Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Diagnosis Furunkulosis general_alomedika 2019-12-04T16:43:02+07:00 2019-12-04T16:43:02+07:00
Furunkulosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Furunkulosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Diagnosis furunkulosis dapat dilakukan secara klinis. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan. Pada kasus tertentu, kultur apusan dapat dipertimbangkan untuk mengidentifikasi agen infeksi. [2,9]

Anamnesis

Pasien furunkulosis umumnya datang dengan keluhan muncul nodul di area kulit yang berambut. Nodul akan menunjukkan tanda inflamasi seperti nyeri, merah, dan bengkak. Jika ada lebih dari satu folikel rambut yang terkena, nodul dapat bergabung dan membentuk nodul yang lebih besar, disebut karbunkel.

Furunkel lebih sering ditemukan di ekstremitas. Setelah sembuh, dapat terbentuk jaringan parut. Kebanyakan pasien tidak mengalami rekurensi. Namun, rekurensi dapat terjadi jika pasien memiliki faktor risiko. Keluarga pasien yang mengalami furunkulosis rekuren juga perlu menjalani evaluasi karena infeksi dapat menyebar. [1,2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, furunkel akan tampak sebagai nodul pada area kulit berambut, disertai dengan tanda peradangan seperti nyeri, eritema, dan edema. Ukuran furunkulosis bisa bermacam-macam. Terkadang, lebih dari satu folikel rambut mengalami infeksi, sehingga nodul saling bergabung membentuk suatu nodul berukuran lebih besar yang disebut karbunkel.

Demam dan pembesaran kelenjar getah bening jarang didapati. [1,2]

Diagnosis Banding

Diagnosis furunkulosis umumnya cukup jelas. Namun, pada beberapa keadaan, diagnosis banding seperti hidradenitis supuratif dan kista perlu dipikirkan.

Hidradenitis Supuratif

Apabila lesi ditemukan hanya di aksila, inguinal, atau inframammae, diagnosis hidradenitis supuratif perlu dipertimbangkan. Pada wanita, gejala hidradenitis supuratif bisa memburuk saat menstruasi. Seiring waktu, hidradenitis supuratif bisa menyebabkan terbentuknya sinus dan fistula dengan discar berwarna putih yang bau.

Kista

Furunkulosis juga perlu didiagnosis banding dengan penyakit lain sesuai dengan lokasi timbulnya nodul. Sebagai contoh, jika nodul berada di dekat vagina, maka pertimbangkan kista Bartholin. Atau jika nodul terletak di bokong, maka diagnosis banding kista pilonidal perlu dipertimbangkan. [1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk diagnosis. Pemeriksaan penunjang bisa dipertimbangkan jika pasien mengalami rekurensi atau jika infeksi methicillin resistant S. aureus (MRSA) dicurigai.

Kultur dan Resistensi

Pemeriksaan kultur diambil dari apusan pus atau cairan yang berasal dari lesi dan juga area karier seperti hidung dan perineum. Teknik standar yang digunakan untuk mengambil sampel ialah dengan mengambil nanah dari tengah infeksi dengan gerakan melingkar dari luar ke dalam. Kultur dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri penyebab, walaupun yang paling sering menyebabkan furunkulosis adalah Staphylococcus aureus. Pemeriksaan resistensi juga dilakukan untuk mengidentifikasi MRSA. [1,2]

Laboratorium

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan urine, dan gula darah atau HbA1c untuk mengetahui apakah pasien menderita diabetes mellitus yang merupakan salah satu faktor risiko furunkulosis. Pemeriksaan darah lengkap juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi komorbiditas lainnya sesuai indikasi. [1,2,9]

Referensi

1. Ibler K, Kromann C. Recurrent furunculosis – Challenges and management: a review. Clinical, Comestic and Investigational Dermatology. 2014; 7: 59-64. Doi: 10.2147/CCID.S35302.
2. Atanaskova N, Tomecki K. Innovative Management of recurrent Furunculosis. 2010. Dermatol Clin 28 (2010) 479–487 doi:10.1016/j.det.2010.03.013
9. Artzi O, Sinai M, Solomon M, Schwartz. Recurrent Furunculosis in Returning Travelers: Newly Defined Entity. International Society of Travel Medicine, 1195-1982 Journal of Travel Medicine 2015; Volume 22 (Issue 1): 21–25. DOI: 10.1111/jtm.12151.

Epidemiologi Furunkulosis
Penatalaksanaan Furunkulosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 21:27
Wound dehiscence post sectio caesarean
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsultasi dok. Saya dapat pasien post SC dan buka jahitan hari kamis. Di H-3 post buka jahitan itu luka nya ada yg terbuka + pus dok....
Anonymous
Kemarin, 10:24
Pemberian asam folat pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter izin diskusi ibu hamil sebaiknya sampai kapan diberikan asam folat? Jika lebih dari 3 bulan kehamilan apakah masih efektif diberikan? Terimakasih
Anonymous
Kemarin, 09:09
Antibiotik untuk diare berlendir
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mengingat sulit untuk mengetahui penyebab pasti bakteri pada pasien dengan diare berlendir, apa golongan antibiotik yang cukup mumpuni untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.