Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Ketoasidosis Diabetik karyanti 2022-09-02T08:13:33+07:00 2022-09-02T08:13:33+07:00
Ketoasidosis Diabetik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi Dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Ketoasidosis Diabetik

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Walaupun tidak terdapat data epidemiologi di Indonesia, tetapi epidemiologi ketoasidosis diabetik atau diabetic ketoacidosis umumnya terjadi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Hal ini berbeda dengan kondisi global di mana ketoasidosis diabetik lebih umum terjadi pada anak-anak dengan diabetes mellitus tipe 1.

Global

Dari tahun 2009 hingga 2014, semua kelompok usia mengalami peningkatan ≥6,0% setiap tahunnya pada angka rawat inap ketoasidosis diabetik (KAD), dengan angka tertinggi pada usia <45 tahun. Penyebab dari peningkatan ini tidak jelas, kemungkinan karena perubahan dari definisi kasus, obat-obatan baru yang meningkatkan risiko KAD, dan menurunnya ambang batas pasien rawat inap (rawat inap untuk kasus yang lebih ringan).[2]

Data dari Britania Raya mengatakan angka rawat inap meningkat dari tahun 1997 dan 2013. Pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 1 terdapat peningkatan sejak tahun 2004 dari 28 per 1000 pasien menjadi 43 per 1000 pasien pada tahun 2007. Sedangkan pada diabetes mellitus tipe 2 mengalami peningkatan yang stabil sejak 1997 hingga 201 dari 0,6 to 1,0 per 1000 pasien.

Indonesia

Di Indonesia, tidak terdapat data epidemiologi terkait ketoasidosis diabetik. Walau demikian, prevalensi diabetes mellitus tipe 1 yang lebih rendah dibandingkan global menyebabkan prevalensi ketoasidosis diabetik diduga lebih rendah di Indonesia. Ketoasidosis diabetik di Indonesia umumnya terjadi pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Pada tahun 2017, 71% anak dengan DM tipe-1 pertama kali terdiagnosis dengan Ketoasidosis Diabetikum (KAD), meningkat dari tahun 2016 dan 2015, yaitu 63%.[6]

Mortalitas

Tingkat mortalitas pada KAD bervariasi. Mortalitas pada pasien KAD rawat inap menurun dengan konsisten, walaupun terjadi peningkatan angka rawat inap. Tingkat mortalitas menurun signifikan dalam 25 tahun terakhir dari sekitar 8% menjadi <1%. Namun, di India tingkat mortalitas mencapai 30%.[1,7]

Pedoman yang terstandarisasi, termasuk pemberian insulin dan pengawasan ketat kondisi cairan dan elektrolit berkontribusi dalam penurunan mortalitas. Penyebab utama mortalitas pada pasien dewasa adalah karena komorbiditas yang mencetuskan KAD, seperti pneumonia, infark miokardium akut atau sepsis, dan juga keparahan hipokalemia yang terjadi akibat tatalaksana KAD.

Komplikasi lain seperti sindrom distres pernafasan akut atau ARDS akut lebih jarang menyebabkan kematian. KAD menjadi penyebab mortalitas pertama pada anak-anak dan dewasa dengan DM tipe 1, penyebabnya adalah edema serebral, kemungkinan karena pemberian cairan yang terlalu agresif.[2,7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

1. Dhatariya KK. Defining and characterising diabetic ketoacidosis in adults. Diabetes Res. Clin. Pract. 2019;155:107797.
2. Benoit SR, Zhang Y, Geiss LS, Gregg EW, Albright A. Trends in Diabetic Ketoacidosis Hospitalizations and In-Hospital Mortality — United States, 2000–2014. Morb. Mortal. Wkly. Rep. 2018;67:362–5.
6. Pulungan AB, Annisa D, Imada S. Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak: Situasi di Indonesia dan Tata Laksana. Sari Pediatri 2019;20:392–400.
7. Dhatariya K. Diabetic ketoacidosis and hyperosmolar crisis in adults. Medicine (Baltimore) 2019;47:46–51.

Etiologi Ketoasidosis Diabetik
Diagnosis Ketoasidosis Diabetik

Artikel Terkait

  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
    Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Prognosis Tuberkulosis
  • Kontroversi Prediabetes
    Kontroversi Prediabetes
  • Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
    Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
  • Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik
    Terapi Pilihan pada Nyeri Neuropati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
5 hari yang lalu
Penanganan bulla pada pasien diabetes
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Penanganan yang tepat pada pasien diabetes dengan bulla?
dr. Intan Fajriani
18 hari yang lalu
Live Webinar Alomedika - Terapi Insulin Sliding Scale: Masih Adakah Tempat Dalam Tata Laksana Hiperglikemia. Sabtu, 14 Januari 2023. Pukul: 10.00 - 11.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Terapi Insulin Sliding Scale: Masih Adakah Tempat Dalam Tata Laksana Hiperglikemia."Narasumber :dr....
dr. Felicia
29 Desember 2022
Peran DLBS3233 dalam Terapi Diabetes Mellitus tipe 2 - Video SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!Fitofarmaka saat ini sudah mendapatkan tempat sebagai terapi komplementer untuk pasien diabetes mellitus tipe 2, salah satunya adalah DLBS...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.