Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pertusis general_alomedika 2022-04-05T17:42:38+07:00 2022-04-05T17:42:38+07:00
Pertusis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Pertusis

Oleh :
Maria Rossyani
Share To Social Media:

Pertusis (batuk rejan/whooping cough) adalah penyakit saluran pernapasan atas akut yang disebabkan oleh Bordetella pertussis, sebuah bakteri coccobacilus gram negatif dengan host manusia.[1] Pada tahun 1696, Sydenham menamai Pertusis dari bahasa latin yang artinya “batuk yang intensif”. Sebelum vaksin ditemukan, penyakit ini sering sekali menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun.[2]

Manifestasi klinisnya berupa batuk berkepanjangan dengan satu atau lebih gejala klasik berikut; bunyi melengking saat inspirasi (inspiratory whoop), batuk paroksismal, dan emesis post tusif. Gejala-gejala klasik ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan pasien dewasa.

Sumber: anonim, PHIL CDC, 1979. Sumber: anonim, PHIL CDC, 1979.

Penatalaksanaan pertusis umumnya bersifat suportif, walaupun antibiotik dapat berguna dalam membantu meringankan manifestasi dan memperpendek durasi sakit. Prognosis pasien umumnya baik, dan pasien dapat sembuh total walaupun secara gradual.

Pencegahan pertusis dilakukan dengan vaksinasi, dan vaksin pertusis telah dimasukkan sebagai vaksin wajib dalam program pemerintah Indonesia[1-3]

Referensi

1Top KA. Halperin SA. Pertussisn and Other Bordetella Infection. Dalam: Kasper DL. Hauser SL. Jameson JL. Fauci AS. Longo DL. Loscalzo J. Penyunting. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th edition. NewYork : McGrawHill

2Yeh S, et al. Pertussis infection in infants and children: Clinical features and diagnosis [Artikel dari internet]. [Dikutip Oktober 2017]. Dapat diakses melalui [URL]: https://www.uptodate.com/contents/pertussis-infection-in-infants-and-children-clinical-features-and-diagnosis

3 Centers for Disease Control and Prevention. Pertussis (Whooping Cough) Surveillance and Reporting [Artikel dari internet]. [Dikutip Oktober 2017]. Dapat diakses melalui [URL]: http://www.cdc.gov/pertussis/surv-reporting.html

Patofisiologi Pertusis
Diskusi Terkait
Anonymous
11 Desember 2022
Apakah masih diperlukan vaksinasi DPT jika sedang mengalami pertusis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok,izin bertanya TS, seorang anak usia 5 tahun dengan diagnosa Pertussis, dengan riwayat belum pernah immunisasi DPT, apakah masih diperlukan vaksinasi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.