Dokter muda seringkali dihadapkan pada tanggung jawab untuk memeriksa dan menangani masalah pasien yang telah menjalani tindakan pemasangan kateter interkostal dan water seal drainage. Prosedur ini merupakan tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi situasi seperti pneumotoraks dan efusi pleura, namun dapat menyebabkan berbagai komplikasi dengan tingkat kejadian yang beragam.[1]
Komplikasi Tindakan Kateter Interkostal
Pada penelitian Platnick et al, faktor risiko terjadinya komplikasi adalah pemasangan yang dilakukan di ruang emergensi, pemasangan oleh dokter emergensi, dan pasien dengan BMI >30 kg/m2. Komplikasi tindakan kateter interkostal dapat dibagi menjadi 5 kategori, yaitu:
- Komplikasi pemasangan (insertional), seperti terjadinya cedera pada organ intratoraks atau ekstratoraks dalam 24 jam pemasangan kateter
- Komplikasi posisi (positional), seperti terjadinya erosi pada organ, kateter terlipat (kinking), obstruksi, atau terjepit di fisura paru yang terjadi setelah 24 jam pemasangan
- Komplikasi pelepasan (removal), seperti udara atmosfer yang dapat masuk ke rongga toraks jika area bekas tusukan tidak tertutup dengan baik ketika pelepasan atau corpus alienum yang tertinggal di rongga toraks
- Infeksi (infectious), yang dapat terjadi akibat dari tindakan sterilisasi yang kurang baik, maupun perkembangan dari empiema
- Malfungsi (malfunction), yang terjadi karena adanya masalah pada alat-alat yang dipakai saat tindakan maupun kesalahan tenaga kesehatan[1,2]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)