Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Furunkulosis general_alomedika 2022-11-03T15:46:08+07:00 2022-11-03T15:46:08+07:00
Furunkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Furunkulosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa agen infeksi yang paling sering menyebabkan furunkulosis adalah Staphylococcus aureus. Pasien laki-laki lebih berisiko untuk mengalami furunkulosis.

Global

Infeksi kulit dan jaringan lunak, misalnya furunkulosis, folikulitis, dan selulitis, merupakan infeksi bakteri yang paling sering terjadi baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap. Namun, insidensinya secara global belum diketahui secara pasti. Hal ini mungkin disebabkan manifestasi klinis dan lama infeksi yang variatif. Namun, diperkirakan sekitar 10–20% populasi global merupakan karier Staphylococcus aureus.

Insidensi diketahui meningkat pada populasi yang berusia lebih tua dan pada pasien immunocompromised, misalnya akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Di Amerika Serikat, diagnosis infeksi kulit dan jaringan lunak pada pasien rawat inap adalah sebanyak  2%. Infeksi kulit dan jaringan lunak lebih sering dialami pasien laki-laki.

Sebuah studi kasus kontrol menunjukkan bahwa Staphylococcus aureus ditemukan pada 100% sampel apusan hidung pasien dengan furunkulosis nonrekuren, dan 89% pada pasien furunkulosis rekuren.[1,11,13,20]

Indonesia

Belum terdapat data epidemiologi nasional furunkulosis di Indonesia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menyatakan penyebab tersering infeksi kulit dan jaringan lunak di Indonesia adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Berdasarkan data tersebut, populasi di Indonesia diperkirakan berisiko terkena furunkulosis.[5]

Mortalitas

Furunkulosis sendiri jarang menyebabkan mortalitas. Namun, mortalitas dapat terjadi jika furunkulosis berkembang menjadi sepsis atau meningitis. Infeksi juga dapat menyebar melalui peredaran darah dan mengakibatkan osteomyelitis, endokarditis, atau abses otak. Terjadinya hal-hal tersebut tentu akan meningkatkan risiko mortalitas pasien.[5,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis – Challenges and management: a review. Clinical, Comestic and Investigational Dermatology. 2014; 7: 59-64. Doi: 10.2147/CCID.S35302.
5. Universitas Airlangga. Buku Seri Dermatologi dan Venereologi 1: Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University Press. 2019. https://repository.unair.ac.id/95086/1/Infeksi%20Bakteri%20Kulit.pdf
9. Baorto EP. Staphylococcus Aureus Infection. Medscape. 2021 https://emedicine.medscape.com/article/971358-overview#a1
11. Winters RD, Mitchell M. Folliculitis. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547754/
13. Miller L, Eisenberg D, Lui H, Chang C, Wang Y, Luthra R, Wallace A, Fang C, Singer J, Suaya J. Incidence of skin and soft tissue infections in ambulatory and inpatient settings, 2005–2010 BMC Infectious Diseases. 2015;15:362 doi: 10.1186/s12879-015-10710
20. Oakley A. Boils. DermNet. 2016 https://dermnetnz.org/topics/boil

Etiologi Furunkulosis
Diagnosis Furunkulosis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 November 2024, 08:57
Pasien dengan furunkulosis multiple
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, ijin diskusiPasien di PKM, keluhan timbul benjolan-benjolan pada kepala dan area sekitar leher sampai bahu serta di area gluteus, benjolan...
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2024, 09:02
Benjolan di telinga yang terasa nyeri selama 2 hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi pasien laki2 usia 26 tahun dengan keluhan benjolan di telinga sudah 2 hari, benjolan nyeri + dan nyut2an, riwayat demam batuk...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.