Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Campak
Vaksin yang mengandung virus campak tidak dapat diberikan pada kehamilan karena memiliki risiko terhadap fetus. Pemberian vaksin pada ibu menyusui sejauh ini dikatakan aman dan bukan merupakan kontraindikasi.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kategori B2 (TGA): Obat yang dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung pada bayi setelah dilakukan studi. Studi pada hewan juga tidak adekuat atau bahkan kurang, tetapi data yang ada tidak menunjukkan adanya peningkatan kerusakan pada fetus.[7,8]
Sampai saat ini, penelitian terkait pemberian vaksin pada ibu hamil tidak menunjukkan adanya efek teratogenik pada fetus. Akan tetapi, vaksin campak merupakan salah satu vaksin hidup yang secara teori memiliki risiko untuk menimbulkan gangguan perkembangan pada fetus. [12]
Studi pada 131 ibu hamil yang diberikan vaksin measles, mumps, rubella (MMR) menemukan bahwa sebagian besar ibu hamil (61,9%) tidak mengalami efek samping dari pemberian vaksin campak. Efek samping yang sering ditemukan adalah abortus spontan (12,7%), aborsi terapetik (3,7%), dan oligohidramnion (3,7%). Kelainan kongenital juga ditemukan dengan persentase 3,7%. [33]
Wanita yang telah mendapatkan vaksin campak, disarankan untuk tidak hamil dalam 28 hari setelahnya. Jika vaksin tidak sengaja diberikan pada wanita hamil atau kehamilan terjadi sebelum 28 hari setelah vaksin, maka kehamilan tidak perlu digugurkan. [34]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
CDC menyatakan bahwa vaksin dapat diberikan pada ibu menyusui dan bukan merupakan suatu kontraindikasi. [21] Sampai saat ini belum diketahui apakah vaksin campak diekskresikan melalui ASI. [35] Dari studi prospektif yang dilakukan pada 169 ibu menyusui yang diberikan vaksin campak 1 bulan pasca melahirkan, RNA virus campak ditemukan pada 2 orang. Fetus yang menerima ASI yang mengandung RNA virus campak tersebut tidak menunjukkan adanya gejala klinis campak. [36]