Etiologi Emfisema Subkutis
Secara umum, etiologi emfisema subkutis dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu karena trauma, tindakan medis, penyakit paru, ataupun infeksi. [1,5]
Etiologi Trauma
Trauma tumpul maupun trauma penetrasi merupakan salah satu etiologi dari emfisema subkutis. Trauma pada bagian dada adalah penyebab tersering kejadian emfisema subkutis, dimana udara yang berasal dari dada dan paru dapat masuk ke kulit dinding dada. Sebagai contoh adalah terjadinya luka tusuk atau luka tembak pada dada yang menyebabkan robekan pada pleura atau pneumothorax, sehingga udara yang berasal dari paru menyebar ke otot-otot dan lapisan subkutan. Emfisema subkutis juga dapat terjadi pada pasien dengan fraktur iga, dimana iga melukai parenkim paru yang menyebabkan rupturnya alveolus.[1,6]
Etiologi Iatrogenik
Emfisema subkutis bisa terjadi sebagai suatu komplikasi dari berbagai tindakan medis (iatrogenik), seperti operasi dada, operasi pada area sekitar esofagus, operasi gigi, laparoskopi, dan krikotiroidektomi. [1,8]
Etiologi Penyakit Paru
Penyakit paru seperti asthma, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan pneumonia juga bisa menyebabkan emfisema subkutis. Sementara itu, Gahona et al melaporkan tiga kasus emfisema subkutis sebagai komplikasi langsung dari COVID-19. Namun, peneliti juga memperkirakan bahwa terjadinya emfisema subkutis pada pasien COVID-19 tersebut disebabkan peningkatan frekuensi batuk dan ventilasi mekanik.[9,10]
Etiologi Infeksi
Beberapa infeksi kronis seperti infeksi nekrosis pada gangren juga dapat memicu terjebaknya udara di bawah kulit (air trapping). Gejala emfisema subkutis tersebut dipicu oleh produksi gas yang dihasilkan mikroorganisme infeksius sebagai hasil dari fermentasi. Gas ini kemudian menyebar ke sekitar area kulit yang terinfeksi dan membentuk emfisema subkutis.[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya emfisema subkutis antara lain:
- Trauma: cedera benda tumpul, luka tembak, luka tusuk, barotrauma
- Riwayat penggunaan narkotika seperti kokain
- Riwayat muntah berlebihan
- Pertusis
- Kerusakan esofagus, seperti akibat zat korosif maupun luka bakar
- Riwayat prosedur medis seperti ventilasi mekanik, endoskopi, bronkoskopi, intubasi endotrakeal, dan trakeostomi[1,6]