berperan pada kasus konstipasi fungsional yaitu kurang konsumsi serat, kurang cairan, dan kebiasaan tidak langsung buang air besar saat adanya keinginan untuk buang air. Olahraga fisik regular juga ditemukan dapat menurunkan risiko konstipasi. Selain itu, ada studi yang melaporkan bahwa waktu transit kolon pada pasien konstipasi fungsional lebih lama dibandingkan kontrol. Gangguan waktu transit ini diduga diakibatkan adanya disfungsi otonom, perubahan morfologi pada pleksus submukosa dan pleksus mienterikus, serta penurunan kadar neurotransmitter NO dan 5-HT. [3]

Konstipasi kronik dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu waktu transit kolon, inersia kolon, obstruksi jalan keluar feses, dan disfungsi dasar panggul.

Etiologi Organik Konstipasi

Konstipasi kronik juga dapat disebabkan gangguan organik sekunder, seperti tumor saluran cerna, divertikulitis, striktur lumen saluran cerna, volvulus, endometriosis, hemoroid, dan prolaps mukosa. Beberapa obat-obatan juga berpengaruh, misalnya antidepresan (seperti amitriptyline), antiepilepsi (seperti phenytoin), antihistamin (seperti loratadine), antispasmodik (hyoscine-N-butylbromide), dan opioid (seperti morfin).

Selain itu, konstipasi dapat disebabkan gangguan metabolik seperti hiperkalsemia dan hipothyroid.

Kelainan neurologik juga dapat menyebabkan konstipasi, misalnya penyakit Hirschprung, penyakit Parkinson, dan multipel sklerosis. [4]

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan konstipasi adalah:

  • Sosial ekonomi yang rendah, termasuk di dalamnya pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan [5]
  • Gangguan cemas [6]
  • Usia: risiko konstipasi meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin : wanita ditemukan lebih rentan mengalami konstipasi [9]
  • Peningkatan aktivitas fisik akan menurunkan risiko konstipasi
  • Diet tinggi serat akan menurunkan risiko konstipasi
  • Penggunaan obat Non steroid anti inflammatory drug (NSAID) seperti aspirin akan meningkatkan risiko konstipasi

  • Konsumsi kopi > 6 gelas sehari dapat meningkatkan risiko konstipasi namun konsumsi kopi dalam jumlah sedikit sampai sedang dapat menurunkan risiko konstipasi [7]

Referensi

3. Lacy Brian E, Mearin Fermín,Chanag Lin,Chey William D,Lembo Anthony J. "Bowel Disorder." Gastroenterology (2016): 1393-1407.
4. Sobrado Carlos Walter, Neto Isaac JPC,Pinto Rodrigo Ambar, Sobrado Lucas Faraco,Nahas Sergio Carlos,Cecconello Ivan. "Diagnosis and treatment of constipation: a clinical update based on the Rome IV criteria." Journal of Coloproctology (2018): 137-144.
5. Bytzer P, Howell S, Leemon M, Young L J, Jones M P, Talley N J. "Low socioeconomic class is a risk factor for upper and lower gastrointestinal symptoms: A population based study in 15000 Australian adults." Gou Journal (2001): 66-72.
6. Haug T Tangen, Mykletun A, Dahl A A. "Are anxiety and depression related to gastrointestinal symptoms in general population." Taylor&Francis Healthsciences (2002): 294-8.
7. Dukas Laurent, Willet Walter C, Giovannucci Edward L. "Association between physical activity, fiber intake and other lifestyle variables and constipation in a study of women." The American Journal of Gastroenterology (2003): 790-96.
9. Tamura Akio, Tomita Toshihiko, Oshima Tadayuki, Toyosmia Fumihiko, Yamasaki Tahahisa, et al. "Prevalence and selef recognition of chronic constipation : Result of internet survey." Journal Neurogastrointestinal motil (2016): 677-84

Patofisiologi Konstipasi
Epidemiologi Konstipasi

Artikel Terkait

  • Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
    Manajemen Konstipasi Kronis pada Lansia
  • Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
    Red Flag Konstipasi pada Pasien Dewasa
Diskusi Terkait
Anonymous
25 hari yang lalu
Pasien bayi usia 6 bulan dengan sembelit
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dok, ijin bertanya...Bayi usia 6 bulan baru mulai mpasi, awalnya dikasih pisang stgh matang. Dikatakan tidak bisa bab selama 2 hari....
Anonymous
26 hari yang lalu
Pasien bayi usia 4 bulan dengan Konstipasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok.Izin bertanya. Apa wajar anak usia 4 bulan tdk bab selama 4 hari ?Sebelumnya os rutin bab 1-2 x/ hari.Apakah boleh diberikan obat pencahar tube...
dr. Muhammad Ramadhan Alkausar
07 April 2022
Penanganan pasien konstipasi - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr. Muhammad Ramadhan Alkausar
1 Balasan
Alo dokter desy Sp.PD, izin bertanya bagaimana penanganan pasien dengan konstipasi. Apakah definisi konstipasi masih sama yaitu <3 kali/minggu, atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.