Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Scabies general_alomedika 2022-09-14T14:36:15+07:00 2022-09-14T14:36:15+07:00
Scabies
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Pendahuluan Scabies

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Scabies, atau disebut juga sebagai skabies atau kudis, adalah penyakit menular kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei hominis. Tungau mikroskopis tersebut akan menggali ke dalam epidermis, bertelur, dan menyebabkan manifestasi klinis. Gejala scabies yang paling umum adalah rasa gatal yang hebat dan ruam kulit seperti jerawat, yang biasanya terjadi pada suatu kelompok secara bersamaan. Scabies ditularkan melalui kontak langsung dari kulit atau material yang terkontaminasi.[1,2]

Gejala klasik scabies yaitu pruritus nokturnal, riwayat kontak dengan orang yang memiliki gejala sama, dan ditemukan lesi pada kulit berupa terowongan. Terkadang gejala dan lesi scabies mirip dengan penyakit kulit lain sehingga diagnosis sering terlewat. Konfirmasi diagnosis dapat dilakukan dengan mengambil sampel kulit dan menemukan tungau dewasa atau telur tungau tersebut.[1-3]

Scabies-min

WHO mendeklarasikan scabies sebagai penyakit kulit yang terabaikan, terutama di negara berkembang. Diperkirakan prevalensi scabies di seluruh dunia adalah 300 juta setiap tahunnya. Prevalensi yang tinggi berkorelasi dengan kemiskinan, status gizi buruk, tunawisma, dan higienitas yang tidak memadai.[1,2]

Scabies lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Wabah dapat terjadi secara sporadis atau institusional seperti di sekolah, asrama, panti jompo, rumah sakit, penjara, dan area padat penduduk. Morbiditas scabies yang signifikan terjadi karena infeksi sekunder seperti abses, limfadenopati, hingga infeksi sistemik seperti bakteremia dan sepsis.[1-3]

Scabies diterapi dengan obat skabisidal seperti krim permetrin, krim sulfur, atau crotamiton. Selain pada pasien yang bergejala, orang di sekitar pasien yang berkontak dalam jangka waktu substansial juga perlu diobati, misalnya keluarga pasien atau partner seksual. Sprei, pakaian, dan handuk yang digunakan oleh orang yang terinfeksi dalam 3 hari sebelum perawatan harus dicuci dalam air panas atau disegel dalam kantong plastik setidaknya selama 72 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran, karena tungau scabies umumnya tidak bertahan lebih dari 2-3 hari di luar kulit manusia.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Afiffa Mardhotillah

Referensi

1. Barry ME. Scabies. Medscape. 2020 https://emedicine.medscape.com/article/1109204-overview
2. Gilson RL, Crane JS. Scabies. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544306/
3. Sunderkötter C, Wohlrab J, Hamm H. Scabies: Epidemiology, Diagnosis, and Treatment. Dtsch Arztebl Int. 2021 Oct 15;118(41):695-704. doi: 10.3238/arztebl.m2021.0296. PMID: 34615594; PMCID: PMC8743988.
4. Vasanwala FF, Ong CY, Aw CWD, How CH. Management of scabies. Singapore Med J. 2019 Jun;60(6):281-285. doi: 10.11622/smedj.2019058. PMID: 31243462; PMCID: PMC6595060.

Patofisiologi Scabies
Diskusi Terkait
Anonymous
18 Desember 2022
Terapi skabies dengan infeksi sekunder
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin tanya dok saya dapat banyak pasien skabies di puskesmas. Tetapi yang datang biasanya sudah bernanah alias sudah ada infeksi sekunder. Untuk...
Anonymous
10 November 2022
Gatal di kemaluan hingga sekujur tubuh
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Izin konsul. Laki laki usia 7 tahun di bawa oleh kedua orang tuanya dengan keluhan gatal di daerah kemaluan sejak +/- 1 bulan ini. Lalu gatal juga di...
Anonymous
27 Oktober 2022
Penanganan skabies pada bayi usia 20 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin berbagi kasus.Pasien anak usia 20 hari dgn bblr, ieluhan badan merah2 dan gatal. UKK berpustul dan krusta.Keluhan gatal dirasakan di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.