Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Campak general_alomedika 2022-09-23T09:41:08+07:00 2022-09-23T09:41:08+07:00
Vaksin Campak
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Campak

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Efek samping yang cukup sering dijumpai akibat vaksin campak, baik dalam bentuk monovalen maupun kombinasi, antara lain demam dan ruam kulit. Reaksi alergi, misalnya urtikaria dan anafilaksis, juga dapat terjadi, tetapi jarang. Interaksi obat dapat terjadi antara vaksin campak dengan obat imunosupresan, dan berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi campak.

Efek Samping

Efek samping setelah pemberian vaksin campak, dapat berupa efek samping sistemik, misalnya demam atau sakit kepala, juga efek samping lokal pada tempat penyuntikan, seperti nyeri atau bengkak. Pada individu dengan defisiensi sistem imun, dapat terjadi measles inclusion body encephalitis.

Efek Samping Sistemik

Setelah mendapatkan vaksinasi yang mengandung campak, 5–15% individu dapat mengalami demam dengan suhu di atas 39,4°C. Demam dapat muncul 7–12 setelah vaksinasi, dan bertahan 1–2 hari. Namun, risiko terjadinya kejang demam sangat rendah. Risiko kejang demam dapat meningkat pada pada anak-anak dengan riwayat keluarga yang menderita epilepsi. Efek samping sistemik lainnya dapat berupa sinkop, sakit kepala, dizziness, dan malaise.[4,19]

Reaksi Hipersensitivitas

Reaksi hipersensitivitas yang pernah dilaporkan setelah vaksinasi campak, antara lain anafilaksis, angioedema, dan spasme bronkial. Insidensi reaksi anafilaksis adalah 1,8–14,4 kasus per 1 juta dosis. Reaksi alergi pada kulit, misalnya urtikaria, eritema multiforme, dan Sindrom Stevens-Johnson juga dapat terjadi meskipun jarang.[4,19]

Reaksi Lokal di Tempat Injeksi

Pada lokasi penyuntikan, dapat timbul efek samping nyeri, rasa terbakar, eritema, edema, dan vesikulasi.[2,4]

Measles Inclusion Body Encephalitis

Pada individu dengan defisiensi sistem imun, pemberian vaksin mengandung campak dapat menyebabkan measles inclusion body encephalitis. Efek samping ini dapat timbul dalam 4–9 bulan pascavaksinasi. Namun, risiko terjadinya ensefalitis akibat vaksinasi jauh lebih rendah dibandingkan pada pasien yang terinfeksi campak secara natural.[4,19]

Interaksi Obat

Interaksi obat dapat terjadi pada pemberian vaksinasi campak bersamaan dengan obat-obatan yang menyebabkan supresi sistem imun, misalnya kortikosteroid atau tacrolimus, serta dengan imunoglobulin atau produk darah lain. Interaksi obat juga dapat memengaruhi hasil tes tuberkulin kulit. Vaksin campak dapat diberikan bersamaan dengan vaksin virus hidup lainnya.

Kortikosteroid dan Obat Imunosupresan

Vaksin mengandung campak tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obatan yang memiliki efek supresi sistem imun, misalnya tacrolimus, mycophenolate, atau golongan kortikosteroid yang diberikan dalam dosis tinggi, seperti prednisone. Pemberian bersamaan dapat menyebabkan munculnya penyakit campak.[4,6]

Imunoglobulin dan Produk Darah

Pemberian produk darah yang mengandung antibodi, seperti imunoglobulin, whole blood, atau packed red blood cell tidak boleh dilakukan bersamaan dengan vaksin campak. Hal ini disebabkan karena risiko terjadinya hambatan respon terhadap vaksin akibat adanya antibodi pasif.

Sebaiknya, berikan jarak 3–11 bulan setelah transfusi darah yang mengandung antibodi sebelum memberikan vaksin campak. Hindari pemberian produk darah yang mengandung antibodi dalam 2 minggu pascavaksinasi, kecuali sangat dibutuhkan oleh pasien.[4,6]

Tes Tuberkulin

Vaksin mengandung campak dapat menekan respon tubuh terhadap tes tuberkulin kulit pada pasien yang terinfeksi tuberkulosis. Tes tuberkulin dapat dilakukan sebelum, bersamaan, atau 4 minggu setelah pemberian vaksinasi campak.[4,6]

Vaksin Virus Hidup Lain

Vaksin mengandung campak dapat diberikan bersamaan dengan vaksin virus hidup lainnya. Jika tidak diberikan bersamaan, maka vaksin campak sebaiknya diberikan 1 bulan sebelum atau sesudah pemberian vaksin hidup yang lain guna menghindari gangguan respon imun.[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Kementerian Kesehatan RI. Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR). 2017 https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/non-who-publications/2017-mr-guidance-immunization-campaign-moh-bahasa.pdf?sfvrsn=4c49454a_2
4. CDC. The Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. 2021 https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/meas.html#
6. Drugs.com. M-M-R II Vaccine Prescribing Information. 2020 https://www.drugs.com/pro/m-m-r-ii-vaccine.html#s-34067-9
19. Drugs.com. Measles virus vaccine Side Effects. 2022 https://www.drugs.com/sfx/measles-virus-vaccine-side-effects.html

Indikasi dan Dosis Vaksin Campak
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Bukti Medis untuk Mematahkan Mitos Antivaksin
    Bukti Medis untuk Mematahkan Mitos Antivaksin
  • Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
    Cara Menyiasati Keraguan Vaksin
  • KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
    KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
  • Perbandingan Jadwal Imunisasi Anak menurut IDAI tahun 2017 dan 2020
    Perbandingan Jadwal Imunisasi Anak menurut IDAI tahun 2017 dan 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
25 hari yang lalu
Apakah bayi yang belum mendapatkan vaksin campak tetapi sudah terkena campak, harus segera dirujuk ke spesialis anak?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, apakah bayi yg belum mendapatkan vaksin campak tapi sudah terkena campak harus segera dirujuk ke spesialis anak? Atau bisa hanya dilakukan...
Anonymous
04 Januari 2023
Imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah kontraindikasi imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi? Bayi ini riwayat kdk setelah imunisasi dan berlanjut menjadi...
dr.I Nyoman Diane
29 Desember 2022
Immunisasi kejar pada anak usia 3 tahun yang belum mendapat vaksin campak
Oleh: dr.I Nyoman Diane
2 Balasan
Alo ts Dokter Yth :Seorang Anak Usia 3 Tahun Samasekali Belum Pernah Mendapat Immunisasi Campak (MR), Apakah Masih Perlu/Boleh Diberikan, Di Usia 3 Tahun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.