Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Furunkulosis general_alomedika 2022-11-03T15:54:53+07:00 2022-11-03T15:54:53+07:00
Furunkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Furunkulosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada furunkulosis dapat ditujukan untuk mengajarkan pasien agar dapat menangani furunkulosis di rumah. Selain itu, upaya pencegahan, misalnya dengan menjaga kebersihan diri dan penggunaan sabun chlorhexidine, juga perlu dijelaskan untuk mencegah terjadinya rekurensi furunkulosis.

Edukasi Pasien

Pada furunkulosis ringan, biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Pasien dapat diedukasi untuk melakukan kompres hangat dengan cairan salin normal, sebanyak 4 kali sehari. Kompres dilakukan untuk membantu proses drainase furunkulosis. Kompres perlu diganti berkala jika sudah menyerap pus.

Edukasi juga dilakukan untuk mencegah penyebaran ke bagian tubuh lain atau ke orang lain. Pasien harus mencuci tangan menggunakan air dan sabun setelah menyentuh furunkulosis. Upaya lain dapat berupa menghindari penggunaan handuk bersama, serta mencuci pakaian dalam, sprei, dan handuk menggunakan suhu tinggi.

Pasien juga disarankan untuk menggunakan pakaian longgar, ringan, dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat. Bakteri sering terdapat pada pakaian, sehingga bisa menyebabkan infeksi ulang. Selain itu, pastikan kebersihan kulit terjaga sampai luka benar-benar sembuh.[5,12,14]

Upaya Pencegahan Penyakit

Pencegahan furunkulosis terutama penting dilakukan untuk menghindari terjadinya rekurensi. Dokter perlu mencari tahu apakah pasien memiliki faktor risiko rekurensi, misalnya obesitas, hiperhidrosis, ingrown hair, kebiasaan menggunakan baju dan ikat pinggang yang terlalu ketat, serta kurang menjaga kebersihan diri.

Beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya rekurensi, seperti diabetes melitus, riwayat penyakit kulit, misalnya psoriasis, dermatitis atopik, atau skabies, serta pasien immunocompromised, misalnya akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV).[1,5,6]

Eradikasi Kolonisasi Staphylococcus aureus

Pasien dan keluarganya sebaiknya menggunakan sabun mandi dan sampo yang mengandung chlorhexidin 2%. Sabun dan sampo sebaiknya dibiarkan di kulit atau rambut setidaknya 30 detik sebelum dibilas. Hindari sabun masuk ke dalam liang telinga atau mata. Penggunaan sabun minimal selama 5 hari, kemudian dikurangi menjadi 1–2 kali seminggu setelah furunkulosis membaik.

Untuk menghilangkan karier hidung Staphylococcus aureus dapat dilakukan dengan mengoleskan salep antibiotik di vestibulum nasi. Jenis salep antibiotik yang dapat digunakan, antara lain mupirocin 2%, sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari. Setelah lesi terkontrol, salep dapat dioleskan 1 kali/minggu.

Bila cara-cara di atas tidak berhasil, maka pemberian antibiotik oral dapat dilakukan. Antibiotik oral, seperti rifampisin, dapat diberikan untuk memberantas Staphylococcus aureus. Rifampisin dapat dikombinasikan dengan clindamycin atau flucloxacillin. Pemberian antibiotik oral dilakukan selama 10 hari.[4,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis – Challenges and management: a review. Clinical, Comestic and Investigational Dermatology. 2014; 7: 59-64. Doi: 10.2147/CCID.S35302.
4. Children’s Health Queensland Hospital and Health Service. Recurrent Boils (furunculosis): Guidelines for management and Staphylococcal decolonisation (MRSA and MSSA). 2019. https://www.childrens.health.qld.gov.au/wp-content/uploads/PDF/ams/gdl-01063.pdf
5. Universitas Airlangga. Buku Seri Dermatologi dan Venereologi 1: Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University Press. 2019. https://repository.unair.ac.id/95086/1/Infeksi%20Bakteri%20Kulit.pdf
6. Ramakrishnan K, Salinas RC, Agudelo Higuita NI. Skin and Soft Tissue Infections. Am Fam Physician. 2015 Sep 15;92(6):474-83. PMID: 26371732.
12. Selk A. Furunculosis, In: Vulvar Disease. Springer Nature. 2019 https://doi.org/10.1007/978-3-319-61621-6_29
14. Ministry of Public Health Qatar. National Clinical Guideline: The Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infection. 2020 https://www.moph.gov.qa/_layouts/download.aspx?SourceUrl=/Admin/Lists/ClinicalGuidelinesAttachments/Attachments/82/MOPH%20Guideline%20-%20Skin%20and%20Soft%20Tissue%20Infections%20v0.3%20-%20Quality%20check.pdf

Prognosis Furunkulosis
Diskusi Terbaru
dr.Reza feriansyah
Kemarin, 23:34
Pendaftaran faskes dokter pribadi BPJS
Oleh: dr.Reza feriansyah
1 Balasan
Ass. Guru, senior, sejawat. Izin bertanya, mohon info sharing dan pengalamannya .. Bagaimana sbnrnya cara BPJS menentukan kebutuhan faskes BPJS butuh dan...
dr.Hendriawan Putra
Kemarin, 21:41
Diskusi mengenai dokter pribadi
Oleh: dr.Hendriawan Putra
2 Balasan
Alo Dokter, terutama yang bekerja sebagai interactive medical advisor ataupun dokter pribadi. Izin menyampaikan uneg-uneg terkait dengan akun saya yang...
Anonymous
Kemarin, 20:48
Keluar lendir darah merah pekat setelah tindakan kuretase
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin bertanya dan diskusi, pasien prempuan usia 29 th, habis menjalani tindakan kuretase dg diagnosa missed abortion, usia kandungan 6-7 minggu,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.