Pendahuluan Flucloxacillin
Flucloxacillin merupakan penicillin spektrum sempit yang digunakan untuk terapi infeksi kulit dan jaringan lunak akibat bakteri yang rentan terhadap golongan obat ini, misalnya pada kasus staphylococcal scalded skin syndrome. Namun, obat ini sebenarnya belum disetujui oleh FDA.[1]
Selain untuk infeksi kulit seperti staphylococcal scalded skin syndrome, flucloxacillin juga diindikasikan untuk endokarditis, osteomyelitis, dan berbagai infeksi lain dengan bakteri yang sensitif terhadap flucloxacillin. Umumnya, bakteri yang sensitif terhadap obat ini adalah bakteri gram positif seperti Staphylococcus, baik yang menghasilkan penicillinase maupun yang tidak menghasilkan penicillinase. Namun, flucloxacillin tidak dapat digunakan untuk methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA).[1-3]
Flucloxacillin sebagai antibiotik golongan penicillin beta-laktam memiliki aktivitas in vitro terhadap bakteri aerob dan anaerob. Aktivitas bakterisida flucloxacillin dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel, yang dimediasi melalui ikatan flucloxacillin dengan protein pengikat penicillin. Flucloxacillin diketahui bersifat stabil terhadap hidrolisis oleh penicillinase, sehingga tetap efektif terhadap bakteri penghasil penicillinase.[4-7]
Kontraindikasi flucloxacillin adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini ataupun riwayat gangguan hati yang berkaitan dengan obat ini. Efek samping flucloxacillin yang serius dan perlu diwaspadai mencakup reaksi anafilaksis, kolitis pseudomembran, dan reaksi Jarisch-Herxheimer.[4-7]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Flucloxacillin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi |
Subkelas | Antibakteri |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: - Kategori TGA: B1[8] |
Wanita menyusui | Flucloxacillin diekskresikan ke dalam ASI[6] |
Anak-anak | Keamanan dan efektivitas flucloxacillin pada pasien pediatrik berusia di bawah 2 tahun belum ditetapkan[6] |
Infant | |
FDA | Not approved[7] |