Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Emfisema Subkutis general_alomedika 2022-02-08T11:27:57+07:00 2022-02-08T11:27:57+07:00
Emfisema Subkutis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Emfisema Subkutis

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Diagnosis emfisema subkutis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien umumnya datang dengan keluhan pembengkakan pada kulit, namun kasus emfisema subkutis juga dapat langsung dijumpai oleh dokter pasca tindakan medis.[1,9]

Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat penyakit pasien. Keluhan yang biasanya muncul adalah pembengkakan pada area leher, wajah, dada, atau perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan adanya nyeri dada, nyeri tenggorokan, mengi, dan kesulitan bernapas.

Pada emfisema subkutis yang terjadi pada area leher, dapat dijumpai perubahan suara pasien akibat akumulasi udara pada mukosa faring. Anamnesis terkadang tidak diperlukan mengingat emfisema subkutis juga bisa muncul langsung pasca tindakan medis tertentu.

Selain itu, perlu juga ditanyakan mengenai riwayat pasien yang mencakup faktor risiko terjadinya emfisema subkutis, seperti riwayat penyakit yang pernah dialami, riwayat cedera atau trauma, dan riwayat tindakan medis yang dijalani sebelumnya.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, akan terlihat pembengkakan difus pada area kulit leher, dada, wajah atau perut. Pada saat palpasi permukaan kulit, akan ditemukan krepitasi pada area yang terlibat. Krepitasi terasa seperti menekan bubble wrap. Selain itu, pada pasien trauma, perlu juga dilakukan pemeriksaan adanya cedera yang mendasari, misalnya pneumothorax atau fraktur iga.[1,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan yaitu reaksi alergi, angioedema, dan sindroma nefrotik.[1,3]

Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan hipersensitivitas sistem imun tubuh terhadap alergen tertentu. Gejala pembengkakan wajah dan kesulitan bernafas yang ada pada emfisema subkutis sering disalah diartikan sebagai reaksi alergi, sehingga penatalaksanaan bisa saja tidak tepat dan tidak sesuai. Untuk membedakannya, bisa dengan melakukan palpasi pada lesi untuk menemukan krepitasi.[1,16]

Angioedema

Angioedema merupakan pembengkakan pada jaringan submukosa, subkutan, dan dermis akibat peningkatan permeabilitas dari pembuluh kapiler disertai dengan ekstravasasi plasma lokal. Gejala khas angioedema adalah non pitting edema pada kulit yang terasa sakit dan gatal. Pada kondisi ini tidak akan ditemukan adanya tanda krepitasi. Kondisi ini bisa dibedakan dengan emfisema subkutis dengan pemeriksaan rontgen toraks dan CT scan.[1,17]

Sindroma Nefrotik

Manifestasi klinis klasik dari sindroma nefrotik adalah edema pada wajah terutama pagi hari saat bangun tidur, yang ditandai dengan pembengkakkan kelopak mata. Selain itu, edema juga terjadi pada ekstremitas bawah. Edema dapat menjadi difus, sehingga menyebabkan edema anasarka dengan ascites, hidrokel, atau efusi pleura. Untuk membedakannya dapat dengan melakukan pemeriksaan palpasi, dimana pada pasien sindroma nefrotik tidak dijumpai krepitasi. Selain itu, pada pasien dengan sindroma nefrotik akan terdapat proteinuria, hipoalbuminemia, serta dislipidemia.[1,18]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis emfisema subkutis adalah pemeriksaan radiologi, yaitu rontgen toraks dan CT scan. Pada pemeriksaan rontgen toraks, emfisema subkutis dapat terlihat sebagai suatu gambaran radiolusen pada otot pektoralis mayor. Pemeriksaan CT scan lebih dapat mengonfirmasi emfisema subkutis sebagai suatu kantung udara berwarna hitam pada daerah subkutan. Pemeriksaan laringoskopi, bronkoskopi, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG) juga dapat dipertimbangkan untuk dilakukan.[1,6]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada penderita emfisema subkutis tidak rutin dilakukan, namun dapat diperiksa sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter. Pemeriksaan analisis gas darah umumnya hanya dilakukan apabila saturasi pasien <92% dan tidak dilakukan apabila gejala klinis pasien ringan-sedang.[1,9]

