Diagnosis Erisipelas
Diagnosis erisipelas dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang dapat diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis banding atau menentukan organisme penyebab jika pasien tidak berespon dengan pemberian antibiotik empiris.
Anamnesis
Keluhan utama yang biasa dialami pasien erisipelas adalah adanya lesi kulit merah terang, nyeri, terasa panas, dan memiliki batas tegas. Pasien juga bisa mengeluhkan gejala sistemik, seperti demam, lemas, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Pada anamnesis juga perlu ditanyakan faktor risiko pasien, adanya komorbid, dan riwayat pembedahan sebelumnya. [2]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan ujud kelainan kulit, akan ditemukan lesi berupa plak eritema berbatas tegas. Dapat juga ditemukan pus pada lesi, walaupun hal ini cukup jarang. Ekstremitas bawah menjadi predileksi erisipelas paling banyak (75-90%), sedangkan sisanya dapat terjadi di wajah dan tangan
Demam merupakan salah satu gejala yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik erisipelas. Hal ini didukung oleh studi kohort di Yunani, di mana 25% subjek penelitian yang mengalami selulitis juga mengalami demam. Studi kohort lainnya di Polandia menunjukkan bahwa sebagian besar pasien erisipelas yang dirawat di rumah sakit mengalami demam.
Selain itu, dapat juga ditemukan pembesaran kelenjar getah bening (KGB) berdasarkan predileksi terjadinya erisipelas. Pembesaran KGB biasanya disertai dengan nyeri dan panas. Inspeksi pada kedua ekstremitas atas dan bawah harus dilakukan untuk memeriksa adanya port d’entre kuman. [2,3,6-8,16,17]
Diagnosis Banding
Diagnosis erisipelas cukup mudah ditegakkan. Namun, diagnosis banding seperti selulitis dan erisipeloid harus dipikirkan.
Selulitis
Selulitis merupakan diagnosis banding erisipelas yang paling umum. Pada selulitis, lesi berbatas tidak jelas dan warnanya tidak merah terang. Selulitis menginfeksi lapisan subkutan, sedangkan erisipelas menginfeksi lapisan superfisial kulit dan melibatkan sistem limfatik. [2]
Erisipeloid
Erisipeloid merupakan infeksi yang disebabkan oleh Erysipelothrix rhusiopathiae. Infeksi biasanya didapat dari penjual daging dan ikan. Erisipeloid ditandai dengan lesi makulopapular yang kemerahan pada tangan dan jari-jari. [6]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada erisipelas jarang diperlukan karena diagnosis cukup mudah ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang dapat diperlukan untuk menentukan organisme penyebab dan menyingkirkan diagnosis banding.
Pewarnaan dan Kultur
Kultur dapat bermanfaat pada kasus erisipelas yang tidak respon dengan pemberian antibiotik empiris adekuat. Kultur dapat menentukan organisme penyebab. Hal ini akan membantu dokter dalam menentukan terapi, terutama pada bakteri yang memiliki resistensi antibiotik. Pengambilan sampel untuk kultur dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: apus epidermal, aspirasi, biopsi kulit, dan dari darah. [2,3]
Pencitraan
Fungsi pencitraan dalam diagnosis erisipelas adalah untuk menyingkirkan kemungkinan adanya abses, fasciitis nekrosis, piomiositis, dan infeksi bakteri anaerob yang menghasilkan gas. Modalitas pencitraan yang dapat dilakukan antara lain MRI (MRI) atau USG. [2,6]