Rontgen Toraks

Diagnosis emfisema subkutis umumnya dapat didukung dengan pemeriksaan rontgen toraks. Rontgen toraks biasanya akan menunjukkan gambaran udara pada jaringan subkutan dan kadang menunjukkan striasi radiolusen di sekitar jaringan dari otot mayor pektoralis. Pemeriksaan rontgen toraks juga dapat dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mengkonfirmasi patologi paru yang mendasari.[1,5]

CT scan

Pemeriksaan CT scan sangat membantu untuk menemukan gambaran emfisema subkutis, dimana kantong udara terlihat sebagai area gelap yang terletak di jaringan subkutan. Penyebab dasar dari emfisema subkutis seringkali tidak dapat diketahui dengan hanya mengandalkan rontgen toraks, namun dapat diketahui dengan menggunakan pemeriksaan CT scan. Pemeriksaan CT scan juga bisa menilai luas dan area sebaran udara. Selain itu, CT Scan dapat mengevaluasi penyebab emfisema subkutis, seperti fraktur, pneumothorax, atau pneumoperitoneum.[5,19]

Referensi

1. Kukuruza K, Aboeed A. Subcutaneous Emphysema. [Updated 2020 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542192/
3. Aghajanzadeh M, Dehnadi A, Ebrahimi H, Fallah Karkan M, Khajeh Jahromi S, Amir Maafi A, Aghajanzadeh G. Classification and Management of Subcutaneous Emphysema: a 10-Year Experience. Indian J Surg. 2015 Dec;77(Suppl 2):673-7.
5. Pandey S, Sahu AK, Sreenivasan R, Ekka M. Spontaneous subcutaneous emphysema: An uncommon presentation of a common disease. Am J Emerg Med. 2020 Sep;38(9):1990.e1-1990.e2. doi: 10.1016/j.ajem.2020.05.034. Epub 2020 May 15. PMID: 32709419.
6. Carboni F, Corona F, Esposito L, Valle M. Diffuse subcutaneous emphysema: a clinical challenge. ANZ J Surg. 2020 Dec 15. doi: 10.1111/ans.16495. Epub ahead of print. PMID: 33320414.
9. Fernandes D, Pereira S, Guedes C, Silva D. Massive Traumatic Subcutaneous Emphysema. Acta Medica (Hradec Kralove). 2020;63(4):194-197.
16. Dougherty JM, Alsayouri K, Sadowski A. Allergy. [Updated 2020 Nov 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545237/
17. Memon RJ, Tiwari V. Angioedema. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538489/
18. Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. [Updated 2020 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
19. Jones J. Surgical emphysema (summary). Readiopaedia, 2020. Available at https://radiopaedia.org/articles/surgical-emphysema-summary

Epidemiologi Emfisema Subkutis
Penatalaksanaan Emfisema Subkutis

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
    Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
  • Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
    Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
Diskusi Terkait
Anonymous
19 Agustus 2021
Terapi nonfarmakologis untuk pasien emfisema - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DR. dr. Harsini, Sp.PSaya ingin bertanya dok, untuk pasien yang mengalami emfisema, apakah ada tata laksana nonfarmakologis yang perlu diberikan kepada...
dr.Sukmawati Kusuma Dewi
23 Juli 2021
Pasien severe Covid 19 dengan emfisema subcutis - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr.Sukmawati Kusuma Dewi
2 Balasan
ALO dr. Sony Sp.B, izin tanya dok, saya beberapa kali menemukan pasien severe COVID dengan emfisema subcutis, apakah bisa dicegah dok dan jika sudah terjadi,...
dr. Nurul Falah
19 Mei 2020
Pasien pria 35 tahun dengan keluhan bengkak pada punggung area bekas operasi
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Seorang pria mengeluhkan pembengkakan besar di punggung.Pada bulan oktober operasi thorax karena ada paru sebelah kanan mengalami kebocoran dan kolaps. Bulan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.